Topic
Home / Narasi Islam / Wanita / Muka Dia, Muka Dua, Inconsistently

Muka Dia, Muka Dua, Inconsistently

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Alfatih Studios)
Ilustrasi. (Alfatih Studios)

Bismillaah..

dakwatuna.com – Ini merupakan sedikit curahan hati seorang anak manusia yang tidak bisa saya sebutkan nama aslinya. Ya, sebut saja fulanah. Dia begitu ‘gregetan’ melihat fenomena tingkah laku beberapa akhwat dengan jilbab lebarnya itu. Beberapa ya, bukan berarti semuanya. Ini berlaku untuk semua wanita di dunia ini sebenarnya. Tidak ada diskriminasi. Hanya sekarang mungkin dia lebih menekankan kepada akhwat berjilbab lebar karena mereka begitu istimewa. Saya coba terjemahkan isi curahan hatinya dalam bentuk tulisan ini.

Tingkah laku mereka ketika di dunia nyata memang begitu santun, namun ketika di media sosial, lain lagi ceritanya. Mereka yang sering mendapatkan bahkan telah khatam dan paham betul dengan materi kajian terkait dengan Ikhtilat, Ghaddul bashar, dan Tabarruj, malah kurang bahkan tidak diterapkan di media sosial. Padahal media sosial merupakan pintu gerbang seorang manusia untuk lebih mengenal sosok manusia lainnya. Identitas diri mereka begitu terbuka, bahkan foto-foto diri asli mereka pun terpampang jelas di dalamnya. “Walaupun gaya fotonya gak alay banget sih, tapi ya sama aja nampilin foto kan?”

Patut disyukuri bahwa para akhwat ini begitu giat menebar kebaikan. Bisa dibilang berdakwah di dunia maya dengan begitu rajinnya. Hanya saja ada beberapa diantara mereka yang benar-benar menolak keras memajang foto diri di facebook. Ya, kagum dan salut dengan para akhwat ini. Begitu konsisten tidak menampilkan foto diri mereka di facebook. Tapi ketika ditelusuri media sosial yang lain seperti blog, twitter, instagram, tumlbr, path, LINE, BBM, mereka malah menampilkan foto asli mereka. “Sontak kaget banget dong.. Perasaan mereka begitu menjaga diri di facebook-nya, tapi di media sosial lain begitu terbukanya.” Ya, dapat disimpulkan bahwa mereka tidak menampilkan diri di facebook, tapi di media sosial lain. “Apa bedanya? sama-sama medsos kan ya?” Pikirkan..

Miris, sangat miris sekali. Terjadi inconsistently di sini. “Kalau memang rasa ingin menampilkan foto diri itu begitu memuncak, sudah tampilkan saja, yang penting niatnya positif. Lah ini seperti terkesan ‘muka dua’ loh, hanya di facebook kau tak tampilkan diri aslimu..”

Sedikit cerita, ada seorang akhwat yang sering menjadikan foto asli dirinya sebagai Profile Picture (PP) di facebook. Kemudian suatu hari dia ditegur oleh kakak tingkatnya yang memang seorang ikhwan bahwa dia harus mengganti PP-nya itu. Ya dia nurut-nurut saja karena memang dia sudah tahu bahwa implikasi dari menampilkan foto diri yang asli itu ada baik dan buruk, tapi karena kakak tingkat itu ingin dia mungkin lebih terjaga lagi, khawatir timbul FITNAH disebabkan fotonya yang bisa menyebabkan orang tertipu daya dengan rayuan setan sehingga menyebabkan dosa bagi mereka yang mungkin memandangnya dengan syahwat. Na’udzubillaah..

Tapi hasratnya yang begitu tinggi untuk menampilkan foto diri setelah itu begitu membara. Karena dia ingin sekali memberitahukan kepada para penghuni medsos bahwa inilah dirinya yang sebenarnya. Bukan untuk tujuan negatif pula. “Fotonya juga ya tetap menjaga sikap, tidak berlebihan, Nid..”

“Hmm begitu ya..”

***

Suatu hari, saya mendapati sebuah hadits yang pernah murobiyyah saya utarakan di bawah ini.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir ra. bahwa Rasulullah saw. melihat seorang wanita, maka beliau kemudian menemui Zainab ra. yang sedang menyamak kulit binatang. Beliau menggauli Zainab ra. Kemudian beliau menemui para sahabat, dan berkata:

إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً

فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ

Artinya: “Sesungguhnya wanita itu, dari depan bisa digunakan setan untuk menggoda, dari belakang juga bisa digunakan setan untuk menggoda. Maka jika seseorang melihat wanita, sebaiknya segera mendatangi isterinya. Karena hal itu akan menghapus pikiran-pikiran tadi.”

“Sesungguhnya wanita itu, dari depan bisa digunakan setan untuk menggoda, dari belakang juga bisa digunakan setan untuk menggoda ….. “

Bayangkan, depan dan belakang saja seperti itu..

Maka sudah sepantasnyalah para wanita berhati-hati dalam menampilkan dirinya untuk dilihat kepada khalayak ramai, terutama yang bukan mahram-nya, baik dari depan maupun belakang. Ya, perbaiki niatnya..

Kata Al-Fatih Studio juga gini (lihat gambar, red).

Jadi sebenarnya tidak mengapa menampilkan foto diri yang asli karena tidak ditemukan pula dalil yang melarangnya, asal hijab tetap terjaga. Sebenarnya maksud dari tidak menampilkannya pun karena khawatir terjadi fitnah saja. Silahkan pilih, mau menampilkan atau tidak.

Saya sekarang sedang proses untuk bisa menjadi pribadi muslimah yang lebih baik lagi. Semoga Allah menyadarkan yang belum sadar seperti saya ini (eh, hehe). Semoga yang sudah sadar bisa menyebarkan kesadarannya sehingga makin banyak yang tersadarkan.

Allah Maha Melihat. Semoga Allah senantiasa memberkahi kita semua. Aamiin.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasantri di Psikologi UPI yang bercita menjadi seorang IRT Berkualitas. Senang mengabadikan jejak dalam celotehan sampai narasi sederhana.

Lihat Juga

Apakah Trump Akan Konsisten Dengan Janji Kampanye?

Figure
Organization