Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Bahagia Itu Sederhana

Bahagia Itu Sederhana

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Mengumpulkan selalu energi positif untuk sebuah proses perbaikan diri adalah sebuah kemestian, sehingga mari sobat, sama-sama kita perbaharui rasa syukur kita pada Zat yang senantiasa mencintai kita dalam keadaan apapun. Kitanya saja yang kurang menyadari bahwa naunganNya setiap saat. Yah.. setiap detak napas kita.

Nah.. lagi-lagi harus kita kumpulkan energi itu setiap saat, Bahagia itu sederhana.

“Bahagia ketika melihat orang lain sukses, bahagia ketika orang yang pernah secara tidak langsung menyakiti kita namun sekarang ia sukses, kita juga turut bahagia, sehingga bahagia itu sederhana saja”.

“Bahagia itu, ketika kita bisa memahami orang lain seperti halnya kita tak menuntut orang lain seperti yang kita inginkan, pasti akan bahagia”.

“Bahagia itu, ketika kita tak memandang jelek orang lain yang pernah sangat bersalah kepada kita karena sejatinya “No Body Perfect”.. Yah.. bahagia itu ketika orang yang kita cintai juga merasakan bahagia seperti yang kita rasakan”.

“Bahagia itu, ketika kita bisa tetap tenang di saat orang lain berusaha merusak kebahagiaan kita karena sebuah kemestian setan akan merasa tidak nyaman jika manusia bahagia”.

“Bahagia itu, ketika kita bisa membahagiakan orang yang kita sayangi, seperti orang tua misalnya, nah.. selanjutnya mari kita rasakan luapan bahagia itu ketika orang tua kita meneteskan air mata bahagianya di hadapkan kita.. Subhanallah.. tak bisa diungkapkan..” Akan beda dimensinya masing-masing kita. Termasuk keluarga dekat kita sekalipun tak akan mampu menilai bagaimana bahagianya kami. Bagi kami bahagia itu “hati”..menghargai setiap pendapat, bertutur kata sopan, mengatakan yang patut dikatakan, dan menyimpan sesuatu yang tak patut dikatakan.. yah.. inilah kami dengan sejuta bahagia.

Selanjutnya, mari kita bingkai bahagia itu dengan tak menyimpan dendam kepada siapa pun, dalam hal apapun, dalam momen apapun, karena dendam akan mengikis kelembutan hatimu, ia akan membakar ragamu, biarkan Allah tempat mu menyandar, insya Allah akan senantiasa bahagia bersama mu.. Tak lebih, kita tak bisa menuntut orang lain seperti yang kita inginkan, sama hal nya orang lain tak bisa menuntut kita seperti yang ia inginkan.. Tersenyumlah.. bahagialah.. kemudian satu lagi.. bahagia itu tak bisa dinilai dengan materi karena bahagia itu milik jiwa. Jiwa yang mana Rabb kita yang menguasai. Allah lah tempat kita kembali.

Banyak tempat, banyak momen yang mengajarkan kita akan sebuah keutamaan Allah di atas segalanya. Sekalipun hanya sebuah masalah kecil, tapi ia bisa menjadi sebuah pembelajaran besar bahwa selama engkau masih menjadikan Allah yang utama maka selamanya kita harus siap melewati setiap setiap langkahnya, tak pilih apakah itu menyenangkan, membuat kita tersenyum bahagia atau bahkan membuat air matamu menetes atau beratnya lagi engkau dituntut menjadi lebih tenang menyikapi dan menyelesaikan.

Pernah suatu ketika seseorang ditanya, Rasulullah banyak masalah? Rasulullah berat masalahnya? Rasulullah banyak ujiannya? Jawabannya iya, lalu akhirnya bagaimana? Bahagia atau sengsara? Jawabannya pasti ” Bahagia”.

Lalu kita? Yah.. belum seberapa, hanya sedikit, sedikit sekali, hanya kecil hambatan, lalu kenapa kita lari dariNya? Seharusnya tambah mendekat bukan? Memang sudah sebuah kemestian, untuk bahagia itu harus melewati rintangan. Tak mungkin, engkau bisa bijaksana, jika tak ada konflik yang engkau hadang. Engkau tak akan mungkin bisa dewasa kalau tak ada ujian yang kau lalui. Engkau tak mungkin bisa berlari kalau kau tak pernah melangkahkan kaki mu. Engkau tak mungkin bisa tahu kesalahan mu kalau engkau tak pernah ditegur atas kesalahan mu. Yah.. semuanya bisa kita dapatkan di sini di kehidupan ini, bisa kita temukan, saksikan bahkan kita melewatinya.

Masihkah kita mengeluh? seharusnya bersyukur karena banyak samudera ilmu yang mendidik kita, menjadi hamba yang selalu mengembalikan pada Zat yang menguasai jiwa kita.. Allah tempat kita kembali..

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Pegawai Negeri Sipil. "Menjadi karanglah meski tak mudah, sebab ia akan menahan sinar matahari yang garan, ia akan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah, melawan bayu yang keras menghembus dan menerpa yang dingin yang mencoba membekukan, ia akan kokohkan diri agar tidak mudah hancur dan terbawa arus, ia akan tegak berdiri, belajar untuk terus berjalan..nmenapaki arti hidup sesungguhnya"

Lihat Juga

Bersyukurlah, Maka Hidupmu Akan Bahagia

Figure
Organization