Topic
Home / Pemuda / Mimbar Kampus / Lemah Pasca Kuliah

Lemah Pasca Kuliah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Dulu di kampus dia aktivis dakwah. Kiprahnya papan atas dan penuh wibawa. Namun setelah lulus dia mulai tampak berbeda. Mungkin karena sudah kerja. Lingkungannya tak lagi sama. Kini tampilannya necis ala anak muda. Perhatiannya telah beralih pada ‘haha-hihi’ dan hura-hura. Rambu halal-haram dan ikhwan-akhwat juga sering kali (pura-pura) lupa. Ngaji dan dakwah? Ah, itu masa lalu waktu kuliah! Sungguh dia tersengat racun dunia.

Pada mereka dalam hati kita berkata: Dasar lemah!

Tapi kemudian, akhirnya kita berada di posisi mereka. Lulus kuliah dengan status sepi amanah. Sebagian sudah didelegasi untuk regenerasi, sisanya ditinggal demi melarikan diri. Setelahnya, kita fokus bekerja. Kesibukan merajalela. Pelan tapi pasti, kita belajar menyesuaikan diri: tampilan necis, haha-hihi dan hura-hura, lalu pura-pura lupa. Ngaji dan dakwah tak lagi jadi amal utama. Tak sadar kalau kita sedang tersengat racun dunia.

Untuk beberapa saat, sepekan, sebulan, atau beberapa tahun kita masih saja terlena. Tampak asing untuk dakwah, seperti orang lain yang belum kenal tarbiyah. Jangankan dakwah, tilawah harian saja sudah tidak pernah. Jangankan dakwah, hadir di pengajian rutin saja rasanya ogah. Kita semakin jauh. Kita semakin jatuh.

Semoga saja tiba masa di mana kita bernostalgia. Mengingat waktu dulu kita pernah bermanis-manis dalam dakwah. Mengingat sosok kita dahulu yang lucu, sederhana, apa adanya, namun semangat berlelah-lelah di jalan-Nya. Sebagian diri kita mungkin menganggapnya tak lebih dari kenangan masa lalu. Namun semoga saja masih ada sebagian lagi dari diri kita yang bertanya penuh rindu: Ke mana semangat itu?

Mungkin ini saat kita untuk kembali. Masuk ke dalam barisan lagi. Berkutat dengan amanah dakwah lagi.

Kita lekas bercermin dan mendapati sosok kita yang tadi bertanya di seberang sana. Pada tatapannya ada kata-kata: Dasar lemah!

Kelemahan itu adalah bukti, bahwa sudah saatnya kita bertaubat dan memperkuat diri.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak kecil menggemari segala jenis masakan. Hingga kini senang membaca dan mengakrabi aksara.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization