Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Anak / Sudahkah Orang Tua Terlibat Dalam Pendidikan?

Sudahkah Orang Tua Terlibat Dalam Pendidikan?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

ibu-dan-anak-bermain-uangdakwatuna.com – Siang itu, Marni berjalan gontai ke Toko Grosirnya, matanya sembab dan wajahnya sangat muram. Dengan enggan Marni membuka troli gedung persegi empat yang menjadi usaha andalannya di samping penghasilan dari suaminya. Beberapa pembeli yang sudah menunggu dari pagi ,terheran-heran melihat Marni begitu tidak bersemangat.

Tiba-tiba Marni menangis histeris, “Ya Allah ampuni hamba! Yang telah melalaikan amanahmu!”

Marni sangat menyesal karena menelantarkan anak-anaknya, menjalani toko grosirnya hingga pukul sepuluh malam, pagi buta sudah kembali ke tokonya. Hari itu, mungkin hari terburuk yang pernah dialami oleh Marni, dia menyangka anak sulungnya baik-baik saja, pergi dan belajar di sekolah seperti biasa. Hingga Darma, putra pertamanya itu enggan ke sekolah, seperti trauma dan mengurung diri di kamarnya. Awalnya, Marni menganggap Darma sedang malas ke sekolah saja. Namun kabar dari gurunya yang sangat mengagetkan.

Kami sudah berusaha menghubungi Ayah dan Ibu Darma, kami tahu ini sangat lancang hingga kami mengambil tindakan tanpa sepengetahuan orangtua Darma. Kami memohon maaf, Ayah Darma sedang di luar kota bukan? Sedangkan ibu susah sekali kami hubungi. Kami sudah membawa Darma ke puskesmas untuk visum. Darma menjadi korban bullying dan pelecehan bu. Kami memohon maaf karena kecerobohan kami”

***

Sepenggal kisah tersebut mengingatkan kita tentang pentingnya peranan orangtua dalam proses pendidikan anak. Pendidikan dan pembinaan anak di rumah dan di sekolah hendaknya sejalan dan beriringan dan saling melengkapi. Orangtua adalah pendidik anak sesungguhnya, mengetahui keseharian serta kegiatan-kegiatan yang dilaluinya. Orangtua adalah kurikulum sejati pendidikan anak. Perlu adanya hubungan yang erat antara orangtua dan guru yang mengajarnya di sekolah, buku penghubung menjadi alat komunikasi antara orangtua dan guru. Sehingga proses transfer pendidikan menjadi terhubung dan berkelanjutan. Seperti yang dikatakan Bob Beaupez:

Education is a shared commitment between dedicated teachers, motivated students and enthusiastic parents with high expectation.

Pendidikan tidak hanya dibangun oleh seorang guru yang memiliki dedikasi, namun ditopang adanya keinginan belajar siswanya dan tentu saja orangtua yang memiliki antusias dan ekspektasi yang tinggi. Kemudian pertanyaannya adalah, bagaimana dengan orangtua yang sama sekali tidak mempedulikan pendidikan anaknya? Dengan banyak alasan, baik karena kesibukan maupun enggan untuk mencampuri proses pendidikan anaknya serta berdalih, “pendidikan adalah tugasnya guru di sekolah”. Masih hangat diingatan, bagaimana salah satu sekolah internasional terkemuka di Jakarta tersandung masalah pelecehan seksual, bahkan gurunya menjadi tersangka. Pendidikan adalah proses kerja tim yang meliputi guru, warga sekolah dan orangtua, sebuah tim yang saling menguatkan dan berjalan beriringan.

Ironisnya, orangtua yang “sadar” akan pentingnya hubungan orangtua dan guru kadangkala mengindahkan peranan sekolah dan guru, selayaknya sekolah dijadikan sebuah pabrik yang mencetak siswa-siswa berkarakter, namun melupakan peranan pentingnya orangtua dalam ikut serta mendidik anak-anaknya pasca sekolah. Gerbong seperti ini, menuntut kesempurnaan pendidikan di sekolahnya, dan melepaskan tangannya dari sebuah kewajiban pendidikan anak yang merupakan amanah terbesar dari Allah Subhana Wa ta’ala.

Ada benang merah yang terputus, berlanjutnya pendidikan karakter anak bangsa tidak lepas dari peranan guru dan orangtua, hubungan ini harus saling melengkapi serta saling memperbaharui. Sehingga proses pendidikan berjalan dan berkesinambungan, adanya Parent Teacher Association (PTA) dan tools buku penghubung di sekolah merupakan salah satu metode yang perlu diupayakan agar berjalan maksimal.

Dan kemudian, marilah kita berefleksi, sudahkah kita terlibat dalam pendidikan anak-anak kita? Wallahu a’lam bishawab.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lulusan UIN Jakarta ini mendedikasikan dirinya sebagai Guru sejak masa kuliahnya, Pendidikan adalah dunia yang ditekuni dan menjadi bagian yang sangat penting dalam hidupnya. Menulis, membaca serta riset adalah kegemarannya, saat ini Cici biasanya orang-orang memanggilnya, mengabdikan diri untuk mendampingi guru-guru agar mahir mengajar. Saat ini, Cici bergabung dengan Sekolah Guru Indonesia sebagai coach.

Lihat Juga

Tradisi Ilmu dan Pendidikan antara Islam dan Barat

Figure
Organization