Topic
Home / Berita / Opini / Film “Aku, Kau & KUA” Ajarkan Pemuda Bahwa Dalam Islam Tidak Ada Pacaran

Film “Aku, Kau & KUA” Ajarkan Pemuda Bahwa Dalam Islam Tidak Ada Pacaran

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah” (Q.S Adz-dzariyat : 49)

Semua pasangan di dunia ini adalah takdir-Nya. Tak ada yang bisa mengubah kebesaran-Nya. Walaupun begitu, berusaha mencari yang terbaik tetap boleh, tentunya terbaik di hadapan Allah. Tapi untuk tujuan itu bukan hal mudah, apalagi dengan cara sembarang, sampai-sampai melanggar syariat Allah, seperti yang sering kita lihat sekarang (mereka yang berpacaran). Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan melupakan takdir-Nya. Dan film “Aku, Kau & KUA” muncul seakan memberi pelajaran kepada kita (khususnya kaum muda-mudi) bahwa dalam Islam tidak ada pacaran.

Film karya MONTY TIWA ini, benar-benar mengajarkan kepada kita bagaimana cara berhubungan dengan wanita yang benar dan sesuai ajaran islam. Tentunya ini hadir setelah melihat keadaan muslim yang sudah tidak memperdulikan batasan antara kaum adam dan hawa. Mereka seperti lupa akan larangan Allah berkhalwat dengan lawan jenis bukan muhrim. Menganggap pacaran itu hal sepele dan justru menganggap itu ajang perkenalan lebih dalam menuju jenjang pernikahan.

Sekarang akal-akalan itu sudah menjadi barang pasaran bagi mereka yang diperbudak oleh hawa nafsunya. Alasan itu dijadikannya solusi untuk menjaga cemewewnya (pacar) dari kejaran lelaki lain. Padahal sebelum janur kuning menancap di depan rumah si doi perempuan itu bukan hak siapa-siapa kecuali orang tuanya. Karena kebersamaan selama bertahun-tahun dengan status pacaran akan dikalahkan dengan akad nikah yang hanya beberapa menit saja. Begitulah film ini menyampaikan kepada kita bahwa solusi dari semua ini bukan “pacaran” tapi solusinya adalah “menikah”.

Selain itu, dalm film ini juga membeberkan bagaimana kriteria calon pasangan menurut islam. Bukan harta, tahta, keturunan atau jabatan. Karena kebahagiaan tidak semerta-merta di dapatkan dari itu semua. Bahkan terkadang itu membuat susis dalam keluarga atau suami sieun istri. Padahal suamilah yang seharusnya memimpin sebuah keluarga bukan sebaliknya.

Karenanya, dalam menentukan sang pendamping hidup tidak cukup jika hanya dilihat dari sisi tadi saja. Seperti Rasulullah pernah bersabda “Wanita dinikahi karena empat perkara. Pertama hartanya, kedua kedudukan statusnya, ketiga karena kecantikannya, keempat karena agamanya. Maka carilah wanita yang beragama Islam engkau akan beruntung”. Dengan begini jelas yang harus diutamakan adalah agamanya, karena mencari pasangan dalam menikah adalah langkah awal dalam membina sebuah rumah tangga.

Oleh karena itu, seharusnya ini memberikan motivasi bagi mereka yang mengharapkan pendamping hidup yang baik untuk memperbaiki dirinya. Karena pasangan yang baik akan mencari yang baik pula demi menghindarkan dirinya dari hal-hal yang tidak baik. Dan jika keduanya baik maka akan hidup dalam satu tujuan menuju kebaikan.

Salah satunya adalah berhijab bagi kaum hawa. Begitu pula amanat yang bisa kita ambil dari film berdurasi 1 jam 40 menit ini. Tapi jangan sampai niat berhijab itu hanya semata untuk mendapatkan jodoh. karena itu akan menjadikan kita kecewa dan akhirnya melepas hijab lagi ketika belum segera mendapatkannya. Justru ketika tetap menjaga hijab maka itulah yang Allah syariatkan. Dan akhirnya jodoh itu akan datang karena Takdir-Nya, seperti di filmnya.

Film seperti ini harus lebih diperbanyak lagi, bukan berarti kita nonton terus sampai lupa ibadah juga. Maksudnya untuk memberikan perlawanan terhadap banyaknya film-film yang merusak pola pikir pemuda sekarang. Berpegangan tangan, jalan bersama, berpacaran seakan biasa karena film yang tidak mendidik itu, padahal jika melihat film ini (AKU, KAU dan KUA) obat galau buat para pemuda itu menikah.

Akan terlihat lebih keren dan indah jika pemuda-pemuda sekarang seperti dalam film “AKU, KAU dan KUA”, menyatakan cinta bukan untuk berpacaran tapi “will you marry me?”, maukah kau menikah denganku?, atau nikah yuk. Semoga film ini menjadi inspirasi bagi sutradara-sutradara lain untuk berkarya melalui film-film yang lebih mendidik, sehingga agama dan bangsa ini terjaga dari segala hal pelecehan kaum muda.

Memberi hal-hal positif yang ada di film “AKU,KAU dan KUA”.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Azhar Fakhru Rijal, Mahasiswa Ma�had Aly Annuaimy dan Anggota FLP Jakarta, pernah juga menjadi pimred madding Al-Furqon Post (ponpes Alfurqon).

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization