Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Beban Kehidupan

Beban Kehidupan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (ikhtiarui.wordpress.com)
Ilustrasi. (ikhtiarui.wordpress.com)

dakwatuna.com – Seorang guru memberi ujian pada kedua muridnya, siapa yang bisa sampai duluan ke tempat tujuan dengan memikul balok kayu sepanjang 6 meter, akan mendapat hadiah dan mendapatkan predikat lulus.

Kedua murid itu berlari dengan memikul balok kayu, sang guru sudah mendahului dan menunggu di tempat tujuan…

Di tengah perjalanan, salah satu dari murid berpikir ‘Balok ini terlalu berat. Sebaiknya kupotong agar ringan dan lariku bisa lebih cepat’.

Lalu dipotongnya balok itu jadi 3 meter dan bisa berlari lebih cepat meninggalkan temannya yang terseok-seok, sang teman ketinggalan jauh.

Setelah mendekati tempat tujuan, dia terhenti dan bingung karena harus melewati jurang selebar 5,75 meter.

Di tengah-tengah kebingungan, temannya datang dengan tertatih-tatih dan memakai baloknya yang masih utuh untuk menyeberang dan sampailah dia di tempat tujuan.

Demikianlah hidup, setiap kita memiliki ujian dan sebagian dari ujian itu kita namakan beban, baik saya maupun Anda pembaca pasti harus membawa beban itu dan Anda harus tetap sampai kepada tujuan yang sudah ditetapkan. Sesungguhnya beban kehidupan itu bertujuan untuk membuat kita menjadi lebih tangguh, dewasa, bijaksana dan lebih baik dari masa ke masa.

Tetapi ada yang mengira dirinya cerdik dan bijaksana bahkan menghindar dari beban yang harus dipikul itu, Dia mencoba melakukan segala cara yang terpenting baginya sampai lebih dulu dari teman-temannya. Katakanlah “Kaya & Sejahtera” menjadi tujuan itu maka beban berat harus dilakukan untuk itu, usaha, ikhtiar, berdoa, konsistensi, kesungguhan, keseriusan, fokus adalah beban itu dan tidak semua orang bisa melakukannya padahal setiap orang sama mendapatkannya. Kemudian dia mencari cara yang berbeda, agar bisa sampai ke tujuan dia menipu, menjilat, mencurangi, mengkorupsi, karena dia tidak ingin capek dengan keseriusan, tidak mau terbebani dengan konsistensi, tidak mau berat dengan kerja keras tetapi ketika dia ketemu dengan ujian terbesar akhirnya tidak bisa menghadapinya sedangkan orang lain yang bersusah payah dari awal prosesnya bisa menyelesaikannya karena sudah terbiasa bersusah payah dari awal.

Nah, terkadang Kita merasa terseok-seok karena kelelahan dan beratnya beban hidup yang harus dibawa, jangan pernah mengambil jalan pintas karena kesusahpayahan itu yang nantinya dapat menolong Anda dari kesusahpayahan yang lebih besar dari apa yang Anda hadapi saat ini.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Founder PT Coach Addie Group & Indonesian Muslim Foundation, Tinggal di Kota Bandung kelahiran Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics and Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside. Lulus dari Fakultas Dakwah STAI Al-Haudl Ketapang, Kalbar, Melanjutkan S-2 Manajemen di Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization