Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Menggoda Pasangan untuk Selingkuh

Menggoda Pasangan untuk Selingkuh

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Mengapa memilih judul yang seram-seram?

Begitulah kenyataan yang kita hadapi hari-hari ini, memang seram-seram miris. Selingkuh seolah menjadi hiburan bagi jiwa-jiwa terlena dan tak tahu jalan. Ada banyak alasan dan banyak momen yang dijadikan kesempatan. Adapun tentang tema di atas, adalah suami atau istri yang menggoda pasangannya sendiri.

“Pada awalnya saya curiga dengan suami saya. Saya menduga ia berselingkuh. Karenanya saya membeli nomer baru dan menghubunginya sebagai mantan pacar SMA-nya,” tutur seorang istri.

“Beberapa kali komunikasi hanya say hello. Lalu suatu hari saya menelepon suami saya dengan menyamar sebagai mantan pacarnya. Saya goda dia dan mengajaknya bertemu untuk bernostalgia. Ternyata ia menanggapi dengan genit dan mesra. Lama-lama saya tak tahan dan berteriak keras, bahwa sejatinya saya yang menyaru menjadi mantan pacar itu!” Ia tampak emosional.

“Saya rekam semua riwayat komunikasi dan percakapan kami, setiap mendengarnya saya tak tahan. Saya jadi benci suami saya!”

Akibat peristiwa itu ia tak mau masuk kerja selama beberapa hari, hanya menangis di depan kaca cermin sambil menjambaki rambutnya sendiri. Tak mau makan, apalagi mandi. Kacau sekali.

Kenyataan lain dialami sebuah keluarga. Sang suami yang menyamar menjadi lelaki lain. Membuat akun facebook dan menggoda istrinya. Cukup lama, berbilang bulan hingga kesetiaan sang istri rontok dan jatuh cinta pada lelaki fiktif yang ternyata adalah suaminya. Tentu saja suaminya jadi punya alasan untuk meragukan kesetiaan istrinya. Dan selanjutnya mereka sering diliputi berbagai pertengkaran oleh sebab itu.

Ujian kesetiaan. Mengapa harus dengan cara kotor seperti itu? Apakah hanya segelintir orang atau ada lagi yang mengalaminya?

“Saya punya dugaan itu,” tutur seorang perempuan dengan nada datar,”Ketika saya memiliki masalah dengan suami, sebenarnya masalah pekerjaan, lalu saya merasa diteror oleh seorang lelaki.”

“Ia beberapa kali meng SMS saya dan menyatakan bahwa saya pastilah perempuan yang kesepian, ia tahu kesibukan suami saya dan menawarkan diri untuk menghibur saya.” Perempuan itu tersenyum simpul.

“Bahkan yang lebih buruk, ia membuat kata-kata kencan seolah kami telah beberapa kali melakukan hubungan intim,” kali ini ia tertawa.

“Untungnya, saya tak pernah menggapi yang demikian itu. Saya tak pernah sekalipun membalas dan juga selalu langsung menghapusnya,” tuturnya.

“Bagaimana anda bisa punya dugaan bahwa suami anda sendiri yang melakukannya?” tanyaku heran.

“Sederhana saja. Setelah berlalu satu dua bulan selalu sms itu tak saya tanggapi, saya melaporkannya ke suami , ‘Mas, ada yang suka menggoda dan sms jorok ke saya. Baiknya dikasih pelajaran apa ya. Lama-lama menjengkelkan juga!’ tahukah anda apa jawaban suami saya?”

Ia berhenti sejenak untuk menambah rasa penasaran saya.

“’Abaikan saja, lupakan saja, tak perlu kau menyimpan nomernya’, begitu kata suami saya dengan datar dan cepat, tanpa menatap wajah saya. Tak mungkin ia setenang itu jika orang lain yang melakukannya. Setahu saya ia adalah seorang yang pencemburu yang pasti ingin mengetahui detail dan bagaimana saya membalas SMS godaan itu.”

“Apalagi, seringkali pesan itu saya terima saat saya sedang bekerja. Juga bagaimana ia tahu bahwa saat mengajak kencan, suami saya sedang di luar kota.”

Perempuan itu tak hendak menguji balik dengan menelepon nomer tersebut atau melakukan penyelidikan lain. Ia hanya menandai bahwa setelahnya, sepertinya suaminya bertambah perhatian, sayang dan cintanya kepadanya. Dan ia memutuskan untuk tak memperpanjang kasus itu. Jika betul suaminya yang ‘tega’ melakukannya padanya, cukuplah bahwa ia telah membuktikan dirinya adalah perempuan dengan kehormatan yang tinggi.

Aneh-aneh saja ya. Btw saya tidak sedang memberikan inspirasi buruk kepada anda lho! Menguji pasangan janganlah dengan cara seperti itu. Lebih baik anda merawat dan memupuk cinta dari pada menggoda pasangan sendiri yang akibatnya kadang justru menjadi bumerang dan luka dalam rumah tangga.

Jangan pula ada niatan menanggapi atau tergoda rayuan gombal dari kecanggihan teknologi komunikasi.  Jangan pernah percaya rayuan dunia maya, bisa jadi identitasnya dipalsukan. Menjalin keluarga, atau mempersiapkannya, yang nyata-nyata saja.

Sekali lagi, jangan goda pasangan anda untuk selingkuh, sekalipun hanya ujian. Sebab itu mengundang masalah baru.

Jika anda tengah melakukannya, insyaf dan behentilah sekarang juga!

****

Setiap tindakan negatif atau positif ibarat benih yang ditanam. Cepat atau lambat akan menuai akibat. Bukankah lebih baik membangun keluarga bahagia dan menjadi Wonderful Couple?

Apa resepnya, baca di buku ini ya. Karya terbaru Cahyadi Takariawan terbitan PT Era Adicitra Intermedia, Solo. Cetakan pertama Februari 2015.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Konselor Senior di Jogja Family Center (JFC), Pengelola Balai Belajar Masyarakat (BBM), tinggal di pelosok kampung Yogyakarta.

Lihat Juga

Saya Istri yang Selingkuh: Apa yang Harus Saya Lakukan untuk Tobat?

Figure
Organization