Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Cita Rasa Bahasa

Cita Rasa Bahasa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi (inet)
ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Setiap orang memiliki cita rasa bahasanya tersendiri. Faktornya pun banyak. Tapi secara umum, terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi cita rasa bahasa seseorang; 1. Kepribadian, 2. Ilmu pengetahuan/wawasan, 3. Kecerdasan linguistiknya. Dari kepribadian, kita dapat merasakan sisi emosional seseorang. Dari ilmu pengetahuan/wawasan, kita dapat megetahui kedalaman seseorang dalam memahami sebuah peristiwa. Dan dari kecerdasan linguistik, kita dapat mengetahui kemampuan seseorang dalam menyampaikan sebuah ide.

Cita rasa bahasa seseorang, hanya dapat diukur dari kemampuan berbicara dan menulis. Seperti kemampuan berbicara misalnya, kita sudah bisa mengetahui cita rasa bahasa seseorang dari; pemilihan kata, dan susunan tata bahasannya. Adapun mimik wajah dan gestur tubuh, tidak bisa dijadikan alat ukur cita rasa bahasa seseorang. Akan tetapi mimik wajah dan gestur tubuh juga memiliki andil yang besar dalam kemampuan berbicara kita. Entah itu dalam kegiatan yang bersifat dialog (khutbah jum’at/sambutan kegiatan formal), maupun dialog(diskusi terbuka/kajian umum/dll).

Adapun dalam kemampuan tulis menulis, kita sudah bisa merasakan cita rasa bahasa seseorang dari akumulasi; pemilihan kata,dan penggunaan tanda baca. Dan inilah yang membedakan penulis biasa, dengan penulis yang memiliki bakat sastra yang baik. Karena penulis yang dikaruniai bakat sastra yang baik, memiliki kemampuan memvisualkan situasi yang mendalam. Bisa dari sisi sosial maupun penggambaran psikologis seorang tokoh. Dan hal inilah yang menjelaskan perbedaan mendasar antara karya tulis akademik, dengan karya tulis sastra biasa. Karya tulis sastra yang umum, memiliki keleluasaan dalam berekspresi, dibanding dengan karya tulis akademik.

Kedua kemampuan tersebut (berbicara dan menulis), haruslah kita latih secara terus menerus. Dan menjadi penting, untuk melatih cita rasa bahasa yang kita miliki pada kompetensi berbicara maupun tulis menulis, tanpa perlu menghilangkan sisi natural yang melekat pada kepribadian kita.

Cita rasa bahasa seseorang, menjadi hal yang penting dalam dunia linguistik, bukan hanya untuk menampilkan sisi orijinalitas dalam pribadi seseorang. Lebih dari itu. Cita rasa bahasa juga bisa menjadi nilai estetika, yang menjadi daya tarik kita dalam menghasilkan sebuah karya. Dan kita tidak boleh melupakan hal yang paling penting. Bahwa cita rasa bahasa juga dapat menjadi katalis (pemercepat) daya tangkap orang lain, dalam usahanya memaknai dan memahami ide karya yang kita sampaikan.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

The real Kelas Internasional

Figure
Organization