Topic
Home / Berita / Internasional / Eropa / Sebelum Tewas Disiksa Ibu Kandung, Gadis Cilik ini Tinggalkan Surat Tentang Dirinya

Sebelum Tewas Disiksa Ibu Kandung, Gadis Cilik ini Tinggalkan Surat Tentang Dirinya

Ayesha Ali. (telegraph.co.uk)
Ayesha Ali. (telegraph.co.uk)

dakwatuna.com – Essex: Anak perempuan delapan tahun ini menuliskan semua daftar buruk dan baik tentang dirinya. Di dalam kamar, Ayesha Ali, dia menuliskan karakter baiknya. Misalnya, meletakkan segala sesuatu sesuai dengan tempatnya, menyelesaikan makannya tepat waktu, dan bergegas mandi.

Karakter buruknya, Ayesha membuat daftar lebih panjang. Contohnya, berbohong, berpura-pura tidak mendengarkan seseorang berbicara, cuek, tidak segera merespons panggilan atau permintaan, tidak memakan semua makanan, kasar, serta tidak meletakkan sepatu di tempatnya.

Gadis cilik itu menulis alasan dia membuat daftar perilaku buruk dan baiknya. “Berusaha keras untuk menjadi orang baik,” ujarnya. Dia tidak ingin melukai perasaan orang lain. “Saya benci mendapat hukuman, jadi saya harus memastikan diri saya berubah,” tulis Ayesha.

Namun ibunya dan kekasihnya tetap membencinya. Ayesha dicap iblis dan berdarah jahat. Sehingga ia layak dihukum dan dibunuh. Niat Ayesha membahagiakan ibunya berujung pada kematian.

Surat-surat itu ditemukan di kamar Ayesha oleh polisi. Ayesha sendiri ditemukan tak bernyawa di rumah orang tuanya, di Chadwell Heath, Essex, Inggris, dengan siksaan yang amat mengerikan. Di tubuhnya ada 50 bekas siksaan yang dilakukan ibu dan kekasihnya.

Adalah wanita bernama Kiki Muddar, kekasih Polly Chowdhurry–ibu kandung Ayesha–yang mempengaruhi Polly untuk menyiksa Ayesha sampai menemui ajal. Berbagai siksaan diterima anak yang disebut oleh guru dan teman-teman sekolahnya sebagai “hadiah dan berbakat”.

Kiki bertubi-tubi meyakinkan Polly bahwa Ayesha itu iblis melalui ribuan pesan yang diunggah di Facebook.

Adapun ayah Ayesha memilih pergi meninggalkan istri dan anaknya setelah Kiki memasuki kehidupan Polly, istrinya.

Butuh hampir dua tahun bagi polisi untuk menguak kasus sadis yang menimpa Ayesha guna memastikan otak pelaku kejahatan atas kematian anak cerdas, periang, dan ramah itu pada 29 Agustus 2013.

Pada Februari 2015, para juri di pengadilan menyatakan kedua perempuan ini terbukti bersalah menyiksa hingga tewas Ayesha. Pada Jumat, 6 Maret 2015, hakim akan menjatuhkan hukuman kepada dua perempuan tersebut. (tempo/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Surat Terbuka untuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Figure
Organization