Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kepada Siapa Engkau Mesti Cemburu?

Kepada Siapa Engkau Mesti Cemburu?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (hanggaady.blogspot.com)
Ilustrasi (hanggaady.blogspot.com)

dakwatuna.com – Kepada siapa engkau mesti cemburu? Rasa-rasanya pertanyaan sederhana ini menggelitik nurani penulis untuk merefleksikannya ke dalam renungan-renungan sederhana, renungan-renungan yang semoga menggugah hati kita. Tentang kecemburuan, hal ini selalu berdampingan dengan rasa cinta. Di mana ada cinta pasti ada rasa cemburu. Bagaikan keberadaan asap yang selalu mendampingi api. Cinta sejati akan menuntut hampir semua potensi dalam dirimu, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, cinta yang hakiki akan memberikan kepadamu keharusan kesetiaan cinta terhadap satu kekasih, dan hal itu menjadi konsekuensi logis yang kemudian muncul, maka rasa cemburu sangat bergantung pada kadar kekuatan cintanya.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah kepada siapa engkau mesti cemburu? Karena kadar cemburu bergantung pada kadar kekuatan cinta. Maka bila cinta itu menuntut kesetiaan terhadap satu kekasih, yakinlah bahwa yang paling engkau cintai adalah yang akan engkau ikuti, engkau bela, engkau taati, engkau teladani, engkau kagumi, pantas untuk engkau cemburui, bahkan di padang mahsyar nanti engkau akan bertemu dengan yang paling engkau cinta. Kepada siapa engkau mesti cemburu? Pertanyaan ini dapat menjadi renungan yang mendalam bagi para penikmat cinta sejati, orang-orang yang sedang jatuh cinta, mereka yang sedang terbakar rindu dan ingin bertamasya.

Kepada siapa engkau mesti cemburu? Sikap cemburulah yang akan mendorong si pecinta untuk berkorban jiwa, harta, dan kehormatannya demi yang dicintai. Mungkin sebagian dari kita begitu kagum dengan sosok Lionel Messi. Pemain sepak bola berkebangsaan Argentina, bernomor punggung sepuluh di klub papan atas Liga Spanyol, tiga kali berturut-turut menyabet gelar pemain terbaik dunia. Mungkin engkau menganggap rasa ini adalah rasa yang biasa saja sebagai seorang fans, rasa kagum yang biasa saja sebagai seorang penggemar. Ya, semua rasa itu tampak seperti biasa saja. Rela mengurangi waktu tidur untuk menyaksikan sang idola bermain, secara tidak sadar sedang berkorban jiwa dengan mengurangi waktu istirahat. Rela mengeluarkan sejumlah dana untuk ikut nonton bareng di kafe-kafe dan di warung kopi untuk menyaksikan sang idola beraksi. Keesokan paginya telat berangkat ke kantor, atau mungkin kinerja menjadi tidak optimal karena rasa kantuk yang mengusik. Secara tidak sadar, sudah berkorban jiwa, harta, dan kehormatan demi orang yang dikagumi. Dan tanpa sadar sudah mencintai Lionel Messi layaknya para pecinta.

Kepada siapa engkau mesti cemburu? Sudikah engkau di hari perhitungan yang tidak ada satupun yang bisa ditutupi, engkau masuk dalam barisan penggemar Lionel Messi, karena secara tidak sadar di dunia engkau bukan sekadar mengaguminya? Tetapi juga mencintainya? Mungkin, kita perlu muhasabah diri lagi, sudahkah menyandarkan cinta pada cinta yang sejati? Atau malah menyandarkan cinta pada cinta yang bersifat semu? Mari merenung bersama, kagumlah pada seseorang dengan rasa kagum yang sewajarnya saja, boleh saja mengagumi makhluk tetapi jangan sampai berlebihan, kelola rasa kagum itu dengan proporsional. Kagumlah dengan sewajarnya saja, jangan sampai ia menjadi cinta, apalagi cinta yang sedang engkau kejar sekarang adalah cinta yang semu, cinta yang akan membinasakanmu di akhirat nanti.

Kepada siapa engkau mesti cemburu? Bagi sebagian besar kawula muda, mungkin tidak asing bila mendengar nama Justin Bieber. Seorang musisi berkebangsaan Kanada yang sukses menyihir perhatian kawula muda dengan talenta dan kemampuan musiknya. Para pemuda dan pemudi rela mengorbankan waktunya, berdesak-desakkan di arena konser, bercampur-baur pria maupun wanita mengorbankan kehormatan, barangkali orang-orang ini perlu membaca hadits berikut. Diriwayatkan bahwa pada khutbah shalat sunat gerhana matahari Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai umat Nabi Muhammad, demi Allah tidak ada seorang pun yang lebih cemburu dari Allah Swt. manakala ada hamba-nya laki-laki atau hambanya yang perempuan melakukan perbuatan zina.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Kepada siapa engkau mesti cemburu? Pertanyaan ini perlu ditanyakan kembali kedalam hati nurani kita, sudahkah dapat membedakan rasa kagum dan rasa cinta? Sudahkah mendedikasikan cinta ini kepada Rasulullah Sang Teladan sebagai implementasi kecintaan kepada Allah Swt. pemilik segala cinta? Masih dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada sesuatu pun yang lebih cemburu dari Allah Swt. oleh karena itulah Allah Swt. mengharamkan berbagai kekejian baik yang nyata maupun yang tersembunyi.”

Kepada siapa engkau mesti cemburu? Ats-Tsauri meriwayatkan dari Hammad bin Ibrahim dari Abdullah, dia berkata, “Sesungguhnya Allah Swt. benar-benar cemburu demi seorang muslim, oleh karenanya hendaklah dia juga mempunyai rasa cemburu.”

Diriwayatkan dari Abdullah r.a. dia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. cemburu, oleh karena itu hendaklah salah seorang dari kalian memiliki rasa cemburu.” (H.R. Thabrani).

Dari Abu Hurairah r.a. disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah itu memiliki rasa cemburu dan orang mukmin juga memiliki rasa cemburu. Kecemburuan Allah Swt. adalah manakala seorang mukmin melakukan apa yang diharamkan atas dirinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Seorang mukmin itu pencemburu, dan Allah Swt. lebih pencemburu lagi.” (H.R. Ibnu Hibban).

Kepada siapa engkau mesti cemburu? Sepertinya semakin cerah arah dan tujuan dari pertanyaan ini, tentang kepada siapa kita mesti cemburu. Bahwa yang berhak dicemburui oleh seorang Muslim, khususnya seorang Mukmin adalah Allah Swt. Sebab, dengan mencemburui Allah Swt. maka seharusnya membuat kita semua sadar bahwa segala kekejian baik nyata maupun tersembunyi adalah hal yang diharamkan. Manakala seorang mukmin melakukan apa yang diharamkan atas dirinya, maka Allah Swt. akan cemburu sebagai bentuk cinta kepada hambanya.

Kepada siapa engkau mesti cemburu? Tentu saja tak ada perdebatan lagi tentang kepada siapa kita mesti cemburu. Tentu saja yang berhak dicemburui adalah Allah Swt. Yang berhak dicintai adalah Allah Swt. dengan segenap cinta, mewujud dalam ketaatan dan menjauhi segala hal yang diharamkan. Sebab tak akan dapat engkau pungkiri bahwa hari di mana pertemuanmu dengan Allah Swt. akan tiba. Siapkah engkau bertemu dengan Allah Swt. sementara Allah Swt. tak peduli karena dalam hatimu tak ada sedikitpun rasa cemburu kepada-Nya? Siapkah engkau yang terlena akan dunia, segala kecintaan yang semu, kecemburuan yang tidak pada tempatnya menyebabkan engkau dilupakan oleh Allah Swt. di akhirat? Sama seperti dirimu yang sering melupakan Allah Swt. ketika hidup di dunia, salah mempersepsikan cinta sehingga cintamu berujung pada cinta yang semu, sehingga kecemburuanmu salah sasaran dan tak ada artinya lagi.

Kepada siapa engkau mesti cemburu? Jawabannya adalah, kepada Allah Swt. hendaknya kita mesti cemburu. Sebagai bukti cinta sejati kepada hanya satu kekasih, kekasih yang berhak memperoleh kecemburuan itu, the One and Only, kepada Allah Swt. Di akhir tulisan ini, sungguh elok apabila kita merenungi pesan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Beliau berpesan, Allah Swt. akan sangat cemburu kepada hamba yang di dalam hatinya tidak terdapat rasa cinta, takut, dan harap kepada-Nya. Terlebih apabila hati tersebut diisi oleh sesuatu selain-Nya. Allah Swt menciptakan manusia untuk menyembahnya, dan menjadikannya sebagai makhluk pilihan di antara makhluk-makhluk-Nya yang lain. Sekarang, kepada siapa engkau mesti cemburu? Jawablah dengan mantap, penuh keyakinan dan pembuktian, hanya kepada Allah Swt.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni Universitas Tadulako Sulawesi Tengah, Penulis Lepas, Trainer Nasional Faktor Destruktif Remaja Kemenpora RI, Trainer Nasional Character Building Kemenpora RI, Aktif di KAPMEPI Sulawesi Selatan.

Lihat Juga

Masih Mau Neh Ngiri?

Figure
Organization