Topic
Home / Berita / Daerah / Sumur Mengandung Zat Besi, Warga Kampung Kaung Gading Bogor Kesulitan Peroleh Air Bersih

Sumur Mengandung Zat Besi, Warga Kampung Kaung Gading Bogor Kesulitan Peroleh Air Bersih

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Warga bahu membahu membuat sumur bor sedalam 32 meter bantuan dari program 'Berbagi Air' PKPU. (Irpan/kis/pkpu)
Warga bahu membahu membuat sumur bor sedalam 32 meter bantuan dari program ‘Berbagi Air’ PKPU. (Irpan/kis/pkpu)

dakwatuna.com – Bogor.  Air menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Tapi faktanya tidak semua masyarakat  Indonesia mudah memperoleh air besih.

Salah satunya adalah warga Kampung  Kaung Gading RW 02 Cibitung Kulon Kabupaten Bogor. Akses untuk memperoleh air bersih sangat kurang. Meski mempunyai sumur  mengandung Zat Besi (keruh).

Celakanya wilayah tersebut kurang memperoleh perhatian pemerintah. Tidak ada sentuhan pembangunan untuk menyediakan air bersih tersebut.

Akibatnya warga setempat harus  mengambil air di sebuah sumber mata air yang jaraknya sekitar satu kilometer dari pemukiman.

“Untuk mencapai lokasi mereka harus mengantre. Lalu membawa wadah-wadah air itu ke rumah masing-masing. Ada yang menggunakan sepeda motor ataupun berjalan kaki,” kata Ferry Suranto Manager HEN PKPU.

Aktivitas pengambilan air bersih dilakukan oleh masyarakat memiliki pembagian waktu tertentu berdasarkan kebiasaan yang dilakukan yaitu dimulai pukul 04.00-06.00 WIB pengambilan air banyak dilakukan oleh bapak-bapak.

Pukul 06.00-17.00 WIB biasanya lebih banyak digunakan oleh kaum ibu karena sarana sanitasi tersebut selain digunakan untuk mengambil air juga untuk mandi dan cuci pakaian. Pukul 17.00-21.00 bapak-bapak lebih banyak yang mengambil air.

Apa yang terjadi di kampung itu,  mendorong lembaga kemanusiaan nasional PKPU tergerak membantu. Mereka membangun  sarana air bersih di desa tersebut melalui  Program Berbagi Air.

“Kita membuat sumur bor sedalam 32 meter menghasilkan air yang bersih dan jernih. Namun untuk dapat memastikan kondisi air tersebut perlu dilakukan uji air ke laboratorium,” kata Ferry Suranto

Dikatakannya, program ini mendapatkan antusiasme masyarakat ditunjukkan  keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan gotong royong pembangunan sarana air bersih.

Gotong royong masyarakat yang dilakukan yaitu selain menyumbangkan tenaga dan ide-idenya juga menyumbang dalam hal material seperti batu bata dan  pasir.

“Tentunya bentuk swadaya masyarakat yang dilakukan ini adalah gambaran dari upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat bersama PKPU,” tutur Ibrahim sebagai tokoh masyarakat.

Program Berbagi Air PKPU ini yaitu selain membangun sarana air bersih secara fisik juga secara mental membangun karakter sumberdaya manusia sekitar menjadi sadar akan kebersihan dan kesehatan.

Di samping itu, rutinitas kegiatan pelatihan KERABAT PKPU dan penyuluhan setiap 2 pekan dapat diaplikasikan secara langsung di lingkungan sekitar.

Komitmen masyarakat yang tertuang dalam rencana kegiatan lingkungan yaitu melakukan Jumsih (jumat bersih).

Jumsih ini dilakukan karena melihat kondisi lingkungan yang banyak sampah berserakan serta kurangnya sarana prasarana tong sampah. Berdasarkan hasil rapat KERABAT dan masyarakat yang dilakukan pada tanggal 26 Februari 2015 didapat bahwa rencana kerja kegiatan Jumsih akan dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2015.

“Harapannya dengan adanya kegiatan Jumsih ini dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat secara luas terhadap kebersihan lingkungan,” katanya. (Irpan/kis/pkpu/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Sinabung Meletus, PKPU Human Initiative Terjunkan Tim Rescue

Figure
Organization