Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Anda Pemimpin atau Bos?

Anda Pemimpin atau Bos?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Juara Olimpiade berkuda, Klaus Balkenhol menyatakan, “Ada perbedaan antara menjadi Pemimpin dan menjadi Bos, Keduanya didasarkan pada otoritas, Bos menuntut ketaatan buta pada orang-orang yang dipimpinnya; Seorang Pemimpin memperoleh kekuasaannya melalui Pemahaman dan Kepercayaan“. Sepanjang karir saya sebagai seorang pemimpin dan sekaligus orang yang dipimpin telah banyak menemukan apa yang dikatakan Balkenhol benar adanya, Banyak Pemimpin dengan menyandang posisi sebagai Supervisor, Manager dan Direktur tetapi sebenarnya tidak memimpin sama sekali, banyak dari mereka menjadi Bos. Bos yang meminta ketaatan penuh anak buahnya, seluruh perintahnya harus dikerjakan saat itu juga dan kemudian membunuh karakter anak buahnya sekaligus mengancam anak buah dengan membuat penilaian kinerja dengan rendah, rotasi dan pemberhentian dari tempat kerja, selalu dengan memerintah dan ancaman sekaligus baik secara kasar maupun halus.

Kepemimpinan pada dasarnya adalah latihan membuat pengaruh. Northouse menunjukkan, “Kekuatan pemimpin adalah kemampuan atau potensi untuk mempengaruhi orang lain“, bukan memaksa orang lain untuk menghormati dengan kekuasaannya, selalu jaga gengsi sehingga banyak orang terutama anak buah tidak mau berkomunukasi terbuka dengannya. Kita sering merujuk pada pemimpin yang memanfaatkan posisi atau otoritas sebagai “Penguasa Penuh” atau “Memerintah” Namun, tidak dapat menegaskan cara-cara bagaimana mempengaruhi orang lain dan tidak tegas pada orang yang dipimpin sehingga kataatan anak buah hanya kamuflase, kepura-puraan, ada atasan seakan-akan bekerja padahal tidak dan ketika atasan tidak ada semakin senang karena tidak ada yang mengontrol pekerjaannya.

French & Raven merintis sebuah forum diskusi kepemimpinan dan kekuasaan dengan lima bahasa di dunia. Salah satu basis kekuatan kepemimpinan adalah menegaskan hukuman bagian kecil dari seni memimpin, memimpin bukan soal posisi atau jabatan, karena John C. Maxwell mengingatkan kita bahwa “Posisi atau Jabatan adalah tingkat Kepemimpinan terendah” Sedangkan tingkat kepemimpinan tertinggi adalah kharismatik dan rasa hormat orang lain disebabkan kredibilitas dan luasnya pengaruh Anda terhadap orang lain, jika tidak seperti itu maka seseorang tidak bisa disebut pemimpin, dia hanya penyandang gelar jabatan saja di organisasi tersebut.

Kepemimpinan disediakan untuk orang-orang yang mempengaruhi sekelompok individu mencapai tujuan bersama.” (Northouse, 2013), Kepemimpinan oleh pengaruh bahkan lebih penting karena kita memimpin generasi yang muncul dalam angkatan kerja yang ingin menjadi lebih dari sekadar sebagai karyawan, mereka ingin menjadi pemangku kepentingan terhadap jalannya perusahaan, terlibat dalam proses maju mundurnya perusahaan. Pengaruh adalah proses berdasarkan kepercayaan antara pemimpin dan timnya. Sayangnya, sebagian besar pemegang jabatan apakah Supervisor, Manajer dan Direktur lebih menggunakan kekuatan “memaksa” orang lain untuk taat, maka mereka memposisikan dirinya sebagai Bos, Sedangkan Pemimpin lebih mengedepankan pengaruh. Pengaruh dikembangkan dari waktu ke waktu, dia berkembang berdasarkan semakin tingginya kredibilitas Anda sebagai manusia bukan karena jabatan yang Anda sandang, seorang pemimpin adalah solusi untuk semua orang, kehadirannya sungguh berharga dan dinantikan, itu perbedaanya. Sedangkan bos walaupun sebagai atasan lebih banyak menjadi sumber masalah bagi tim kerjanya, kehadirannya tidak diinginkan bahkan tim kerjanya selalu berharap dia tidak ada ditempat sepanjang waktu karena kehadirannya selalu membuat “rese” bagi orang lain.

Banyak Supervisor, Manajer dan Direktur mengorbankan jalur “Mengembangkan Pengaruh”dan lebih senang dengan “Menebar Kekuasaan”, menegaskan bahwa “Saya paling berkuasa di sini”. Maka kemudian mereka tidak menjadi “Pemimpin”, mereka hanya menjadi Bos.

Sesungguhnya ada kalanya seorang pemimpin harus menggunakan kekuasaan yang cendrung memaksa. Beberapa ukuran kekuasaan dapat tersirat dalam kebijakan dan prosedur organisasi atau perusahaan. Dalam kondisi krisis misalnya membutuhkan pendekatan yang lebih bersifat memaksa. Ketika rumah terbakar misalnya, Anda harus segera mengambil tindakan cepat dan tegas. Namun, sebagai seorang pemimpin, Anda harus menggunakan kekuasaan dengan hati-hati. Anda harus menjadi “Bos” jauh lebih sedikit daripada yang Anda bertindak sebagai “pemimpin.” Semua pemimpin besar di dunia karena pengaruh mereka sangat besar dimata orang lain. Berhentilah memerintah, berhentilah menggunakan kekuasaan dan mulai memimpin dan mulailah membuat diri Anda berpengaruh bagi orang lain.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Founder PT Coach Addie Group & Indonesian Muslim Foundation, Tinggal di Kota Bandung kelahiran Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics and Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside. Lulus dari Fakultas Dakwah STAI Al-Haudl Ketapang, Kalbar, Melanjutkan S-2 Manajemen di Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat.

Lihat Juga

Pemimpin adalah Cerminan Rakyat

Figure
Organization