Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Insiden Sebuah Doa

Insiden Sebuah Doa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi
ilustrasi

dakwatuna.com – “Berdoalah kepadaku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (QS Al Mu’min: 60).

Satu hal yang harus diyakini oleh seorang muslim adalah akan terkabulnya sebuah doa yang mereka panjatkan kepada Allah. Ada doa yang langsung diijabah, ada doa yang tertunda, dan ada doa yang dikabulkan namun dengan cara ‘unik’ yang mungkin membuat kita tergelitik lalu tersenyum sendiri, hingga mungkin nyeletuk, “Ah, rupanya Tuhan sedang bercanda denganku.”

Pagi itu aku hendak menghadapi ujian semester perkuliahan, tak tanggung-tanggung 4 mata kuliah sekaligus. Berhubung manajemen waktu yang masih kacau sehingga belum semua modul terbaca, hanya beberapa mata kuliah saja itupun belum tuntas. Mendadak aku ingin bolos saja, namun aku tak ingin menjadi pengecut. Sekali genderang perang ditabuh, pantang surut ke belakang dan tak ada waktu lagi untuk berbelok mengatur siasat. Ah, semoga saja ini bukan tindakan bunuh diri.

Ya ‘Aziiz bantu hamba saat ujian nanti.

Jam menunjukkan pukul 05.00 aku bergegas ganti baju, saat mengenakan jilbab dan bercermin tiba-tiba aku berdoa, mungkin lebih tepatnya bergumam, “Ya Allah aku sengaja berangkat pagi-pagi agar ada waktu sebentar buat belajar lagi sebelum ujian, dan Ya Allah aku ingin sedekah pagi ini dan berharap Engkau akan memudahkan ujianku lantaran sedekahku itu.” Aku hanya tersenyum mantap lalu keluar dari rumah untuk menunggu jemputan teman sekampus.

Perjalanan menuju tempat ujian di Brebes berlangsung mulus, hingga akhirnya motor yang aku tumpangi bersama temanku terpeleset di daerah Kluwut yang jalannya sedang diperbaiki. Motor kami terpeleset di kubangan air dan menimbulkan bunyi seperti sesuatu yang meletus, Pletttttaakkkk! Aku masih bersyukur karena tidak sampai terguling. Kami hanya tertawa sebentar lalu melanjutkan perjalanan. Setelah berjalan beberapa meter, ternyata ban motornya bocor terpaksa kami tuntun. Karena masih pagi bengkel tambal ban masih tutup kalau pun ada montirnya tidak mau dibangunkan karena baru saja tidur.

Keringat dingin mulai mengucur, ada sedikit gelisah karena 15 menit lagi ujian dimulai sementara kami belum masuk daerah Brebes. Setelah berjalan dan mencari akhirnya kami menemukan tukang tambal ban, Alhamdulillah. Saat memasuki bengkel itulah aku tersenyum, bukan tersenyum karena bannya mau ditambal tapi tersenyum karena ada sesuatu yang menggelitik. Apakah Tuhan sedang benar-benar bercanda denganku?

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. (QS Al- A’raf: 55).

Aku teringat pada doa yang kulantunkan tadi pagi, apakah aku sudah berdoa dengan baik? Merendahkan diri di hadapan-Nya dan dengan suara yang lembut lagi khusyuk? Ah, rupanya Allah punya cara ‘unik’ dalam mengabulkan doaku sebagaimana ‘caraku’ berdoa pada-Nya.

Melalui ban motor yang bocor itu aku jadi berhenti di bengkel selama beberapa menit, dan saat itulah aku menggunakan waktu menunggu ban itu dengan belajar. Bukankah itu berarti Allah mengabulkan doaku agar memberikan waktu sebentar sebelum ujian? Aku tersenyum sendiri.

Lalu saat hendak membayar ban yang diganti sempat terjadi tawar menawar antara tukang bengkel dengan temanku pemilik motor itu, dengan serta merta aku membayar biaya ganti ban tersebut. Setelah itu lagi-lagi aku tersenyum. Bukankah Allah juga mengabulkan doaku agar aku memiliki kesempatan bersedekah pagi ini? Duhai Allah betapa uniknya skenario-Mu?

Selepas dari bengkel itu aku ceritakan kisah tersembunyi itu pada temanku, dia hanya tertawa. Lalu aku memintanya mengamini doaku sepanjang perjalanan mencari bengkel tadi, anggap saja waktu itu aku sedang teraniaya sehingga berdoa agar Allah agar member kami nilai ujian yang baik. Semoga kali ini Allah juga benar-benar mengabulkannya, entah dengan cara yang unik lagi atau bagaimanapun karena aku tahu Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya.

Hal yang aku pelajari dari insiden doa ini selain kita harus berdoa dengan cara yang baik adalah bagaimana kita terus berpikir positif terhadap Allah. Selalu yakin dengan ketentuan-Nya, tak ada doa yang sia-sia. Sungguh tak ada. Seringkali Allah ingin memberikan nikmat kepada kita melalui ujian dan efek samping dari hal itu selain kita diberikan nikmat juga dosa-dosa kita akan dikurangi seiring dengan kesabaran dan keikhlasan kita dalam menghadapinya. Insya Allah.

Maka jangan pernah bosan untuk berdoa pada-Nya karena selain sebagai inti ibadah doa juga merupakan kekuatan seorang mukmin. Tak kalah pentingnya adalah untuk mengiringi doa kita dengan amal kebaikan sehingga Allah merasa malu jika tidak mengabulkan doa-doa kita.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang guru yang memiliki hobi menulis, aktivitas saat ini adalah mengajar di sebuah sekolah dasar sembari membantu jualan bakso. Memulai menulis sejak SMP dan tergabung dalam organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena.

Lihat Juga

Doa dan Munajat untuk Keselamatan Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

Figure
Organization