Topic
Home / Berita / Nasional / Inilah Pesepakbola Penuh Kontroversi namun Sarat Prestasi

Inilah Pesepakbola Penuh Kontroversi namun Sarat Prestasi

ilustrasi - (indonesiarayanews.com)
ilustrasi – (indonesiarayanews.com)

dakwatuna.com – Jakarta. Menjadi seorang bintang tentu saja didambakan setiap orang. Siapa sih yang tidak ingin semua yang dilakukan akan ditiru banyak orang.

Sadar kalau sikap mereka akan ditiru dan jadi panutan banyak orang, biasanya kebanyakan pemain bintang berusaha sebisa mungkin menjaga sikapnya di manapun mereka berada.

Demikian pula dengan para bintang di lapangan hijau, popularitas pesepakbola membuat mereka menjadi figur publik yang disanjung dan dipuja. Orang-orang, khususnya anak muda, kerap mengikuti tindak-tanduk mereka, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Sadar akan hal ini, banyak pesepak bola berusaha menahan egonya dan menampilkan sikap yang manis. Namun tak sedikit yang cuek dan seenaknya sendiri.

Berikut adalah 10 pemain dunia yang suka berprilaku seenaknya namun sarat prestasi:

1.  Antonio Casano (Italia)

cassano

Penyerang kelahiran Italia terkenal bengal sejak memperkuat AS Roma. Ia sempat membuat raksasa Spanyol, Real Madrid, kepincut dan merekrutnya. Namun hanya dua musim, ia dilepas ke Sampdoria sebelum bergabung bersama Milan. Di Milan inilah kebengalannya tercatat dalam sejarah.

“Saya mencatat rekor dunia. Sebuah gol, kartu kuning dan diusir keluar dalam semenit, tetapi saya senang membuat catatan dalam derbi,” ujar Cassano soal insiden dalam salah satu derbi Milan.

“Saat saya menekel (bek Inter Milan, Ivan) Cordoba, saya tahu saya akan dikartu, tetapi saya sangat senang dengan gol saya sehingga saya lupa saya sudah diperingati,” ia menambahkan.

Sepanjang karirnya, Cassano meraih satu gelar La Liga Spanyol bersama Madrid dan satu gelar Seri A bersama Milan

2.  Carlos Tevez (Argentina)

carlos-tevezPenyerang timnas Argentina ini adalah pekerja keras. Hampir semua klub yang dibelanya berhasil meraih gelar juara, sebut saja Manchester United, Manchester City, serta Juventus.

Namun tak jarang juga ia berbuat onar dan memancing kemarahan pelatih. Tevez suatu kali dianggap keterlaluan dengan membentangkan poster bertuliskan ‘Istirahat dalam damai, Fergie’, sebagai bentuk kekesalannya atas mantan pelatihnya di MU, Sir Alex Ferguson.

3.  Mario Balotelli (Italia)

baloteli-marioDididik oleh Inter Milan, ia menembus tim utama pada usia 17 tahun. Selama tiga tahun, kebanyakan masuk sebagai pemain pengganti, ia mampu mencetak 20 gol dari 59 pertandingan di Seri A. Catatan yang fantastis untuk pemain yang belum genap berusia 20 tahun.

Di usianya yang belum genap dua dekade, meski tak tampil secara reguler, Balotelli tercatat sebagai pemain yang membantu Nerazzurri memenangi tiga gelar Seri A dan satu trofi Liga Champions. Tak banyak pemain muda yang punya catatan sementereng ini. Bahkan seorang Lionel Messi pun hanya punya dua gelar liga dan satu trofi Liga Champions di usia yang sama.

Sayang, ia tidak bertahan lama di Inter karena berselisih dengan pelatih saat itu, Jose Mourinho.

Balotelli lantas hijrah ke Manchester City dan mempersembahkan satu gelar juara. Lagi-lagi, ia berseteru dengan pelatih dan didepak ke Milan. Di Milan, ia hanya semusim sebelum hijrah ke Liverpool.

Kebengalan Balotelli di luar lapangan kerap menghiasi tajuk berita di Inggris. Ia pernah membakar kamar mandinya gara-gara menyalakan kembang api di dalam rumah, pamer uang kepada polisi, dan melempari pemain muda City dengan anak panah dart board.

4.  Zlatan Ibrahimovic (Swedia)

ibrahimovic-back-psgPenyerang timnas Swedia ini tak segan berkonfrontasi dengan pemain lawan maupun kawannya sendiri. Di AC Milan, ia pernah mencari gara-gara dengan rekannya, bek Oguchi Onyewu.

“Suatu ketika, saat dia membawa bola ketika latihan, saya berlari ke arahnya dan melancarkan tekel keras. Stud sepatu saya mengarah ke depan, tekel jenis yang paling parah. Tetapi dia melihat saya dan melompat,” kenang Ibra dalam bukunya, I Am Zlatan Ibrahimovic.

“Saat kami berdua terjatuh, pertama yang ada di pikiran saya adalah: Sialan! Saya meleset! Saat saya bangun dan melangkah pergi, saya merasakan pukulan di bahu saya. Kami berguling-gulingan, baku pukul dan saling menghantam dengan lutut. Kami menggila, seperti pertarungan hidup mati,” ujarnya.

Kisah lainnya adalah perseteruan dengan mantan rekan setimnya, Giorgio Chiellini. Keduanya pernah bermain bersama saat masih di Juventus dan berselisih ketika Ibra pindah ke Inter Milan.

“Dia melancarkan tekel dari belakang seperti seorang pengecut. Saya diam saja saat itu meski kesakitan. Saya melakukan pembalasan setelah peluit akhir. Saya pegang kepalanya dan saya seret seperti anjing yang butuh pelajaran. Saya bisa lihat Chiellini ketakutan saat itu,” katanya.

Ibrahimovic menjadi salah satu figur sepak bola yang unik masa kini. Polahnya brutal, meski kadarnya terus berkurang seiring bertambahnya usia. Namun yang tak berkurang adalah ketajamannya.

Dari tujuh klub yang diperkuatnya, hanya klub pertamanya, Malmo, yang tak pernah dibawanya juara liga. Gelar liga nyaris selalu menjadi milik suami Helena Seger itu.

5.  Eric Cantona

eric cantonaSang Raja adalah julukan yang didapat Cantona saat membela Manchester United. Kontroversi yang paling dikenang sepanjang karir Cantona adalah saat ia melancarkan tendangan kungfu kepada suporter timnya sendiri. Itu dilakukannya karena suporter itu menghina Cantona ketika sang pemain dusir wasit.

Mantan pemain yang kini berusia 48 tahun itu blak-blakan mengatakan bahwa ia tak peduli dengan anggapan orang.

“Saya tak perlu menjadi panutan. Saya hanya pesepak bola. Saya lakukan apa yang ingin saya lakukan,” kata Sang Raja.

Di balik kontroversinya, ia mempersembahkan empat gelar juara Liga Primer Inggris bagi Manchester United.

(inilah/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Principal’s Award, Apresiasi untuk Anak-anak Berprestasi

Figure
Organization