Topic
Home / Narasi Islam / Wanita / Bagi Wanita-Wanita yang Masih Menampakkan Aurat

Bagi Wanita-Wanita yang Masih Menampakkan Aurat

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

akhwat-jilbabdakwatuna.com –  “Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari rumahnya maka setanpun berdiri tegak (dirangsang olehnya) (HR. Tarmidzi)

Seumur hidup dan ini untuk pertama kalinya mengunjungi Lapas. Sebelum mengunjungi lapas sudah negative thinking dengan tempat tersebut. Seakan-akan lapas adalah tempat yang seram, petugasnya yang tidak ramah dan penghuni yang sangat sadis. Jika boleh jujur tempat yang tidak disukai dan tidak ingin dikunjungi di antaranya lapas karena beranggapan orang-orang di sana pasti tidak ramah setelah berkunjung dan berbagi taujih untuk ibu-ibu penghuni lapas. Persepsi itu runtuh seketika ternyata penghuni terlihat cantik, segar, tidak ada wajah surah bahkan petugas Lapas begitu akrab sehingga mampu membangun kedekatan yang begitu nyoossss.

Kemudian terminal adalah tempat kedua yang tidak ingin dikunjungi sebab merasa orang-orang di sekitar terminal adalah preman semua secara sudah rahasia umum bagaimana ganas preman secara pernah melihat secara langsung bagaimana gesekan antar preman terminal bahkan beranggapan orang duduk sekitar terminal adalah calo semua akan tetapi setelah menonton preman pensiunan persepsi tentang terminal mulai agak berbeda.

Terakhir tempat tak ingin dikunjungi yaitu rumah sakit, padahal begitu banyak hikmah diperoleh dengan mengunjungi rumah sakit di antaranya mensyukuri betapa mahal sehat, dan di sana tersadari untuk menjaga kesehatan. Entah kenapa ketiga tempat itu selalu diupayakan untuk dihindari.

Ternyata tempat yang dibenci, akhirnya harus berkunjung ke sana dalam rangka berbagi ilmu atau berbagi pengalaman sekitar jilbab untuk ibu-ibu penghuni lapas. Ini adalah skenario Allah yang sangat indah, pada akhirnya bisa bertemu ibu-ibu penghuni lapas dengan berbagai masalah sedangkan faktor utama membuat mereka hadir di lapas karena masalah narkoba. Naudzubillah min dzaliq. Seperti data yang dipaparkan oleh pro Indonesia cabang Jambi bahwa hampir setiap hari sekitar 80 orang meninggal dunia gara-gara narkoba. Bahkan secara nasional dikatakan narkoba adalah musuh nyata bagi masyarakat Indonesia. Selain masalah narkoba yang menjadi faktor ibu-ibu menjadi penghuni lapas masalah pembunuhan. Sungguh sadis bukan!!!

Kehadiran di lapas bukan membahas tentang narkoba melain berbagi pengalaman tentang hijab. Saat itu panitia mengangkat teman “cantik dengan jilbab”. Dan pertama bertemu dengan ibu-ibu penghuni lapas sempat terkaget juga ternyata ada ibu-ibu sudah tua mendekam di sana. Tidak hanya itu membuat hati tersentak akan tetapi ibu penghuni lapas juga modis-modis dan cantik akan tetapi rata-rata mereka belum menggunakan hijab (kerudung, jilbab) dan masih kurang pemahaman agama.

Terlihat panitia dari Lapas mempersiapkan segala kebutuhan acara mulai mengemaskan kerudung dari donatur untuk dibagikan kepada ibu-ibu penghuni, menyediakan snack, dan sound system lainnya. Acarapun dimulai sekitar 10.30 wib yang dimulai pembukaan dari mc, kata sambutan dari panitia pelaksana yaitu B+ (be positif) yang merupakan komunitas sosial yang bergerak mencari plus individu-individu terutama penghuni lapas, kemudian kata sambutan dari kepala Lapas yang sangat cool berperawakan jawa dan tibalah waktu ia untuk berbagi cinta tentang jilbab.

Kehadiran ia dilapas bukan sebagai ustad, bukan sebagai guru dan sebagai anak muda yang ingin berbagi cinta melalui ilmu. Awalnya sempat pesimis mungkinkah ibu-ibu akan menyimak apa akan disampaikan. Dengan bismillah dan meminta sama Allah semoga apa disampaikan menusuk hati ibu-ibu dan menggerakkan mereka untuk segara menggunakan jilbab. Rata-rata ibu-ibu belum menggunakan jilbab, hanya sekitar 4 atau lima ibu-ibu yang sudah menggunakan jilbab selebihnya aduhai begitu santai menampakan aurat. Apakah mereka belum memakai jilbab dikarenakan tidak mengetahui hukumnya, apakah belum ada niat, apakah sudah tahu tapi tidak ingin mengaplikasikan atau ada faktor lain?

“Dari Khalid bin Duraik, dari Aisyah r.A. Asma binti Abu Bakar R.A pernah berkunjung kepada Rasullah S.A.W memakai pakaian tipis. Maka Rasullah S.A.W berpaling dari padanya seraya bersabda: Wahai Asma, sesungguhnya wanita apabila telah baligh, tidak benar terlihat dari padanya kecuali ini…dan ini… “Beliau memberi isyarat kepada wajah dan kedua tangannya.

Sekitar satu jam paparan tentang penting jilbab dalam islam, hukum berjilab, keuntungan yang diraih dengan jilbab dan pasti dengan berjilbab adalah bentuk cinta pada Allah, bentuk ketaatan pada Allah dan bentuk menjalan perintah-Nya. Saat memaparkan ada yang menyimak dengan antutisias, ada yang asyik mengobrol dan mungkin ada wajah sinis karena yang memberi taujih kok usianya sangat muda. Walaupun suasana begitu, ibu-ibu antusias bertanya mulai masalah bagaimana berkerudung dalam Islam, sejak kapan kerudung dipakai, sudah ada niat berkerudung tapi tunggu yang tepat, berkerudung hanya dipakai hari tertentu saja, berkerudung tapi jarang shalat dan kok yang berkerudung masih suka melakukan hal yang dilarang Allah.

Ini adalah fenomena yang sering temui di sekitar kita dan fenemona tersebut mungkin dialami kita juga. “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati dan Rasulnya, maka sungguh ia menang dengan kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab: 70-71)

Semoga jawaban yang diberikan mampu menjadi panggilan hidayah bagi mereka, mau menggunakan jilbab dan istiqomah menggunakan jilbab. “Dan jangalah kamu lemah (minder, rendah diri, dll) dan jangalah bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kami beriman.” (QS. Ali-Imran: 139). Satu persatu pertanyaan dijawab dengan analogi, hadist dan ayat al-quran. Pada dasarnya pertanyaan dilontarkan sangat basic, dari sana bisa disimpulkan bahwa para ibu-ibu yang sudah memasuki usia 40 atau usia senja masih kurang pemahaman agamanya.

Mungkin komunitas keagamaan (Salimah) perlu bekerjasama dengan pihak lapas untuk menjalan dakwah dilapas karena lahan dakwah dilapas harus disentuh. Meskipun pihak lapas mempunyai program kerohanian sepertinya tidak cukup hanya dilakukan sebulan sekali. Suasana semakin hangat didukungi aura sekitar lapas terlihat melow di mana sinar matahari belum menampakkan cahaya pada penduduk melayu mungkin kenapa sinar matahari belum menampakan karena sebentar lagi akan hujan lebat sebab di bulan Februari tidak hanya identik bulan cinta malainkan bulan hujan seperti dialami masyarakat kota (Jakarta, red) kebanjiran.

Jika diamati dan realitas masih banyak menemui yang berjilbab tapi tidak menunjukkan sikap yang santun, baik yang muda maupun yang tua, jangan sampai beranggapan jilbabnya yang salah akan tetapi yang salah adalah orangnya. Mungkin kenapa bisa seperti itu dikarenakan kurang ilmu dimiliki, mungkin belum tahu dan mungkin sudah tahu tetapi tidak mau mengaplikasikannya. Masih ditemui yang memakai jilbab niat awalnya bukan atas dasar menjalan perintah Allah melainkan mengikuti tren apalagi saat tren jilbab dikalangan wanita lagi dahsyatnya meskipun awal mula menggunakan jilbab atas dasar itu dan insya Allah berjalan waktu niat akan berubah ketaqwaan. Amiin.

Lebih parah lagi juga menjumpai pakai jilbab tapi kewajiban melaksanakan shalat diabaikan. Ini adalah konsep yang salah seharusnya ketika sudah berjilbab maka shalat, tilawah, zikir dan akhlak semakin cantik di hadapan Allah jangan sampai cantik jilbab tapi tidak cantik amalannya.

Mumpung masih ada waktu atau kesempatan Allah berikan untuk memperbaiki diri terutama bagi wanita-wanita yang masih menampakkan aurat untuk segera menutup aurat dengan pakaian syari jangan terlena dengan rayuan fashion mengajak wanita untuk menampakan lekuk-lekuk tubuh atau mempertontonkan aurat. Ketika Allah mewajibkan wanita menggunakan jilbab pada dasarnya adalah demi kebaikan dan kemulian wanita. Andailah yang belum menutup aurat mengetahui bagaimana dahsyatnya pahala menutup aurat, betapa beruntung menutup aurat dan tentu akan bersegera. Jangan sampai kita termasuk manusia yang disentilkan Allah melalui ayat berikut ini;

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.” (QS. Al Baqarah:6)

“Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.” (QS. Yaasiin: 10)

Terakhir jilbab adalah identitas kemulian seorang wanita, jilbab adalah bentuk mencintai Allah, jilbab adalah satu cara bagaimana Allah mencintai kita dan bergegaslah untuk menutup aurat tersebut karena manfaat bukan buat siapa-siapa melainkan untuk kalian. Berharap pertemuan dengan ibu-ibu penghuni lapas adalah momentum menyembut hidayah. Semoga dengan jilbab mengantarkan kita bertemu Rasullah di surga firdaus.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni Unpad dan UGM. Berprofesi sebagai Dosen, Penulis Lepas dan Penyiar

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization