Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Muhasabah Diri

Muhasabah Diri

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

renungan-hidupdakwatuna.com – Ada banyak yang harus kita perbaiki dan kita benahi dalam setiap potongan hidup kita. Setiap perjalanan adalah tentang diri kita. Dan setiap perjalanan adalah pelajaran bagi kita. semua sudah berlalu dan kita telah melakukan banyak hal. Catatan tentang agenda dan target- target satu persatu telah usai kita capai. Beberapa belum bisa tercapai meski ada juga yang tidak tercapai sama sekali. banyak situasi yang telah kita lewati sepanjang sejarah perjalanan hidup kita dan banyak rasa yang bercampur di sana. Kita telah melewati saat- saat bahagia dan tertawa. Kita telah melewati saat- saat sedih dan begitu berat perjalanan yang kita lalui. Kita sudah, kita sudah melewati itu semua. Semua rasa bercampur jadi satu. Senang, bahagia, susah, sedih, cinta dan mimpi buruk. Tentu saja, semua hal yang telah kita lakukan adalah tentang pengabdian kita kepada Allah SWT. Di sanalah semua rangkaian hidup kita bermuara.

Tetapi selalu ada hikmah di sini. Semua yang kita lakukan selalu punya pelajaran sesudah itu semua. Begitulah yang terjadi suatu saat ketika kaum muslimin kalah dalam perang uhud. Dan Allah SWT memberi pelajaran kepada kaum muslimin;

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Alquran ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS. Ali Imran: 137- 140)

Salah satu sebab dari turunnya kisah- kisah nabi dan umat terdahulu dalam Alquran adalah hikmah di balik kisah tersebut. Kisah thalut misalnya; kisahnya melawan jalut mirip dengan kisah perang pertama dalam Islam, perang badar. Berdasarkan bukti-bukti sejarah jumlah tentara badar hampir sama dengan jumlah tentaranya thalut, sama- sama berhadapan dengan orang-orang musyrik  dan sama- sama berhasil memenangkan perang. Alquran mengangkat kisah Thalut sebagai contoh bagi kaum Muslimin bahwa kesabaran yang dimiliki oleh pasukan tersebut walaupun kecil namun dapat mengalahkan yang pasukan besar.

Dan begitulah selalu ada hikmah. Selalu ada hikmah dari semua sejarah yang telah berlalu. Dan Allah SWT memberi kita pelajaran tentang mengambil hikmah dari peristiwa orang- orang terdahulu. Harapan besar selalu ada supaya kita tak lagi jatuh pada peristiwa yang sama. Harapan besar selalu ada supaya kita lebih dekat lagi kepada Allah SWT. Sebab, narasi besar tentang keimanan dan ketakwaan adalah besarnya kecintaan kita kepada Allah SWT. Bukan tentang banyaknya puasa, shalat dan lainnya. Dan Khalid bukanlah seorang yang hafal quran. Tapi ia tahu benar cintanya kepada Allah SWT, ia juga tahu benar kandungan Alquran. Dan ia berperan besar dalam Islam.

Dan kini, sesudah itu semua. Kita tidak ingin doa- doa tak lagi tentang sekadar diri kita sendiri. Tapi doa- doa kita kini meluas kepada saudara- saudara kita sesama muslim diseluruh penjuru dunia. Doa- doa kita meluas tak sekedar diri kita. doa- doa kita kini tertuju untuk setiap kemenangan Islam di seluruh penjuru. Mungkin itulah yang terlupa dalam setiap doa kita selama ini. Atau mungkin memang tidak terlintas sama sekali.

Padahal, seperti kata imam Thahawi, seorang ulama besar……

“Almukminun kulluhum auliya` Ar-Rahman”

Orang- orang mukmin itu, Kekasih Ar-Rahman.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

kuliah semester dua di UPI bandung

Lihat Juga

Jalan Meraih Taqwa

Figure
Organization