Topic
Home / Pemuda / Mimbar Kampus / Jejak Kaki Ahmad

Jejak Kaki Ahmad

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (kawanimut)
Ilustrasi. (kawanimut)

dakwatuna.com – Dialah Ahmad, pemuda yang datang dari kampung seberang tempat ia dilahirkan. Ahmad memang pernah terjerumus dalam pergaulan bebas yang menjadikan dia memiliki banyak perilaku kurang baik. Salah satunya adalah menjadi pecandu rokok. Setelah lulus SMA, dia hijrah ke jakarta untuk membantu meringankan beban kedua orang tuanya. Mulanya Ahmad datang ke Jakarta memang bukan untuk kuliah, melainkan untuk bekerja. Akan tetapi karena dia mendapat motivasi yg kuat dari kakak ibunya, akhirnya orang tua ahmad menyupport untuk kuliah.

Hari pertama kuliah menjadi bagian tak terlupakan dalam hidupnya. “Ditertawakan semua mahasiswa baru karena tidak tahu posisi pekerjaan orang kantoran.”  maklum dia datang dari kampung terpencil yang kesehariannya hanya melihat orang ke sawah. Dari hari pertama itulah Ahmad memutuskan dan membulatkan tekat untuk serius menjalani kuliah. Mimpi demi mimpi ia buat. “Tuliskan mimpi itu,  jangan hanya kamu tulis dipikiran, karena kamu pasti akan lupa.” termotivasi dari cuplikan singkat video tarbiyah tentang “Tuliskan 100 mimpimu di kertas” karya Danang (Alumni IPB).

Penderitaan Ahmad akhirnya berlanjut, setelah beberapa bulan menjalani kuliah dan keinginannya untuk bisa berorganisasi ternyata juga tidak berjalan dengan mulus. Pertama dia melamar bergabung menjadi panitia KPUK (ditolak). Bergabung dengan Komunitas Musik yang jadi salah satu hobinya (tidak direspon dan tidak tahu gimana kabarnya). Ikut Komunitas English Club (lesu dan malah bubar). Pada suatu ketika, ahmad mendapat informasi bahwa KPUK sedang mencari calon kandidat wakil ketua BEM. Dengan percaya diri Ahmad-pun mencalonkan diri dan segera mencari persyaratan yang dibutuhkan, berharap dia bisa menjadi wakil BEM dan bisa ikut berorganisasi. Hatinya cemas-cemas penuh harap. Sepotong surat datang dari seorang mahasiswa lengkap dengan atribut dan almet biru, “ini buat kamu, surat dari panitia KPUK, jangan dibuka di sini ya.” Dengan wajah gembira dan senang ahmad langsung lari ke toilet untuk melihat isi surat tersebut. Duk… duk… duk… berdetak kencang jantung ahmad. Setelah hilang perasaan tegang, ahmad bersiap untuk membuka surat tersebut. Jantungnya kembali berdetak saat membaca, dan sampailah ia pada suatu kalimat “… mohon maaf kami belum bisa menerima anda sebagai calon kandidat wakil ketua BEM…. “

Hati Ahmad sudah tidak karuhan, dia merasakan kecewa, stress dan putus asa. “Sebodoh inikah aku… “ ucap hati Ahmad sambil menunduk seorang diri. Sebagai mahasiswa,  Ahmad memang kurang cakap dalam berbicara. Ketidak seriusannya dalam belajar di bangku SMA telah memunculkan banyak dampak dan problematika dalam kehidupannya.

Ikhwatifillah, apa kiranya yang akan dilakukukan Ahmad setelah mengalami kejadian itu dan bagaimana dengan nasib Ahmad selanjutnya? Apakah Ahmad akan kembali ke masa lalunya yang gelap? Melakukan hal-hal yang dilarang agama? Menjadi orang yang terpinggirkan?  atau bagaimana ikhwah?

Ternyata justru semua kejadian tadi menjadi isyarat takdir dan mengantarkan Ahmad pada cahaya indah yang di dalamnya tertuang banyak kemuliaan bagi siapa saja yang mampu membawanya sampai akhir hayat. “Itulah jalan dakwah” jalan yang memberikan pintu dengan penuh keterbukaan dan keindahan ukhuwah.

Keesokan harinya Ahmad diajak menghadiri kegiatan Majelis Iqtishad oleh dua sahabatnya. Disitulah awal mula perombakan kehidupan Ahmad. Mendengarkan taujih singkat dari ustad tentang Bahaya NII dan ditambah motivasi spiritual dari salah satu pihak sekretariat kampus.  Lengkap sudah kegiatan itu mampu meluluh lantahkan hatinya, dia pun menangis dan berlanjut menagis saat sampai di kamarnya. Merenung, menghayati, menyesali, malu akan dosa-dosa selama ini.

Beberapa bulan kemudian Ahmad memutuskan untuk bergabung menjadi bagian dari dakwah di kampusnya.

Satu tahun kemudian Ahmad menjadi mas’ul di LDK, dan menjadi seorang murobbi di kampusnya.

Dan setelah lulus kuliah sampai saat ini Ahmad masih istiqomah menjalankan amanah dakwah dengan memberikan bimbingan untuk mas’ul di LDK dan tetap semangat menjadi seorang murobbi.

Ikhwahtifillah, tentu masih banyak hal yang dapat merubah jalan hidup Ahmad dan tentu juga banyak jejak yang mungkin serupa bahkan lebih indah dari jejak Ahmad. Akan tetapi yang perlu kita ketahui adalah bahwa perjalanan yang berat dan menyakitkan dalam kehidupan itu terkadang bukan sesuatu yang buruk untuk kita lalui. Masa lalu yang buruk juga bukan menjadi tolak ukur kita untuk menilai nasib seseorang di hari mendatang. Karena Allah yang maha mengetahui bagaimana awal dan akhir dari perjalanan manusia. Sebaik dan seindah apapun rencana manusia, akan lebih baik dan lebih indah rencana Allah. Semoga bisa memberi arti dan motivasi untuk kita semua. Wallahu a’lam…

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Hidup dalam keberkahan dan penuh manfaat || Alumni LDK AL-IQTISHAD

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization