Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Temuan Teori Magnet Terbaru

Temuan Teori Magnet Terbaru

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (pencilbooks.wordpress.com)
Ilustrasi. (pencilbooks.wordpress.com)

dakwatuna.com – “Kau boleh sepintar apapun, seintelek apapun, bahkan hingga professor. Tapi ingat! Saat kembali ke kampungmu, mereka tidak butuh bahasa intelekmu, mereka hanya butuh dipahami dengan bahasa yang mudah mereka mengerti” (Ustad Saya)

Teringat dulu pelajaran Fisika SMP dan SMA tentang magnet dan sifat-sifat kutub-kutub pada magnet. Saat itu, yang saya pelajari, pahami dan yakini adalah bahwa kutub positif dan kutub negatif apabila didekatkan akan tarik menarik.

Namun, setelah melalui penelitian yang panjang, bahkan perenungan yang mendalam saya baru menyadari bahwasannya teori tersebut salah. Mungkin orang mengatakan saya yang bodoh atau saya yang keliru, namun yang saya yakini adalah bahwa dalam realitanya, nyatanya teori tersebut memang terbukti keliru, bahkan sekarang justru berubah 180 derajat.

Kutub positif dan kutub negatif sekarang saling tolak-menolak. Bahkan mereka kini tidak lagi berada dalam satu logam magnet. Kini tiap logam magnet hanya memiliki satu kutub, kutub positif atau kutub negatif saja.

Kutub positif sekarang menolak tarikan kutub negatif karena dia takut akan mengurangi ion positifnya atau karena ia takut akan tertarik ion negatif dari kutub negatif sehingga mengurangi kepositifannya.

Kutub positif kini tidak mau lagi berdampingan dengan kutub negatif dalam satu medan magnet karena mereka merasa lebih baik, sehingga tidak pantas bagi mereka berdampingan dengan kutub negatif. Bahkan sebagian kutub positif yang memiliki ion positif sangat tinggi khawatir bila berdekatan dengan kutub negatif akan dianggap tidak sepositif seharusnya bahkan dianggap sama dengan kutub-kutub negatif.

Kutub positif sering menyalahkan kutub negatif atas kenegatifannya, atas sifat-sifat yang dimiliki kutub negatif. Kutub positif yang memiliki ion positif tinggi selalu mengajarkan kepada sesama kutub positif tentang sifat-sifat dari kutub negatif dan menyuruh agar mereka semua jangan mau lagi menarik dan berada di logam magnet yang sama dengan kutub negatif. Mereka dijelaskan tentang sifat-sifat kutub positif dan disuruh agar terus menambah ion-ion positif mereka.

Sedangkan kutub negatif sebenarnya mereka masih ingin tarik-menarik dan berdampingan dengan kutub positif. Karena sebenarnya mereka juga ingin mengurangi ion-ion negatif yang ada padanya, bahkan mereka ingin berubah menjadi kutub positif. Tetapi semenjak menjauhnya kutub positif, mereka kebingungan, mereka tidak menemukan ion-ion positif yang mereka butuhkan untuk sekedar mengurangi kenega tifannya, yang itu hanya melekat pada kutub positif.

Namun sebenarnya kutub positif tidak serta merta meninggalkan kutub negatif. Bukan berarti mereka tidak pernah mencoba memberi ion-ion positifnya kepada kutub negatif. Pernah suatu ketika kutub positif menarik kutub negatif untuk diberikan ion-ion positif yang mereka miliki. Namun, selama proses transfer ion tersebut kutub negatif ternyata tidak berkurang kenegatifannya sedikitpun apalagi berubah menjadi kutub positif.

Mungkin karena kutub positif memberikan ion positif yang terlalu besar, atau ion yang diberikan tidak pas untuk dilekatkan di kutub negatif atau bahkan kutub positif tidak benar-benar rela memberikan ion positifnya kepada kutub negatif. Walaupun sebenarnya ion positif yang akan mereka lepas justru semakin menambah kepositifan mereka. Jadilah kini, kutub negatif juga membenci kutub positif, dan mereka juga menolak dan menjauh dari kutub positif.

Sebenarnya perubahan teori ini terjadi tidak mereka sengaja sepenuhnya. Sebenarnya mereka sering juga mencoba Tarik-menarik lagi, bersama lagi dalam satu logam magnet, namun tetap saja seperti ada jarak diantara mereka, ketika berada dalam satu logam magnet seolah ada gaya dorong yang terkandung dalam masing-masing sifat mereka. Ada sifat-sifat kutub negatif yang membuat kutub positif tidak nyaman, begitupun sebaliknya. Sehingga membuat mereka kini saling tolak-menolak dan menjauh demi kenyamanan mereka masing-masing.

Jadilah kini kutub positif semakin menjadi positif sedangkan kutub negatif semakin negatif. Dorongan tolakan antara mereka semakin kuat dan jarak antara mereka semakin jauh merenggang. Entah sampai kapan ini terjadi, padahal menurut ilmuan dahulu, meraka saling Tarik-menarik dan berada didalam satu logam magnet, saling berdampingan. Tapi itu dulu, kini semua sudah berubah.

***

Suatu hari saya mendatangi kantor Hak Paten untuk mematenkan teori terbaru saya ini, sambil berharap bisa mendapatkan hadiah nobel atau nama saya ditulis dalam 100 Tokoh Paling Berpengaruh di dunia dengan menggantikan nama penemu teori magnet terdahulu yang terbukti salah. Bahkan saya sempat membayangkan nama saya diletakan di atas ilmuan-ilmuan besar terdahulu yang teorinya berhasil saya patahkan dan teori saya ini akan menjadi rujukan ilmuan-ilmuan kedepannya.

Tidak lupa saya membawan satu logam magnet yang “hanya” berkutub positif untuk meyakinkan kebenaran teori saya ini. Sebenarnya saat itu saya ingin pula membawa satu logam magnet yang “hanya” berkutub negatif, namun saya tidak dapat menemukannya. Mungkin karena di tangan saya ada logam magnet yang “hanya” berkutub positif sehingga pastinya logam magnet yang “hanya” berkutub negatif pasti menjauh.

Setelah panjang lebar saya menjelaskan temuan teori saya seperti penjelasan di atas, sampai teori saya ini diterima petugas yang berwenang dan sesaat sebelum surat resmi hak paten akan ditanda tangani petugas yang berwenang, logam magnet yang “hanya” berkutub positif di tangan saya bangkit dan berkata “tunggu dulu Pak, jangan ditanda tangani dahulu surat itu, karena mulai hari ini teori awal tentang magnet akan kembali berlaku Pak.”

Dia melanjutkan, “kami berjanji, mulai hari ini akan memulai berinisiatif menarik kutub-kutub negatif dan akan memberi ion-ion positif yang ada pada kami sesuai dengan yang mereka inginkan. Sehingga mulai hari ini kami (red; kutub positif) akan kembali tarik-menarik dengan kutub negatif dan kami akan bersama lagi dalam satu logam magnet.

Akhirnya dengan ucapan tersebut petugas yang berwenang tidak jadi menandatangani surat tersebut dan harapan saya di awal ternyata gagal.

Namun, teori saya ini tidak benar-benar salah sepenuhnya, karena kita masih menunggu realisasi janji dari kutub positif tersebut. Apakah setelah ini yang berlaku di kenyataan benar-benar seperti teori awal atau kebenaran berada di teori baru saya.

Karena mungkin kutub positif lebih negatif dari kutub negatif sendiri, bahkan bisa jadi kutub positiflah yang sebenarnya kutub negatif.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, sekarang aktif di UKM-Kerohanian Jama'ah AR. Fachruddin UMM. Putra asli pojok selatan Pulau Kalimantan, tepatnya Kab. Tanah Bumbu, Pagatan ini lahir pada bulan April 1994.

Lihat Juga

500 Anak Yatim mendapatkan Program B-FOOD Belanja Lebaran Yatim secara Serentak di 5 Kota

Figure
Organization