Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Kenapa Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat Dicintai Umat Islam Malaysia?

Kenapa Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat Dicintai Umat Islam Malaysia?

Biografi Tuan Guru Nik Abdul Aziz (astroawani.com)
Biografi Tuan Guru Nik Abdul Aziz (astroawani.com)

dakwatuna.com – Malaysia. Tuan Guru Dato’ Bentara Setia Haji Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat adalah seorang tokoh agama dan tokoh politik oposisi di Malaysia. Lahir pada tanggal 10 Januari 1931 di Pulau Melaka, Kelantan, meninggal 12 Februari 2015, juga di Pulau Melaka, Kelantan.

Beliau adalah Mursyid Am (penasihat spritual) PAS (partai Islam dan oposisi terkuat di Malaysia). PAS merupakan bagian dari koalisi oposisi Pakatan Rakyat di Malaysia.

Pada tahun 2008, Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) telah menganugerahkan beliau sebagai Menteri Besar (pejabat tinggi negara bagian di Malaysia, sejajar gubernur di Indonesia) yang memiliki catatan paling bersih di Malaysia.

Penghargaan itu diberikan sebagai menghargai usaha beliau menentang korupsi sepanjang mengatur Kelantan selama hampir 18 tahun.

Pada tahun 2009, beliau ditempatkan di antara 50 tokoh Islam berpengaruh didunia dan terdaftar dalam buku berjudul “The 500 Most Influential Muslims” (sumber The Malaysian Insider).

Kehidupan Pribadi

Dilahirkan pada tanggal tahun 1931 di Kampung Pulau Melaka, Kota Bharu, ia merupakan anak kedua dari sembilan orang bersaudara. Hasil berbagi hidup dengan istrinya, yaitu Tuan Sabariah Binti Tuan Ishak, beliau dikaruniai 10 orang cahaya mata (5 laki-laki dan 5 perempuan).

Nik Aziz selalu dikenal sebagai seorang Menteri Besar yang paling zuhud dan wara ‘. Pada hampir setiap waktu, beliau selalu terlihat dalam keadaan berjubah dan bersorban. Beliau mengaku shalat dalam keadaan gelap ketika berada di dalam kantornya karena tidak ingin menggunakan uang pemerintah untuk kepentingan dirinya.

Di depan rumahnya yang sederhana (malaysianreview.com)
Di depan rumahnya yang sederhana (malaysianreview.com)

Rumahnya pula hanyalah sebuah rumah kampung biasa seperti yang dimiliki oleh rakyat kebanyakan. Rumahnya tidak berpagar sama sekali dan tiada pengawal keselamatan yang diupah untuk menjaganya.

Sebelum menjadi Menteri Besar, beliau adalah seorang guru agama yang aktif. Beliau pernah mengajar di Sekolah Menengah Agama Tarbiyyah Mardiah, SMA Agama Darul Anwar dan SMA Maahad Muhammadi yang semuanya terletak di Kelantan. Maka tidak heran beliau lebih ramah dengan julukan ‘Tuan Guru’ di kalangan rakyat Malaysia.

Bahkan menjelang wafatnya, beliau masih aktif menyebarkan ilmu-ilmu Islam kepada masyarakat. Pada hampir setiap pagi, beliau akan menjadi imam kepada sholat subuh dan kemudian memberikan kuliah singkat di sebuah masjid yang terletak hanya beberapa langkah saja dari rumahnya.

Pendidikan

Nik Aziz mendapat pendidikan awal dari ayahnya sendiri, Tuan Guru Haji Nik Mat Raja Banjar di kediamannya di Pulau Melaka. Beliau berhasil menyelesaikan studi hukum Islam dari Universitas al-Azhar di Mesir.

Beliau juga pernah belajar di: Sekolah Kebangsaan Kedai Lalat, Kelantan (3 Bulan) – 1936;   Sekolah Pondok Tok Kenali Kubang Kerian, Kelantan; Sekolah Pondok Tok Guru Haji Abbas, Besut, Terengganu; Universitas Deoband, India – 1952; Universitas Lahore, Pakistan – 1957; Universitas al-Azhar, Mesir, sarjana Bahasa Arab dan sarjana hukum Islam.

Beliau mampu berkomunikasi dalam bahasa Arab, Urdu, Inggris dan Tamil.

Karir Politik

Tuan Guru mulai menjadi ahli PAS pada tahun 1967 terakhir hingga wafat menjadi Mursyidul Am bagi partai tersebut. Sejak tahun 1990, ia telah memegang tampuk kepemimpinan sebagai Menteri Besar Kelantan.

Beliau juga adalah seorang ADUN (Anggota Dewan Undangan Negeri, semacam DPR) bagi daerah pemilihan N.06 Chempaka, Kelantan. Pada pemilu ke-11, Nik Aziz menyandang kursi tersebut setelah mengalahkan Ruhani Mamat (Barisan Nasional, partai berkuasa).

Pada pemilihan umum Malaysia kali ke-12, ia berhadapan dengan Datuk Dr. Nik Mohd Zain Omar, calon Barisan Nasional (BN) di daerah DUN yang sama. Secara peraturannya, Nik Aziz sudah bisa menang tanpa bertanding ketika lawannya itu lupa menandatangangi formulir pencalonan. Namun ia tidak ingin menang dengan cara begitu lalu meminta calon BN itu menandatangani kembali formulir tersebut. Hasilnya, beliau tetap menang dalam pertarungan tersebut.

Kesehatan Menurun

Beliau memiliki masalah kesehatan jantung, darah tinggi dan maag. Pada akhir tahun 2004, beliau dirawat ke rumah sakit setelah mendapat serangan sakit jantung. Pada tahun 2007, ia dirawat di Rumah Sakit Universitas Sains Malaysia karena keletihan.

Beliau sendiri mengakui bahwa kesehatannya semakin terganggu sejak akhir-akhir ini. Namun itu semua tidak menghalanginya untuk terus berbakti kepada masyarakat.

“Saya akui pada zahirnya, tubuh saya ada mengalami masalah berkaitan jantung tetapi pemikiran saya masih tajam untuk berfikir dan membuat penilaian atau keputusan,” ungkapnya. (wikipedia/rem/dakwatuna)

Redaktur: Rio Erismen

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.

Lihat Juga

Di Hadapan Ivanka Trump, Tun Mahathir Kecam Keras Amerika Serikat

Figure
Organization