Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Guru Betulan vs Guru Kebetulan

Guru Betulan vs Guru Kebetulan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Sebelum membahas dua tipe guru ini menurut anda adakah guru kebetulan? Dan apa perbedaan guru kebetulan dengan guru yang betulan? Guru yang pertama, Tipe guru “Betulan” selalu propesional dalam bekerja. Guru tipe ini masuk jurusan keguruan bukan karena jurusan itu merupakan jurusan terfavorit atau karena tidak diterima di jurusan lain, namun mereka benar-benar ingin meningkatkan dan mengarahkan skill mereka untuk menjadi guru.

Guru betulan ini dalam bukunya pak munif chatif disebut “gurunya manusia”. Guru betulan bisa dilihat dari cara mengajar mereka saat berada di sekolah. Mereka mengajar dengan penuh keikhlasan target dan tujuan mereka bukan hanya sekadar selesai materi dan di akhir bulan gajian namun lebih dari itu seorang guru baginya harus memiliki target siswanya mampu memahami materi dengan baik dan guru betulan bersedia meluangkan waktu mereka untuk selalu belajar dan meningkatkan kemampuan karena memang profesi guru adalah profesi yang tidak boleh berhenti belajar. Guru yang baik juga adalah guru yang mau mengintrospeksi diri, cara mengajar mereka jika siswa tidak bisa memahami apa yang mereka sampaikan.

ada juga fenomena lain yang sebenarnya juga dapat mempengaruhi anak selain guru yang itu orang tua mereka. Banyak anak juga ketika di sekolah mendapat perlakuan baik dari gurunya namun saat di rumah malah mendapatkan kekerasan secara verbal dari ketidaktahuan orang tua. Salah satu contohnya orang tua terlalu banyak menuntut anak, saat anak tidak bisa melakukan sesuatu yang dilakukan teman-temannya yang lain kerap kali orang tua membandingkan anak contohnya “membaca saja belum bisa, kawan-kawanmu si A masih kelas satu sudah bisa, dasar anak bodoh” perkataan sejenis ini adalah kekerasan verbal yang kerap didapatkan anak di rumah atau sebaliknya mungkin guru yang melakukan kekerasan verbal terhadap anak (Nurhaida, Staf Bahasa dan Sastra Balai bahasa Banda Aceh).

Guru betulan adalah guru yang selalu berkata positif, tidak memojokkan anak saat marah. Cobalah untuk selalu belajar berkata positif mulai dari diri sendiri, di saat anda marah mungkin lebih baik diam jika memang tidak bisa berkata positif dari pada akhirnya kata-kata mencibir dan melabeli anak dengan label yang menjatuhkan anak dan membuat anak merasa tidak berdaya, sehingga anak merasakan ia sebagai anak yang tidak memiliki kemampuan yang sama dengan teman-temannya. Sebagai ciri dari guru betulan selalu berkata positif meski anak tidak mampu memahami apa yang disampaikan guru, namun coba cari akar permasalahannya.

Guru yang Kedua adalah Tipe Guru “Kebetulan. Guru “Kebetulan” adalah Guru yang Kebetulan memiliki profesi guru karena tidak ada lagi profesi lain yang menerimanya semasa di perguruan tinggi memilih program studi menjadi guru karena ikut-ikutan atau lebih parah lagi dia memilih menjadi guru karena tidak lulus di jurusan lain. Bisakah guru Kebetulan ini menjadi guru yang baik dan profesional? Jawabannya tentu bisa ”jika memang mereka mau belajar dan selalu ikhlas.” Ikhlas arti bukan berarti mereka mau bekerja tidak dibayar namun ikhlas adalah kesungguhan mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan upah itu adalah hasil kerja mereka walau hanya sedikit. Munifh Chatib dalam Bukunya “Gurunya Manusia” mengatakan sebenarnya tidak ada guru yang tidak mampu mengajar jika mereka mau belajar dan terus belajar karena guru bukanlah para Sufi yang langsung mendapatkan ilmu dari tuhan (Ilmu Ladunni).

Sekali lagi kami katakan profesi guru adalah profesi yang tidak bisa berhenti dari belajar jika guru berhenti maka pola ajarnya akan stagnan (jalan di tempat).

Guru Kebetulan adalah kebalikan dari Guru Betulan jika guru betulan selalu bekerja ikhlas dan professional, Guru Kebetulan bekerja hanya mengejar materi selesai masalah siswa paham atau tidak itu bukan urusannya munifh chatib menyebut guru tipe ini dengan Guru Robot atau Guru Matrialistis. Guru Kebetulan kerap kali memojokkan siswa saat marah atau memberi label kepada siswa dengan label yang sangat buruk seperti “tukang terlambat, tukang tendang, tukang rusuh, dasar bodoh dan yang lainnya”.

Jika anda ingin tahu guru “Betulan” dan guru “Kebetulan” datanglah ke sekolah-sekolah anak anda dan perhatikan dengan teliti dari jauh yang mana guru betulan dan guru kebetulan.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Lihat Juga

Program Polisi Pi Ajar Sekolah, Pengabdian Polisi Jadi Guru SD dan TK

Figure
Organization