Topic
Home / Pemuda / Essay / Dakwah! Apa Pentingnya? Apa Istimewanya?

Dakwah! Apa Pentingnya? Apa Istimewanya?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim..

Dakwah?

Apa pentingnya?

Apa istimewanya?

Pertanyaan itulah yang memenuhi benak saya ketika mulai diperkenalkan dengan suatu “makhluk” yang disebut DAKWAH. Maklumlah karena tujuan utama saya merantau jauh-jauh dari daerah ke ibukota Jakarta ini adalah kuliah untuk bekal mendapatkan pekerjaan mapan dan menjadi seseorang yang karirnya melejit sukses. Tak ada hal lain yang menghampiri pikiran saya selain bagaimana saya dapat mencapai tujuan saya tersebut. Tapi kemudian pikiran saya berpikir keras ketika suatu “makhluk” yang dipekenalkan oleh “si” Tarbiyah dengan nama Dakwah itu mulai menghampiri, mendekati bahkan merayu saya.

Dakwah???

Apa pentingnya?

Apa istimewanya?

Saya mulai berpikir…

Apakah iya dakwah merupakan suatu keharusan bagi setiap orang Islam? Haruskah sebagai seseorang yang mengaku beragama Islam (Muslim/Muslimah) bergabung dalam barisan dakwah? Jika dengan saya shalat, mengaji dan puasa ramadhan saja sudah cukup untuk saya menyandang gelar sebagai Muslim yang baik serta taat. Buktinya? Tak sedikit orang-orang di sekeliling saya yang mengatakan dan memuji bahwa saya anak yang shalih/shalihah.

Beragam pemikiran yang terlintas dalam otak saya itu pun mulai membuat saya tak tenang dan tak nyaman serta mendesak untuk mendapatkan jawaban. Ternyata pendekatan “makhluk” itu tak main-main.

Dakwah mulai merayu!

“Makhluk” itu tetap berdiam dalam pikiran saya. Sekarang tak hanya mendekat melainkan “dia” mulai merayu saya untuk ikut bersamanya, menjadi followernya. Dalam hati saya bertanya: kenapa “makhluk” ini tetap berputar di kepala saya serta membuat hati ini tak tenang? Mengganggu setiap gerak saya? Sehingga saya coba untuk bernegosiasi dengannya.

Percakapan dalam diri itu pun dimulai!

Oke, pertama, kenapa saya harus ikut dalam barisan dakwah? Saya berpikir sejenak…

satu menit,…

dua menit,….

tiga menit,…..

kosong!

Kembali saya mamacu kerja otak. Ayolah berpikir ayo temukan jawabannya. Kenapa setiap muslim harus ikut dalam dakwah agama ini? Saya ulang kata-kata ini terus dan terus tanpa berhenti sebelum melintas jawabannya dalam pikiran saya.

Dan…..

Di menit kelima terlintas sebuah hadits Nabi SAW yang sudah sangat popular saya rasa, yakni:

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Hadits ini menegaskan bahwa wajib hukumnya bagi seorang pengikut agama Muhammad SAW untuk menyampaikan apa yang dibawa oleh beliau SAW walaupun hanya satu ayat, walaupun Ilmu yang dimiliki masih sangat terbatas. Ini pemikiran pertama yang terlintas dalam benak saya tentang mengapa seorang muslim harus berdakwah.

Oke, Sebagian kecil hati saya mulai tertarik dengan “si” Dakwah, baru SEBAGIAN KECIL. Saya mulai berpikir lagi. Kali ini alasan lain langsung menyerbu otak saya tanpa menunggu dipersilahkan hingga terjadilah dialog ini.

Hei, bukankah dengan dakwah ilmu kita menjadi lebih bermanfaat?

Inget ga Perkataan Rasulullah SAW? Pertanyaan itu terngiang dalam diri saya.

Iya, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Apabila seseorang itu meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang shalih mendoakan untuknya.” (Abu Hurairah)

Ooohh Jadi kalau ilmu saya mau lebih dimanfaatkan maka saya harus mengajarkannya pada orang lain. Dakwah-lah salah satu sarananya.

Belum sempat otak saya beristirahat barang sejenak, perkataan Baginda Rasulullah SAW yang lain segera menyambut.

“Barangsiapa yang berdakwah kepada petunjuk (kebaikan) maka dia mendapatkan pahala seperti pahala yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Subhanallah saya bisa mendapatkan bagian pahala dari orang yang saya dakwahi bila orang tersebut melakukannya. Jika saya melakukan ibadah itu sendiri maka saya dapat satu pahala, tetapi bila saya menyeru orang lain untuk melakukan ibadah itu juga maka saya mendapat pahala darinya. Jika ia satu orang maka saya mendapat 2 pahala, (dari sendiri dan dari satu orang yang saya seru) lantas jika ada 100 orang? Saya akan mendapat 100 kali lipat pahala suatu ibadah tersebut. Subhanallah pahala yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mau berjuang di jalan Dakwah-Nya. Betapa Pemurahnya Dia.

Tertampar Hati ini dan Mengalir air mata ini…

Oh Allah kemana saja hati dan pikiran hamba selama ini? Hingga tak terpikirkan betapa pentingnya berjuang di jalan dakwah-Mu. Hamba selalu merasa cukup hanya dengan shalat, cukup hanya dengan mengaji dan cukup hanya dengan puasa ramadhan, padahal hamba juga tak yakin apakah amal-amal yang telah hamba lakukan engkau terima dan beri pahala atasnya atau bahkan tak berarti apa-apa bagi-Mu. Begitu sombongnya hamba selama ini sehingga tak menyadari betapa banyaknya amal-amal lain yang belum hamba tunaikan di Dunia yang hanya menjadi tempat bersinggah sebentar ini. Terlalu bangganya hamba selama ini terhadap diri, sehingga mata hamba seakan tertutup dan tak melihat betapa banyaknya orang lain di luar sana yang beramal dan berjuang jauh sangat jauh dari apa yang hamba lakukan. Mengapa baru sekarang hamba sadar begitu sedikitnya bekal yang hamba telah siapkan. begitu sedikitnya sehingga hamba pikir tak akan sampai perjalanan hamba ke surga-Mu yang abadi.

Dakwah! “Kau” berhasil meluluhkanku!

Dimulai dengan bergabung dalam organisasi LDK (Lembaga Dakwah Kampus) hari-hari telah saya lalui dengan aktivitas-aktivitas dakwah. Aktivitas yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, bahkan ketika saya ikut rohis SMA dulu. Ruhiyah saya semakin terisi oleh cahaya-Nya. Berbagai kepanitiaan acara telah saya jalani dengan antusias dan penuh keikhlasan Insya Allah. Tak henti saya mengucap syukur pada-Mu ya Allah yang telah membuka jendela hidayah di kamar hati hamba. Begitu banyak hal yang hamba dapatkan dalam barisan dakwah ini.

Hamba rasakan manisnya ukhuwah di antara kami sesama pejuang agama-Mu,

Hamba rasakan kehadiran dan sentuhan Cinta-Mu,

Hamba rasakan kasih sayang kekasih-Mu. Utusan-Mu Rasulullah Muhammad SAW yang karena perjuangannya, kesabarannya, luka-lukanya, keikhlasannya, ketabahannya, kekuatannya, cintanya serta cucuran air mata rindunya pada kami umatnya yang hidup jauh setelah beliau pergi, dan wahai Allah Engkau tau kami-pun merindukan beliau SAW yang senatiasa kami berharap dapat melihat wajah teduhnya dan bersamanya di Jannah-Mu kelak.

Seperti yang digambarkan dalam firman Allah “Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah; 9:128)

Tak ingin rasanya saya meninggalkan barisan ini karena sudah terlanjur cinta. Meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah. Begitu banyak karunia-Nya yang saya dapatkan melalui dakwah ini. Dan saya selalu berdoa:

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia).” (QS.Ali ‘Imran: 8)

Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.

“Dakwah bukan suatu hal yang Penting apalagi Istimewa! Karena Dakwah adalah lebih dr sekadar penting dan istimewa. Dakwah adalah nadi agama Islam, yang harus senantiasa kita denyutkan. Dakwah adalah nafas bagi kita yang meyakini Islam sebagai agama, ridha Allah sebagai Tuhan Yang Esa, Muhammad nabi dan utusan-Nya. Dakwah adalah makanan pokok bagi hati dan keimanan kita.”

Tanpa dakwah akan terasa hampa hidup kita,

Tanpa dakwah tak akan pernah kita rasakan ukhuwah yang begitu mesra dan indah,

Tanpa dakwah takkan kita rasakan perjuangan Nabi dan sahabat dulu dalam memperjuangkan agama ini, memperjuangkan tegaknya kalimat Allah di bumi ini,

Tanpa dakwah takkan kita sadari kehadiran dan cinta-Nya kepada hamba-hamba yang menolong agama-Nya,

Tanpa dakwah kita bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Tanpa dakwah kita tak tahu artinya Cinta.

Karena Sejatinya Dakwah adalah Cinta (Seperti ungkapan seorang Murobbi).

Sekian semoga bermanfaat..

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Lulus dari Univ. MH. Thamrin tahun 2014 jurusan Management dan saat ini bekerja di perusahaan media sosial. Bergabung dalam Alumni LDF Al-Iqtishod Univ. MH. Thamrin. Aktif sebagai Ketua Departemen PeTiKan (Penyuluhan, Pelatihan dan Pendidikan) Muslimah Center @_muslimahcenter

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization