Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Sumber Kekuatan Seorang Muslim

Sumber Kekuatan Seorang Muslim

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (muhammadibnabdullah.deviantart.com)
Ilustrasi. (muhammadibnabdullah.deviantart.com)

dakwatuna.com – Firman Allah yang begitu indah dalam QS. Al Ashr bahwa kita sesama muslim harus saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Tulisan ini mungkin bisa menjadi salah satu sarana kita saling mengingatkan dalam kebaikan dan menguatkan kita dalam keimanan pada Allah SWT.

Sudah menjadi hal yang lumrah saat Allah SWT memberikan ujian kepada kita, hamba-Nya. Ujian yang Allah berikan kepada kita tentulah bukan ujian yang mudah. Allah SWT menguji kita dengan sesuatu yang kita sulit melaluinya. Orang kaya yang diuji dengan hartanya, apakah dengan harta yang banyak mereka masih mau mengingat dan beribadah pada Allah. Fakir miskin yang diuji dengan usaha gigihnya dalam mencari nafkah, apakah mereka melibatkan Allah SWT dalam waktu-waktu sibuk mereka bekerja. Para pelajar yang diuji dengan kesukaran dalam mempelajari materi, apakah mereka bersabar dalam proses tersebut dan menyertai Allah. Bahkan seorang ulama dan da’i yang diuji dengan ilmu yang mereka milik, apakah mereka merasa terus kekurangan ilmu sehingga menjadikan mereka tawadhu’ atau sebaliknya membuat mereka angkuh dan besar kepala. Setiap orang memilki ujiannya masing-masing. Dengan tingkat dan karakteristik ujian yang bervariasi sesuai dengan ruang lingkup kehidupannya sehari-hari.

Sesungguhnya Allah SWT memberikan ujian-ujian yang sulit untuk hambanya karena Ia ingin agar hamba-hamba-Nya menjadi hamba yang memiliki kualitas keimanan yang kuat. Hamba yang tidak mudah terkalahkan oleh godaan dan nafsu duniawi. Allah pun akan selalu menguji hamba-Nya pada tingkat ujian yang sama. Allah tidak akan mengubah ujian tersebut sebelum sang hamba mampu mengatasinya. Karena sesungguhnya saat sang hamba mampu mengatasi ujian tersebut ia telah berhasil naik satu tingkat ketakwaan di sisi Allah SWT. Dalam QS. Ar-Ra’du Allah berfirman, “Innallaha laayughoyyiru ma biqowmin hatta yughoyyiru maa bi anfusihim.” Allah akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum tersebut mau mengubahnya sendiri. Yang menjadi poin di sini adalah titik permulaan untuk terus berusaha mengatasi ujian-ujian yang Allah berikan bermula pada diri kita. Ketika kita tidak berkeinginan dan tidak berusaha untuk lulus dari ujian yang Allah berikan maka bagaimana Allah akan membantu kita. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa Allahlah yang pada akhirnya menjadi penentu. Saat usaha kita dalam menghadapi ujian yang Allah berikan sudah maksimal pada akhirnya Allahlah yang memberi kita pertolongan sehingga kita dapat lulus dari ujian tersebut.

Sering kali kita lupa, setiap keberhasilan, pencapaian, kesuksesan baik jabatan, penghargaan, pengaruh semua hal yang kita miliki tak lain dan tak bukan merupakan pemberian dari Allah SWT atas usaha keras kita. Akan tetapi, dengan sombong dan angkuhnya kita melupakan Allah SWT saat sudah berada di titik teratas pencapain kita. Kita merasa semua yang kita lakukkan adalah murni hasil usaha kita sendiri. Rasa-rasa seperti itulah yang akan menjauhkan kita dari keberkahan Allah pada setiap apa yang kita kerjakan.

Saudaraku yang dirahmati Allah, proses ujian yang diberikan Allah kepada hamba-Nya berfariasi. Terkadang Allah memberikan ujian begitu cepat kepada hamba-Nya. Begitu cepat datang dan begitu cepat selesai. Atau tidak menutup kemungkinan ujian yang Allah berikan pada kita merupakan ujian yang panjang dan menguras banyak tenanga. Di fase inilah kita dituntut untuk selalu bersabar dan yakin pada Allah SWT. Keyakinan kuat bahwa Allah SWT mengetahui bahwa kita sedang berusaha. Keyakinan yang didukung do’a dan usaha yang terus menerus akan membuat Allah luluh dan semakin sayang pada kita. Sampai pada akhirnya pertolongan Allah pun datang menghampiri kita.

Sumber utama yang menjadi kekuatan seorang muslim sejatinya merupakan kualitas hubungan dan kedekatan dengan Allah SWT. Tidak dipungkiri bahwa setiap muslim dituntut untuk selalu produktif dan memberikan kebermanfaatan untuk lingkungan sekitarnya. Yang terkadang segala aktivitas yang dilakukkan di luar menyita begitu banyak energi dan waktu. Yang diperlukan saat itu adalah menyediakan waktu untuk me-recharge diri. Waktu-waku khusus antara kita dengan Allah. Waktu kita menangisi dosa-dosa yang kita sesali dan kelalaian-kelalaian yang kita bertekad untul tidak mengulanginya. Disadari atau tidak, waktu-waktu tersebutlah yang menjadi bahan bakar, pasokan cadang energi terakhir kita dalam menghadapi ujian-ujian kehidupan.

Islam merupakan agama yang rahmatan lil’alamin. Islam mengajarkan pemeluk-pemeluknya untuk selalu berusaha, dan berdoa dalam menghadi segala tantangan yang ada di dunia. Saat banyak orang frustasi karena gagal naik jabatan, gagal dalam ujian atau semacamnya, Islam mengajari kita untuk selalu berusaha dan berdo’a. Satu lagi kunci yang sangat kuat di dalam ajaran Islam ialah keyakinan. Keyakinan kita akan keberadaan Allah sebagai Tuhan semesta Alam yang Maha Perkasa Yang Maha Mengetahui. Keyakinan bahwa Allah melihat setiap kerja-kerja kita, melihat setiap usaha yang kita lakukkan akan menjadi sumber semangat untuk terus maju dan tidak berhenti berusaha dalam menghadapi ujian kehidupan.

Karena sesungguhnya Allah-lah yang menjadi tempat kita bergantung, tempat kita meminta, dan tempat kita melabuhkan semua hasil usaha-usaha yang kita lakukkan. Ud’unii astajiblakum.. Berdoalah kepada-KU niscaya akan Aku kabulkan. Janji Allah yang nyata yang termaktub di dalam kitab suci Alquran.

Ujian merupakan fase yang akan selalu kita temui selama kita hidup di dunia, karena ujianlah proses seleksi berlangsung. Akan terlihat hamba yang takwa dan memiliki kekuatan dalam kesabaran yang akan berhasil melaluinya.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Program Studi Arab FIB UI.

Lihat Juga

Imigran Muslim, Akankah Mengubah Wajah Barat di Masa Depan?

Figure
Organization