Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kapan Berkilau Jika Galau?

Kapan Berkilau Jika Galau?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (wantyoucity.com)
Ilustrasi. (wantyoucity.com)

dakwatuna.com“Kirimkan aku seratus orang akan aku guncang nusantara, kirimkan aku sepuluh pemuda akan aku guncang dunia”

Sebuah kalimat yang menggugah terlontar dari mulut seorang proklamator dan orator ulung yang dimiliki oleh Indonesia. Siapakah yang tak mengenal beliau? Bung Karno, sapaan yang lekat di benak rakyat Indonesia.

Dari perkataan tersebut terlontarkan betapa hebat dan dahsyat potensi yang tersimpan di dalam jiwa dan raga seorang pemuda. Di tangan dan di pundak pemuda tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan negara akan diserahkan.

Tak usah jauh-jauh melihat gambaran masa depan suatu bangsa atau negara. Lihatlah kondisi pemuda di negara tersebut. Apabila pemuda-pemudahnya rajin, semangat dan berlaku kebajikan maka itu yang akan menjadi kenyataan di masa akan datang. Negara tersebut akan berkembang dan maju sebab pemuda-pemudanya memberikan yang terbaik dari potensi yang dimiliki untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Sebaliknya, jika pemuda-pemudanya malas, bertindak sesukanya dan berlaku keburukan. Maka, tunggulah saat-saat kehancuran negara tersebut karena pelan-pelan negara itu akan binasa akibat rongrongan pemuda yang tak bertanggungjawab.

Kilauan sebuah negara di masa depan mampu diprediksikan dengan kilauan aktivitas pemuda di masa sekarang. Kegelapan negara di masa depan pun terlihat dengan kegelapan yang dilakukan oleh pemuda di masa sekarang.

Bagaimanakah cara menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kilauan laksana cahaya yang memancar menerangi seluruh penjuru bumi? Kilauan itu akan terpancar jika pribadi-pribadi muslim terutama pemuda senantiasa melaksanakan berbagai amal sholeh dan kebaikan-kebaikan yang akan berdampak bagi diri sendiri maupun orang lain. Lewat semangat dan rajin beramal shalih serta membiasakan diri melaksanakan hal-hal yang beraromakan kebaikan maka semakin berkilaulah sang pemuda tersebut.

Namun, apabila keburukan-keburukan yang dikerjakan. Menentang segala perintah dan menjalankan larangan-Nya. Bersiap-siaplah diri ini menghadapi kegelapan. Senang bermalas-malasan atau sekarang lebih populer dengan istilah galau. Ketika ingin berbuat kebaikan malah galau terlebih dahulu, akibatnya kebaikan tersebut tidak jadi dikerjakan. Galau untuk berbuat amal shalih yang akan menjadi teman di saat diri ini terbaring tanpa bergerak menanti datangnya tiupan terompet sangkakala, ini juga mengakibatkan kegelapan pada diri seorang pemuda.

Kilauan akan berbuah kebaikan sedangkan kegalauan akan berbuah keburukan. Mana yang akan kita pilih? Jika kilauan amal shalih dan kebaikan mampu menuntun manusia menuju surga. Mengapa harus memilih kegalauan yang akan menyeret manusia secara sukarela ataupun terpaksa masuk ke dalam sebuah tempat yang diisi oleh api yang bernyala-nyala.

Kapan berkilau jika diri ini masih galau?

Galau identik dengan keburukan. Jika seseorang galau. Maka dia sedang berada dalam sebuah keburukan. Akankah kita mempertahankan kegalauan di dalam diri ini?

Negara tak akan mengapai masa kejayaan dan keemasan jika para pemuda senang dengan kegalauan. Kegalauan yang tak jelas berujung kapan dia berhenti galau. Padahal, waktu terus berputar tanpa berhenti sedetik pun.

Inikah pemuda harapan bangsa? Pemuda yang hanya bisa bergalau ria. Pemuda yang senantiasa berbuat sesuka hati tanpa mematuhi perintah dan larangan Ilahi. Pemuda yang malas, tak mau bersyukur tatkala bernafas.

Tunggu saatnya kehancuran bangsa ini. Jika pemuda-pemuda sekarang masih bergelimang dengan kegalauan. Kegalauan yang tak berujung pada penyelesaian. Galau bukan sebuah solusi tapi hanya sebuah aktivitas diri yang tak memiliki arti.

Kilauan kebaikanlah yang dinanti-nanti. Ditunggu-tunggu oleh rakyat yang sering termengu. Harapan mereka ada di tangan dan pundak pemuda masa kini. Jika pemuda-pemudi memancarkan kilauannya di masa kini. Maka, sebuah pertanda negara tersebut akan berkilauan kelak di masa depan.

Dengan turut serta mengerjakan amal sholeh dan berperan aktif dalam segala aktivitas yang positif merupakan jalan yang terbaik yang harus dilakukan oleh pemuda-pemudi masa kini.

Tidak usah jauh-jauh jika ingin memperbaiki sebuah bangsa atau negara. Persempitlah cita-cita itu untuk memperbaiki masyarakat terlebih dahulu. Namun, sepertinya memperbaiki masyarakat tanpa dukungan keluarga terlihat mustahil. Untuk itu perbaiki terlebih dahulu keluarga kita sekarang ini. Tetapi, ternyata dari keluarga pun tak mempan untuk diperbaiki jika tak ada sesosok contoh dari diri kita sendiri.

Intinya, jika ingin memberikan kilauan untuk bangsa dan negara ini. Kilaukanlah terlebih dahulu diri sendiri. Jika diri sendiri sudah berkilau maka perlahan-lahan keluarga akan berkilau pula. Atas bantuan kilauan keluarga maka masyarakat pun sedikit demi sedikit ikut berkilauan. Dengan dukungan masyarakat yang berkilauan maka tak menutup kemungkinan kita akan memberikan kilauan yang terbaik untuk negara ini. Negara atau bangsa pun akan berkilau di masa akan datang.

Kilauan kebaikan yang kita harapkan yang dilakukan oleh pemuda-pemudi zaman sekarang. Bukan kegalauan nan buruk yang selalu membersamai pemuda-pemudi bangsa ini.

Betapa bahagianya manusia jika hidup dikelilingi oleh kilauan kebaikan. Di rona-rona wajah mereka terlukiskan kegembiran untuk selalu bersyukur, bersabar demi meraih keridhoan Sang Pemilik Kekuasaan.

Betapa sedihnya manusia jika hidup dikelilingi oleh galau keburukan. Raut muka mereka menggambarkan kedukaan yang tak berkesudahan tak hanya di dunia, di akhirat pun tetap dipertahankan.

Kapan berkilau jika diri ini masih galau?

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Disela-sela menuntut ilmu sebagai mahasiswa diberikan amanah oleh dekanat menjadi reporter Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.

Lihat Juga

Ingat Allah Hatimu Akan Tenang

Figure
Organization