Topic
Home / Berita / Silaturahim / Ratusan TKI Hadiri Pengajian Akbar FOKMA di Masjid Cina Ipoh Malaysia

Ratusan TKI Hadiri Pengajian Akbar FOKMA di Masjid Cina Ipoh Malaysia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Pengajian Akbar FOKMA di Masjid Cina Ipoh Malaysia
Pengajian Akbar FOKMA di Masjid Cina Ipoh Malaysia

dakwatuna.com – “Hanya suami-isteri yang memiliki pondasi Iman sebagai landasan berkeluarga yang Insya Allah bisa berkumpul dengan pasangannya di surga, karena itu berhati-hatilah dalam memilih pasangan”

Demikian ungkapan khas ala ‘mei-mei’ dalam serial Upin-Ipin yang disampaikan Ustadz Hafiz Ng dalam Ceramah Akbar FOKMA (Forum Komunikasi Muslimah se-Malaysia). Acara yang dihadiri ratusan pekerja Indonesia di kawasan Ipoh, Perak Malaysia.

Pengajian bertema “Manajemen Cinta kaum muslim, mau ke mana dengan Valentine?” yang jadi program keroyokan kepengurusan ‘anak cabang’ FOKMA wilayah Finisar. Tidak ketinggalan menghadirkan pihak HRD pabrik ini dilaksanakan pada Ahad, 3 Februari 2015. Bertempat di bangunan bernuansa arsitektur Cina daratan, tepatnya di Masjid Muhammadiah Ipoh atau yang lebih dikenal dengan Masjid Cina. Suasana asri masjid berikut panelis yang ‘menyegarkan’ mampu membuat hadirin yang sejak pagi datang dengan bis-bis sewaan ini telah mengobati kerinduan akan pesan-pesan Rabbani bagi para pekerja/TKI. Seolah terik matahari-pun tak mampu mengusik perhatian audiens untuk bergeser dari tempat duduknya demi menyelami petikan kalimat-kalimat hikmah yang disampaikan oleh Ustadz Hafiz Ng dan Dr. Askar Triwiyanto, bersama perwakilan mahasiswa Indonesia dari Universiti Teknologi Petronas.

Ustadz Hafiz Ng yang beristerikan seorang muslimah asal Medan ini sempat menceritakan sekelumit perjalanan hidupnya menggapai hidayah Islam. Ia yang sejak kecil terbiasa dengan budaya Cina yang ketat telah mengalami masa-masa sulit perjalanan iman yakni sempat terusir dari rumah akibat “kepergok” melakukan shalat di kamarnya lalu diikuti ancaman tidak berhak memperoleh harta waris dari keluarga besar. Namun keteguhan dan kesungguhan ia dalam berislam saat terusir justru membuat hati kedua orang-tuanya terbuka lalu menghargai keputusan beliau dengan syarat tidak merubah nama Cina-nya.

Kesungguhannya dalam merangkul ‘Saudara Baru’ untuk kembali pada pangkuan Islam diartikulasikan dengan membuka kelas-kelas kajian keislaman bagi para mualaf maupun kalangan non-muslim yang ingin mengenal Islam lebih dekat. Rangkaian nasehat-hikmah dan inspirasi beliau jugalah yang kemudian menghantarkannya menjadi Pengelola MACMA (Malaysia Chinese Muslim Association) cabang Ipoh yang bermarkas di Masjid Muhammadiah Tasek Jaya Ipoh (Masjid Cina).

Di akhir ceramah tersebut, Ustadz Hafiz dan Dr. Askar berpesan pada hadirin untuk menjaga betul karunia bernama Hidayah Islam, termasuk mengutip hadis tentang resiko bersikap ‘Tasyabbuh’ khususnya di bulan Februari ini.

Lewat hadis dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031)

Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

أَنَّ الْمُشَابَهَةَ فِي الْأُمُورِ الظَّاهِرَةِ تُورِثُ تَنَاسُبًا وَتَشَابُهًا فِي الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَلِهَذَا نُهِينَا عَنْ مُشَابَهَةِ الْكُفَّارِ

“Keserupaan dalam perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaan dalam akhlak dan amalan. Oleh karena itu, kita dilarang menyerupai orang kafir”. (Majmu’ Al-Fatawa, 22: 154) (usb/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Di Hadapan Ivanka Trump, Tun Mahathir Kecam Keras Amerika Serikat

Figure
Organization