Topic
Home / Berita / Opini / Jangan Biarkan Ada Rangga Kedua!

Jangan Biarkan Ada Rangga Kedua!

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi.  (fajar.co.id)
Ilustrasi. (fajar.co.id)

dakwatuna.com – Pada pertengahan bulan Januari masyarakat dihebohkan dengan kasus bunuh diri yang di mana korban tersebut hanyalah seorang siswa SMP kelas 2/VIII Global Islamic School Condet, Rangga Arman Kusuma. Tepatnya Rabu, 14 Januari 2015 Rangga ditemukan saudaranya, Wiwin Dwi Winanto (35 tahun), dalam keadaan tak bernyawa tergantung di lemari pakaian rumahnya di Pancoran Timur, Jakarta Selatan sekitar pukul 06.30 WIB (wartakota.tribunnews.com, 14/01/2015).

Beberapa indikasi menyebutkan bahwa sebab bunuh dirinya Rangga dikarenakan oleh kartun manga yang sering ditontonnya, yang ternyata manga tersebut banyak mempertunjukkan adegan kekerasan. Lebih dari itu, beberapa manga bahkan mengajarkan anak bahwa kematian adalah jalan menuju kedamaian dan memberi penjelasan bagaimana cara yang tepat untuk bunuh diri. Namun di sisi lain, kurangnya perhatian keluarga pun dianggap memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan Rangga untuk mengakhiri hidupnya. (nasional.republika.co.id, 17/01/2015) Pemerhati anak, Seto Mulyadi atau biasa dikenal dengan panggilan Kak Seto, menuturkan kepada Kompas.com pada Senin (19/01/2015) pagi, “Anak seperti itu merasa terasingkan, dia merasa tidak ada yang peduli dengannya, tidak punya teman curhat. Kemudian dia mendapat pengaruh tidak jelas dari media. Misalnya, dari media dia melihat bahwa ada tempat yang lebih baik daripada saat ini. Akhirnya dia memilih cara itu. Dia merasa buat apa lagi hidup ini”.

Jika kita telaah lebih lanjut, sesungguhnya masalah Rangga adalah ibarat gunung es, yang jika tidak diselesaikan dengan sigap dan tanggap akan semakin menghancurkan generasi muda saat ini. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa kurangnya perhatian orang tua pada anak adalah penyebab utama hilangnya nyawa seorang Rangga. Anak semisal Rangga sedikit demi sedikit mulai kehilangan orang-orang terdekatnya, orang tua, yang sudah seharusnya bisa dijadikan sandaran ketika menghadapi permasalahan hidup. Namun dengan kondisi himpitan ekonomi yang kini kian menjerat masyarakat, para ibu yang sudah selayaknya menjadi ummu warabatul bait pun banyak yang terpaksa beralih profesi menjadi tulang punggung keluarga. Maka wajar jika anak pun akan berangsur-angsur kehilangan sosok panutan, yang saat ini sosok tersebut tergantikan dengan karakter-karakter bentukan media yang setiap harinya mereka tonton dan lihat. Dengan tidak adanya bimbingan orang tua, jelas bahwa anak akan sangat sulit untuk memfilter apa-apa saja yang mereka dapatkan dari media, baik melalui sinetron, kartun atau manga. Sekalipun kita ketahui bahwa Rangga sendiri bersekolah di sekolah berlabel islami, nyatanya hal ini tidak cukup untuk membendung arus perusakan moral dan akhlak generasi muda yang tidak lain berasal dari media liberal seperti saat ini.

Dengan demikian semakin terbukalah mata kita, betapa pentingnya peran orang tua terutama ibu dalam membangun sosok-sosok generasi berkualitas. Peran penting semacam ini tidak akan pernah tergantikan oleh lembaga-lembaga pendidikan semacam PAUD, pesantren ataupun sekolah Islam. Tetap saja, yang menjadi ujung tombak dalam membentuk generasi unggul adalah para orang tua khususnya ibu yang memiliki kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai Islam sehingga berdampak pada pembentukan akhlakul karimah dalam diri anak. Patutlah kita renungkan bersama nasehat Rasulullah SAW, “Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari pada pendidikan yang baik”. Bahkan Rasulullah menjabarkan tentang pengajaran yang baik dalam hadist lainnya, “Ajarilah anak-anakmu tiga perkara: cinta kepada nabi kalian, cinta kepada keluarga nabinya, dan membaca Alquran”.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pelajar, SMAIT INSANTAMA.

Lihat Juga

Identitas Pelaku Bunuh Diri di Masjidil Haram Terungkap

Figure
Organization