Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Khutbah Nikah Putri Ust Tate Qomaruddin

Khutbah Nikah Putri Ust Tate Qomaruddin

Pernikahan (ilustrasi). (depokpost.com)
Pernikahan (ilustrasi). (depokpost.com)

dakwatuna.com – Kita seringkali menganggap pernikahan itu adalah peristiwa hati. Padahal sesungguhnya pernikahan adalah peristiwa peradaban.

Ini bukan cuma tentang 2 manusia yang saling mencinta lalu mengucap akad. Tetapi, bahkan ini merupakan peristiwa peradaban yang mengubah demografi manusia.

Pernikahan adalah sayap kehidupan. Rumah adalah benteng jiwa. Jika di rumah kita mendapat energi memadai, di luar rumah kita akan produktif.

‘Sakinah’ bukan cuma ‘tenang’. Ia berasal dari kata ‘sakan’ yang artinya ‘diam/tetap/stabil’. Maka ia menjadikan tenang karena stabil, bukan tenang yang melalaikan.

Sakinah adalah perasaan tenang yang lahir dari kemantapan hati. Manusia menjadi tenang saat kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara komprehensif.

Al Quran menjelaskan: ‘Kami jadikan air sebagai sumber kehidupannya’. Air (mani) merupakan: sumber (simbol) stabilitas (psikis saat diatur volumenya dalam tubuh) dan produktifitas (kualitas semangat & kuantitas keturunan)

Hakikat pernikahan tidak bisa dipelajari dari manapun. Learning by doing. Islam mengarahkan menikah muda agar rasa penasaran itu cepat terjawab.

Agar setelah ‘rasa penasaran’ itu terjawab, perhatian seseorang bisa lebih banyak tercurah dari urusan biologis ke intelektualitas-spiritualitas.

Tidak perlu takut terhadap beban hidup, yang perlu dilakukan hanya mengelolanya. Sebab pelaut ulung pun lahir setelah melewati gelombang-gelombang samudera.

Yang bisa membuat kita melewati gelombang itu adalah persepsi awal yang benar tentang cinta. Yaitu cinta sebagai dorongan untuk terus memberi pada yang kita cintai.

Hubungan yang terbina dari sini bukan hanya hubungan emosional, tapi juga spiritual-rasional. Karena keluarga ini adalah basis sosial terkecil untuk membangun peradaban.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Politikus Indonesia. Salah satu pendiri Partai Keadilan 1998 dan PKS 2003. Terpilih menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014. Merampungkan sarjana jurusan syariah pada 1992. Diangkat menjadi presiden dalam situasi badai yang menerpa PKS. Ia menggalang konsolidasi partai dengan tagline “Cinta. Kerja. Harmoni.” Mengikuti program American Council for Young Political Leader (ACYPL) di Amerika Serikat (2000) dan Kursus Singkat Angkatan ke-9 Lemhanas. Menulis 10 buku di antaranya Delapan Mata Air Kecemerlangan (2009), Momentum Kebangkitan (Kumpulan Pidato) (2014) dan Gelombang Ketiga Indonesia (2014).

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization