Topic
Home / Berita / Daerah / Ribuan Warga NU Hadiri Tahlil dan Tabligh Akbar Bersama Ketua PWNU Lampung

Ribuan Warga NU Hadiri Tahlil dan Tabligh Akbar Bersama Ketua PWNU Lampung

Tahlil dan Tabligh Akbar PWNU Lampung.  (Rudi.s/PWNU Lampung)
Tahlil dan Tabligh Akbar PWNU Lampung. (Rudi.s/PWNU Lampung)

dakwatuna.com – Lampung Barat.  Tahlil dan Tabligh Akbar dalam rangka Pelantikan Pengurus MWC NU Kecamatan Suoh dan Pelantikan Pengurus Muslimat NU Kecamatan Suoh dipadati ribuan jamaah sejak pukul 06.30 WIB. Minggu (25/1/15)

Para jamaah yang hadir dari berbagai pekon se-Lampung Barat memenuhi setiap sudut halaman masjid, rumah warga, hingga keruas jalan-jalan. Lapangan tempat parkir yang disediakan panitiapun penuh dengan kendaraan yang membawa rombongan dari berbagai pekon. Ribuan jamaah ini kurang lebih berjumlah 4000an warga NU.

Gus Aris Ketua MWC NU Kecamatan Suoh dalam sambutannya mengatakan sujud syukur bahwa NU Kecamatan Suoh sudah mulai bangkit bersatu untuk maju membangun Kecamatan Suoh dari pinggiran ketengah peradaban, ini dilihat dari warga NU yang hadir ribuan jamaah. Dan saya mengucapkan terimakasih kepada KH. RM Soleh Bajuri Ketua PWNU Lampung ditengah kesibukannya mempersiapkan pencalonannya sebagai Bakal Calon Bupati Lampung Selatan masih menyempatkan hadir melantik dan mengisi Tabligh Akbar.

Nurhadi selaku Rois Syuriah MWC NU mengatakan gelaran ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada warga NU tentang bagaimana tahlilan yang sudah menjadi tradisi yang tidak bisa terpisahkan dari NU.

Soleh Bajuri Ketua PWNU Lampung dalam ceramahnya mengatakan kegiatan tahlilan adalah suatu wujud keberhasilan islamisasi terhadap tradisi masyarakat Indonesia praIslam. Tahlilan yang di artikan secara bahasa adalah berasal dari kata Tahlil yang artinya ucapan Laa ilaaha illallah. Tetapi pengertian yang berkembang di masyarakat Tahlilan adalah kegiatan keagamaaan yang di dalamnya terdapat pengucapan tahlil/kalimat Laa ilaaha illallah dan kalimat thoyibah lainya yang di maksudkan untuk mendoakan diri sendiri ataupun orang lain yang masih hidup maupun yang sudah meninggal agar di ampuni dosanya ataupun untuk dikabulkan hajatnya.

Tahlilan dan berdoa bersama yang berkaitan dengan acara kematian/meninggalnya seseorang untuk mendoakan dan memberikan hadiah pahala kepada orang yang telah meninggal dunia, itu semua sampai kepada Mayyit, dengan nash yang jelas dalam Shahih Muslim hadits No.1149, bahwa “seorang wanita bersedekah untuk ibunya yang telah wafat dan diperbolehkan oleh Rasul saw”, dan adapula riwayat Shahihain Bukhari dan Muslim bahwa “seorang sahabat meng-hajikan untuk ibunya yang telah wafat”, dan Rasulullah saw pun menghadiahkan Sembelihan Beliau saw saat Idul Adha untuk dirinya dan untuk ummatnya, “Wahai Allah terimalah sembelihan ini dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan dari Ummat Muhammad” (Shahih Muslim hadits No.1967). (Rudi Santoso/PWNU/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Aher, Anies, Ahmad Syaikhu dan Nur Supriyanto Kompak Hadir di Tabligh Akbar BKMT

Figure
Organization