Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Uhibbuka Yaa Rasulallah…

Uhibbuka Yaa Rasulallah…

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Wahai mu’minin saudaraku..

Dialah satu-satunya nabi yang ditulis lengkap dalam riwayat kehidupannya,

Dia adalah Muhammad bin Abdullah yang nasabnya dipertemukan dengan Nabi Ismail as, Nabi Ibrahim as, dan Nabi adam as,

Dialah yang kelahirannya sudah memberikan mukjizat kenabian, bercahaya tubuhnya pada saat lahir,

Runtuhnya 14 tiang balkan kisra dan padamnya api abadi berhala kaum majusi seketika menjadi tanda tentang perlawanan antara keadilan dan kedzaliman kelak,

Di yaumil khandaq, dengan doanya ia memperbanyak makanan yang sedikit hingga kaum muslimin kekenyangan dan masih menyisakan sisa,

Di yaumil khaibar dengan air liurnya menyembuhkan penyakit mata sahabat ali ra.,

Di yaumil hijrah butiran debu ditebarkan ke kepala kaum quraisy yang berkomplot untuk membunuhnya, membuat mereka tidak melihat nabi keluar untuk hijrah atas perintah Rabbnya, padahal nabi ada di hadapan mereka secara jelas,

Di yaumil badr, ribuan malaikat turun dengan jubah putih memberikan pertolongan kpda nabi dan kaum muslimin,

Di yaumil huzn, Allah memberangkatkan nabi ke shidratul muntaha, dipertemukan dengan para nabi sebelumnya, dan turunlah perintah shalat, ialah peristiwa isra mi’raj,

Di yaumul wada’ lengkaplah mukjizat nabi dengan Alquranul karim.

Sedari kecil Nabi menunjukkan keberkahan di sekelilingnya. Sudah menjadi kebiasaan orang arab bahwa anak-anak mereka akan dibesarkan di lingkungan yang sehat dan disusukan kepada wanita-wanita pilihan, kala itu halimatus sa’diyah adalah ibu susuannya, takdir Allah bahwa ternak ibundanya menjadi sehat dan gemuk lagi tiada henti perasan susu ternaknya.

Dialah yang pada masa kecil dan remajanya sudah dipersiapkan oleh Allah, dengan kondisi yatim piatu, menjadi penggembala, melakukan musafir ke negeri seberang untuk berdagang bersama pamannya.

Ketika remajanya, pernah suatu ketika ia berniat untuk menghadiri acara pesta bersama teman-teman seusianya, kala itu adalah hal yang lazim, namun Allah tak menghendaki dan menjaga kesucian dirinya, lantas ditidurkanlah ia hingga pagi, sehingga setelahnya ia berjanji tidak akan pernah menghadiri acara-acara yang demikian.

Dewasanya pun kemuliaan mengiringinya, kala ia sukses menjaga integritasnya sebagai pedagang yang jujur dan amanah dalam lisan dan sikapnya, maka seantero makkah berebut menjulukinya sebagai al amin atas kebenaran perangainya.

Sudah menjadi kelaziman bangsa arab quraisy hidup dalam perniagaan, konon, kata quraisy merupakan istilah dari kaum yang suka berdagang, sehingga nabi pun tak luput dari kehidupan perdagangan.

Kesuksesannya pula, mengantarkan seorang khadijah, wanita bagsawan quraisy yang terhormat lagi mulia nasabnya mengharapkan nabi menjadi pendampingnya, sedang banyak yang ingin meminang khadijah dari para bangsawan quraisy, namun ia menolaknya, menjadi takdir Allah kelak bahwa khadijah menunjukkan keimanan dan pengorbanannya untuk dakwah Islam.

Maka jadilah pernikahan mereka kala nabi berusia 25 tahun dan bunda khadijah berusia 40 tahun, dengan mahar 20 ekor unta muda, kala dikonversi 1 ekor unta senilai 15 juta, maka sekitar 300 juta. Yang unik mereka dipertemukan dengan nasab yang mulia qusay bin kilab, kakek buyutnya Abdul Muthalib yang menjadi kakeknya nabi. Maka berpadulah mereka dalam kemuliaan.

Menjelang kenabiannya, nabi lebih memilih menjauhkan diri di tengah hiruk pikuk kehidupan jahiliyah bangsa arab kala itu, yang kita kenal dengan ber uzlah di gua hiro, nabi menghabiskan waktunya dengan banyak merenung, dan ini adalah takdir Allah untuk mempersiapkan utusan-Nya dalam menerima wahyu kelak.

Adalah kesamaan sebelumnya, kisah para nabi, bahwa mereka dimulai dari perenungan sebelum dipersiapkan Allah sebagai utusan-Nya sebagaimana abul anbiya Ibrahim as.

“Iqro, bismi Robbikalladzi khalaq” bacalah, dengan nama Tuhan yang menciptakanmu. Sebuah kalam yang mengguncang nabi, dikala umurnya 40 tahun, hingga malaikat Jibril mendekapnya dengan erat dan mengulangi menuntun nabi untuk membacanya, namun lisan ini tak kuasa atas wahyu yang mulia karena nabi seorang yang umi atas bacaan dan tulisan, dengan kesabaran jibril menyampaikan awal risalah yang mulia ini.

Bergetar seluruh tubuh nabi, ia menggigil, ia butuh dukungan, keyakinan dari orang-orang terdekatnya, lantas takdir Allah mempersatukannya dengan khadijah adalah sebuah alasan, khadijah sebagai seorang istri yang penuh cinta, memberikan dukungan dan menjadi muslimah yang pertama berislam tanpa reserve, ia menyadari sepenuhnya kalau muhammad pantas sebagai seorang nabi dengan segala perangainya, tenanglah hati nabi, ia merasakan kesejukan, maka ialah sakinah, mawaddah, warrahmah.

Khadijah pun membawa kepada waroqah bin naufal pamannya yang hanif, beberapa literatur menyebutnya sbgai seorang ahlul kitab (nasrani), lantas waroqah pun berkata “Itu adalah malaikat yang sama Allah utus kepada Musa. Andai aku masih hidup hingga engkau menerima wahyu, pastilah aku akan mendukungmu sekuat tenaga.” (HR. Bukhari)

Kini Nabi dihadapkan sebuah jalan dakwah, jalan yang di mana dilalui para nabi dan rasul sebelumnya. Nabi adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’kub, Yusuf, Ayub, Suaeb, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakariya, Yahya, Isa as. ajma’in, jalan yang di mana membawa seruan yang sama, beriman kepada Allah yang esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, jalan yang membawa keberkahan, rahmat, dan keselamatan.

Catatan sirah menunjukkan betapa cintanya kepada umat melebihi cinta dari pada dirinya, ia telah gadaikan hidupnya untuk seruan ini, setiap hari, jam, menit, dan detik.

Namun kini sebagian umat mencukupkan dirinya hadir dengan acara seremonial tahunan untuk mereview kehidupannya, jika ia hadir kembali, maka malulah kita, “bukan ini yang aku inginkan, namun jadikan ia ada di dalam dirimu setiap waktu” shollu ‘ala muhammad, ya nabiyyil kariim, sayyidil mursalin. Uhibbuka ya Rasulullah.

 

Redaktur: Muh. Syarief

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang mualaf. HRD Manager.

Lihat Juga

Apakah Rasulullah SAW Menafsirkan Semua Ayat Al-Quran?

Figure
Organization