dakwatuna.com
Sahabatku……
Bertahun-tahun lamanya kita merajut benang dakwah
Memintalnya dengan hati-hati menjadi pakaian taqwa
Menutupi aib diri membersikan karatan hati
Menyinari jagad raya dan membangun peradaban manusia
Sahabatku,
Pahit getir kita rasakan bersama
Menapaki jalan dakwah penuh warna
Membuat kita semakin dewasa
Dalam memahami arti kehidupan
Sahabatku….
Kita tidak bisa lari dari ujian
Kita tidak bisa menghindar dari cobaan
Jangan berharap kita akan kaya dengan dakwah
Namun berharaplah kita mengayakan dakwah
Dengan amal istimewa menuju akhirat sana
Sahabatku …….
Allah sangat sayang pada kita
Memberikan kesempatan dalam kafilah dakwah
Yang telah dirintis oleh Nabi yang tertua
Bersambung menyambung dari masa ke masa
Sampai dunia menutup usia
Sahabatku …….
Allah menyapa kita dengan ujian
Allah menyanyangi kita dengan penyakit
Allah menghibur kita dengan kesabaran
Dan Allah memanggil kita dengan kematian
Sahabatku Sudirman, tiga bulan yang lalu
Engkau terbaring di rumah sakit
Merasakan kesakitan yang tiada tara
Setiap persendian badan terasa ingin berpisah
Namun engkau hadapi dengan sabar dan tabah
Yang membuat kami kagum padamu
Tidak ada guratan kesedihan
Tidak ada keluh kesah
Bahkan engkau tetap tersenyum dan masih bisa tertawa
Sekalipun rasa sakit tak tertahankan dalam dada
Ketika kami menghibur hatimu
Membahagiakanmu dengan balasan-Nya
Mendoakan dengan berpotong-potong doa
Doa tulus dari sahabat tercinta
Semoga semua ini menjadi kafarat dosa
Memudahkan engkau berjumpa dengan-Nya
Lebih tiga bulan engkau dirawat
Dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain
Dengan diognasa yang berbeda
Sampai akhirnya engkau divonis menderita leukimia
Pada pagi yang tenang di hari Rabu penghujung bulan
Engkau pergi untuk selama-lamanya
Menemui Sang Khalik dengan penuh bahagia
Dalam gengaman kasih Sayang-Nya
Menuju alam baqa melanjutkan hidup berikutnya
Ya Allah Ya Rahman
Ampunilah dia, maafkanlah kesalahannya
Terimalah ibadahnya, bahagiakanlah dia dengan amal dakwahnya
Mudahkan urusan dan ringankan bebannya
Dan jadikanlah kuburnya sebagai hamparan surga
Sampai putusan Allah menghampiri dirinya
Pada mahkamah sejati di akhirat nanti
—
Puisi ini dipersembahkan sebagai kenangan untuk sahabatku Sudirman (guru MTSN Padang Ganting Batusangkar) yang wafat pada hari Rabu 31/12-2014 di RSU M. Jamil Padang dan dikebumikan hari itu juga di Rao Mapat Tunggul Pasaman Sumbar
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: