Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Aku Rindu Kita…

Aku Rindu Kita…

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com

Aku rindu kita, Aku rindu dulu, Aku rindu kita yang dulu…

Memutar lagi memori awal sejak pertama bertemu dan bersatu dalam hati yang berpadu..

Aku rindu.. Dulu awal kita bertemu.. Rasa gagu dan gemetar memayungi qalbu..

Aku rindu.. Dulu awal kita bertemu.. Memilih-milih mana yang akan mengiringi kita memperbaiki diri…

Aku rindu.. Dulu awal kita bertemu.. Aku rindu..

Semangat yang membara, semangat yang menggelora. Kemanakah ia ?

Takbir yang bergema tak sehangat dulu ketika kita merapatkan barisan dan mengepalkan tangan dengan semangat yang mengebu-gebu bersama..

Mungkin karena kelalaianku, mungkin karena materi proses ukhuwah itu belum berjalan dengan utuh..

Ta’aruf, Tafahum, Ta’awun, Takaful belum sepenuhnya terjalankan olehku…

Do’a rabithah belum seutuhnya tersampaikan..

“Menyerahkan diri pada Allah” bukan perkara yang mudah..

Satu materi lagi yang kita dapatkan.. Setiap perkara kebaikan, maka janganlah aneh ketika di dalam prosesnya ada ujian, tantangan, pengorbanan.. Ibarat Cinta, dakwah tertanam dalam keimanan. Kita bekerja, anggap Dakwah sebagai pekerjaan dari Allah khusus untukmu dan jangan sampai nanti engkau menyesal dengan upah yang tidak banyak karena sikap bersantaimu. Ini bukan perkara terlalu cinta pada organisasi. Ini bukan perkara lebih mementingkan organisasi daripada kuliah. Nikmati dakwah ini, karena ia begitu nikmat bagi para penikmat yang terjun langsung ke dalamnya. Ini perkara permasalahan umat. Jika antum wa antunna berpikiran bahwa masih banyak yang lebih baik dari kita, maka biarkan mereka saja yang berjuang, yang terjun kelapangan maka itu adalah pemikiran yang dangkal menurut ana. Dakwah memang ada yang namanya dakwah fardiyah namun dakwah jama’iyah jangan pernah dilupakan. Ingatlah ikhwah wa ukhtifillah, agama ini hanya tegak di atas pundak orang-orang yang memiliki azzam yang kuat. Ia tidak akan tegak di atas pundak orang-orang yang lemah dan hanya suka berhura-hura. Tak akan pernah! Mungkin antum wa antunna berfikiran mengapa harus ada wajihah yang menjadi wadah, bukankah diri kita sendiri bisa melakukannya tanpa embel-embel wajihah? Antum wa antunna berpikiran salah. Apakah ada yang bisa menjamin fluktuasi ruhiyah antum wa antunna? Karena wajihah yang menguatkan, karena agenda wajihah yang meningkatkan kembali semangat antum wa antunna yang mengendur akibat lelah yang menderu. Karena wajihah memberikan sajian dakwah terbaik buat antum wa antunna melalui liqo, agenda, pelatihan dan lain sebagainya. Ya lagi-lagi semua itu dilakukan untuk memperbarui iman kita semua. Nikmatilah jalan ini, jalan yang sudah kita pilih. Bisa antum wa antunna bayangkan ketika kita lengah maka musuh Allah akan bergembira di atas kelengahan kita. Apakah antum wa antunna rela? Kita tak akan pernah tau sudah sejauh mana kita melangkah dan tinggal beberapa lagi yang harus kita lakukan, kita kerjakan untuk mengembalikan kejayaan Islam itu. Maka kokohkanlah pundak antum wa antunna. Kakimu akan menjadi saksi kelak ia akan diberikan pertanyaan kemana sajakah ia melangkah selama ini? Bukankah majelis ilmu adalah suatu pembelajaran? Lelah sudah pasti dirasakan. Hal alamiyah seorang hamba. Namun akan kita dapati kenikmatan ilmu, kenikmatan dakwah, kenikmatan ukhuwah yang semakin hari semakin mengikat. Tak ada yang sia-sia. Pengorbanan, waktu, istirahatmu, lelahmu, pikiranmu, materi semua pasti akan dirasakan olehmu. Tapi hakikat cinta, seberapa susah pun halangannya, ujiannya maka kita akan terus berjuang. Karena hasil yang kita nantikan. Untukmu, aku rindu kita yang dulu…. Satu lagi sebagai kalimat penutupku..

“Bukankah bahagia, sedih, marah yang kita rasakan dalam rumah ini adalah pengekspresian cinta? Tegaskan saja pada diri kita ketika kita mulai terbesit untuk bersantai dan menunda kebaikan bahwa perjuangan ini tinggal sedikit lagi, tak lama lagi ! Maka semua pengorbanan itu akan berbuah manis pada sebuah kerinduan kita yang ingin memeluk kembali kejayaan Islam.Tak ada kata-kata tak mungkin, ketika azzam telah terpatri maka Allah kan memberi jalan tuk merahmati perjuangan ini”

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi Fakultas Syari'ah jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum angkatan 2012 di UIN Raden Fatah Palembang.

Lihat Juga

Merindu Baginda Nabi

Figure
Organization