Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Kemuliaan dan Keutamaan Manusia Berilmu

Kemuliaan dan Keutamaan Manusia Berilmu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (halidayanti.blogspot.com)
Ilustrasi. (halidayanti.blogspot.com)

dakwatuna.com – Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang berilmu dan beriman kepada-Nya, hal ini senada dengan surat Al Mujaadilah ayat 11.

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Betapa banyak manusia yang tergiur, silau dan terlena dengan harta, meraihnya tanpa pernah merasa puas, ketika seseorang merasa kekurangan, maka ia mencarinya dan setelah tercukupi ia akan terus menuntutnya sampai tiba ajalnya. Begitulah karakter dari sebuah kehidupan dunia yang menawarkan kegemerlapan dan kemewahan yang tak berujung kepuasan. Makanya ada sebuah untaian doa yang indah “Ya Allah aku berlindung dari (mengikuti) ajakan nafsu yang sejatinya tidak akan pernah memuaskan”

Harta benda yang selalu ditumpuk oleh seseorang, pasti akan meninggalkannya cepat atau lambat dan membiarkan pemiliknya masuk ke dalam liang lahat.  Sedangkan para pencari ilmu, ia akan selalu di jalan Allah Ta’ala dan menemaninya ketika di dunia sampai dihantarkannya ke dalam kubur serta membawanya kepada tempat yang dirindukan yaitu Surga.

Di antara keutamaan manusia berilmu sesuai dengan petunjuk Alquran dan sunnah:

1. Dimudahkan jalan menuju surga

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memuji para penuntut ilmu di dalam sabdanya.

“Barang siapa menempuh jalan guna mencari Ilmu, maka Alloh memudahkan baginya jalan menuju surga.” ( HR Muslim )

2. Disejajarkan dalam persaksian dengan para malaikat

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[[1]] (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS: ‘Ali ‘Imran ayat 18)

3. Menjadi juru bicara untuk membantah para pendosa.

Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mukmin)?” berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu:[[2]] “Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir”, (QS: An Nahl ayat 27)

“dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; “Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)”. Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran)[[3]]. Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; Maka Inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya).” (QS: Ar Ruum ayat 55-56)

4. Dibukakan pikiran dan mata hati

“dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab kami), mereka itu memperoleh azab, Yaitu (jenis) azab yang pedih. dan orang-orang yang diberi ilmu (ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu Itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS: Saba’ ayat 5-6)

5. Lebih utama dari ahli ibadah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

“Keutamaan orang alim atas ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah dari kalian” (HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat lain disebutkan:

“Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang-bintang.” [Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Hibban, dan itu sepotong dari hadits Abu Darda’]

6. Didoakan seluruh penduduk langit dan bumi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia.” (HR at-Tirmidzi dan Ath-Thabrani)

7. Takut kepada Allah Ta’ala

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[[4]]. (QS: Faathir ayat 28)

8. Mengetahui hakikat kehidupan yang beragam

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (QS: Ar Ruum ayat 22)

9. Ilmu lebih utama dari materi

Begitu banyak keutamaan ilmu dari harta seperti diutarakan Ibnu Qayyim dalam kitabnya Al-Qiyam Miftâhu Dâri As-Sa’âdah, di antaranya:

  1. Ilmu warisan para Nabi sedangkan harta warisan para raja (bangsawan).
  2. Ilmu akan menjaga pemiliknya sedangkan harta dijaga oleh pemiliknya.
  3. Harta akan berkurang jika dinafkahkan (jumlahnya) sedangkan ilmu akan bertambah jika nafkahkan.
  4. Pemilik harta jika tiba ajalnya akan ditinggalkan oleh hartanya, sedangkan imu akan masuk bersamanya di dalam kubur.
  5. Ilmu yang mengatur harta, sedangkan harta tidak mengatur ilmu.
  6. Harta bisa didapat orang mu’min dan kafir, orang baik dan buruk, sedangkan ilmu yang bermanfaat tidak didapatkan kecuali oleh orang mu’min.
  7. Orang berilmu dibutuhkan oleh para penguasa, para raja, dari berbagai kalangan, sedangkan pemilik harta hanya dibutuhkan bagi orang-orang yang miskin dan yang kekurangan.
  8. Harta bisa membawa seseorang kepada kesombongan dan kecongkakan, sedangkan  ilmu membawanya kepada ketawadhuan dan ‘ubûdiyyah.
  9. Kecintaan kepada ilmu dasar setiap ketaatan sedangkan kecintaan kepada harta (tergila-gila mengejarnya) dasar kejahatan.
  10. Ilmu akan mendekatkan seseorang kepada Allah Ta’ala dan mengabdi kepada-Nya, sedangkan harta akan memperbudak pemiliknya dan menjaukan kepada-Nya.

[1]. Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.

[2]. Yang dimaksud dengan orang-orang yang diberi ilmu Ialah: Para malaikat, nabi-nabi dan orang-orang mukmin.

[3]. Maksudnya: sebagaimana mereka berdusta dalam Perkataan mereka ini, seperti itu pulalah mereka selalu berdusta di dunia.

[4]. Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...
Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung (UNISBA) & PIMRED di www.infoisco.com (kajian dunia Islam progresif)

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization