Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Raih Kesempatan dan Bunuhlah Waktumu

Raih Kesempatan dan Bunuhlah Waktumu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (clock-desktop.com)
Ilustrasi. (clock-desktop.com)

dakwatuna.com – Kawan, pasti anda mengetahui bahwa belajar bukanlah sebuah formalitas dan adat sebuah peradaban semata. Kawan, anda pasti mengetahui bahwa menuntut ilmu tidak sama dengan menuntut hak dan hanya sekadar mengerjakan kewajiban. Anda pasti mengetahui bahwa hidup adalah anugrah dari tuhan yang sangat besar dan kesempatan untuk menuntut ilmu adalah satu potong dari beberapa potong rezeki yang tuhan beri dan merupakan salah satu serpihan takdir yang sudah tersusun rapi dan didesain sedemikian rupa untuk kita dari tuhan.

Ya kawan, kesempatan merupakan sebuah bongkahan berlian yang tida tara harganya, tidak dapat dibandingkan dengan batu mulia dan perhiasan manapun di dunia. Waktu dan kesempatan merupakan kakak beradik kembar yang manis tapi terkadang juga membuat jengah dan jengkel. Betapa banyak dari orang berbangga hati dan terlalu riang ketika mendapatkan sebuah batu permata, betapa banyak orang yang rela bekerja membanting pulang, tidak makan dan minum hanya untuk mendapatkan sebuah batu mulia yang tentu saja berbayar alias tidak gratis.

Kawan-kawanku seiman dan sebudaya, Allah Ta’ala seorang pencipta dan pengusa segalanya bukanlah dzat yang meminta sesuatu yang berada di luar kemampuan seorang yang diminta, bukanlah DIA dzat yang mengambil manfaat dan seorang yang bergantung kepada pekerja atau ciptaannya. Tahukah kawan , Allah Ta’ala tidak pernah melakukan hal yang sia-sia, ketika Allah Ta’ala menciptakan kita dan menakdirkan kita untuk hidup di dunia ini, itu bukanlah sebuah permaina dan kesia-siaan semata. Betapa banyak rezeki yang diberikannya kepada kita tanpa kita harus mengembalikannya dan membelinya; bernafas, organ tubuh, berpikir tak perlu kita pesan atau membayarnya, karena semua adalah pemberian-Nya, ya karunia-Nya wahai kawanku.

Kesempataan dan waktu merupakan puncak dari berbagai kenikmatan yang Allah berikan kepada kita, betapa banyak hal yang dapat kita lalui, kerjakan, nikmati dan rasakan karena jasa waktu dan kesempatan ini. Pernah saya diberitahukan wahai kawan, bahwa seorang pembantu yang telah bersumpah untuk mengabdi dan rela mati demi majikannya, melakukan segala sesuatu yang diperintahnya dan melayani segala kebutuhannya. Bayangkan, ini perjanjian antara makhluk dengan makhluk kawan, sudah sepantasnya kita berbuat yang lebih utnuk menebus segala nikmat yang telah diberikan oleh pencipta kita, melalui komitmen dan niat tulus dan lurus tanpa ada paksaan dari dalam hati yang mengganggu segala aktivitas dan kegiatan untuk memenuhi kewajiban dan panggilannya.

Mari bersama kita raih dan pergunakan kesempatan kita sebaik-baiknya, baik itu kesempatan menuntut ilmu, maka pergunakanlah untuk belajar, belajar terus belajar dan mengamalkannya, jikalau kesempatan untuk memegang amanah tertentu atau kesempatan yang lainnya maka pergunakanlah dengan baik. Kawan, jagalah kesempatan dan waktu sebagaimana kita menjaga harta paling berharga kita, Jagalah ia sebagaimana dia yang akan menjagamu dari segala azab dan kemurkaan penciptanya. kesempatan dan waktu merupakan dua sosok bermanfaat dan di sisi lain merupakan dua sosok pembunuh nyata yang siap menerkam pemiliknya apabila ia lalai dan larut di dalamnya. Maka marilah kita bersama sama satukan tekad dan niat yang bulat untuk membunuh kesempatan dan waktu, ya membunuh keduanya jika mereka bersiap untuk menikammu, bukan dengan pisau ataupun pedang, akan tetapi marilah kita bunuh mereka dengan berbagai amalan dan doa akan dijauhkannya dari kelalaian dan kesia-siaan.

Ingatlah sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka mereka yang beriman dan melakukan amal-amal shalih, saling menasihati dalam kebaikan dan saling menasihati dalam kesabaran.

Pergunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, mudamu sebelum tuamu, lapangmu sebelum sempitmu, hidupmu sebelum matimu.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Anak ke dua dari 7 bersaudara, asli dari Depok Jawa Barat, sedang menempuh pendidikan tinggi di Universitas Al Azhar Kairo Mesir, mempunyai motto hidup: "belajarlah, karena dengan belajarlah mulianya sebuah bangsa".

Lihat Juga

Ibu, Cintamu Tak Lekang Waktu

Figure
Organization