Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Sang Nyawa Utama Keluarga

Sang Nyawa Utama Keluarga

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (anggawakurnia.blogspot.com)
Ilustrasi. (anggawakurnia.blogspot.com)

dakwatuna.com – Pernahkah terbesit di benak kita bagaimana peran orang tua kepada kita sehingga bisa tumbuh sampai sebesar ini? Tentu pernah dan mungkin ada juga yang tidak. Terlepas dari pernah atau tidaknya, memang sesungguhnya orang tualah yang merawat, mendidik dan menanamkan nilai moral kepada kita sehingga kita bisa tumbuh sebesar ini dengan pikiran dewasa yang mempuni.

Dengan penuh pengorbanan, seorang ibu berjuang bahkan sampai mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita, seorang anak yang sangat ditunggu kelahrannya. Tentu wajah senyum penuh harapan terpancar dari seorang ibu ketika melihat anak bayinya menangis usai dilahirkan, menandakan bayi sehat.

Taka ada keluh kesah yang terlontar dari seorang ibu ketika mereka menghampiri bayinya yang sedang menangis di malam hari. Dengan penuh keikhlasan, mereka melawan rasa kantuk untuk membuat sang bayi tenang dan tidur kembali dalam pelukannya.

Walau ayah tak selalu ada di samping bayinya, tetapi beliau tetap sama-sama berjuang demi anak terkasihnya. Banting tulang mencari rezeki demi membeli susu anaknya dan menghidupi keluarganya dengan layak. Dengan raga yang lelah selepas bekerja, ayah menyempatkan diri bertemu buah hati kecilnya untuk sekadar bercanda dan berbagi tawa dengan anak terkasihnya. Begitulah yang dilakukannya setiap pulang bekerja.

Ketika sang anak beranjak ke usia sekolah, peran orang tua tak kurang-kurangnya mendampingi sang anak. Ibu dengan raut wajah yang lelah seusai mengurus rumah di pagi hari, masih menyempatkan untuk menjemput anaknya pulang dari sekolah. Seketika lelahnya hilang ketika melihat senyum sang anak yang menyapanya dari depan pintu kelas dan hendak menghampiri sang ibu yang berdiri menunggunya. Dengan perasaan bahagia, ibu lekas menuju ke rumah dan dengan bangga menuntun tangan sang anak yang berada di sampingnya.

Sang anak mulai tumbuh remaja dan memang lebih banyak lagi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Sang ayah yang iba melihat anaknya, berusaha untuk selalu memenuhi permintaan anaknya selagi permintaan itu baik dan masih dapat dijangkau sang ayah.

Tidak sampai di situ, sang ayah sudah mengerti bahwa di usia remaja anaknya ini perannya sangat dibutuhkan untuk membimbing, memilih pergaulan apa yang baik bagi anakya, dan mengarahkan sang anak dalam dunia pendidikan. Dengan tidak otoriter, sang ayah memberi kebebasan kepada anaknya untuk memilih pendidikan apa yang akan diambilnya saat di perguruan tinggi. Dengan catatan, ayahnya selalu memberi gambaran terhadap sesuatu yang akan diambil sang anak. Tentu untuk melihat seberapa yakin sang anak dengan apa yang dipilihnya.

Ketika sang anak terlihat murung, ibu dengan tulus menghampiri anaknya dan memberikan motivasi-motivasi hidup bijaksana agar sang anak tidak lagi dilanda kemurungan dan merubah kesedihan anaknya menjadi motivasi positif untuk anaknya.

Di usia dewasa inilah, kita sebagai anak bisa melihat seberapa besar pengorbanan orang tua kita selama ini sehingga kita mempunyai kepribadian seperti ini. Sedikit banyak itu semua terbentuk karena peran orang tua yang selalu memberi kasihnya.

Terkadang kita selalu tidak tega, iba ketika melihat wajah orang tua kita yang sedang tidur. Dengan polosnya wajah itu menggambarkan betapa lelahnya mereka setelah seharian melaksanakan kewajiban sebagai orang tua. Wajah gembira nan kuat yang selama ini tersirat seakan-akan hilang ketika mereka tertidur.

Tentu semua usaha, kerja keras yang dilakukan dan diberikan oleh orang tua semata-mata hanya untuk membuat anaknya menjadi orang yang berguna untuk agama, masyarakat, dan bisa membanggakan orang tuanya kelak. Hendaklah kita sadari bahwa hanya hal itulah yang diharapkan orang tua dari kita, seonggok daging yang punya nama dan harapan orang tua.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, jurusan Teknik Grafika Penerbitan, Program Study Penerbitan (Jurnalistik).

Lihat Juga

Carilah Keutamaan Ramadhan

Figure
Organization