Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Fase yang Terlupakan

Fase yang Terlupakan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (almujaddidi.wordpress.com)
Ilustrasi. (almujaddidi.wordpress.com)

dakwatuna.com – Alquran adalah kitab suci bagi umat Islam yang dijadikan sebagai pedoman hidup setiap manusia. Sebuah rahmat yang diturunkan oleh Allah SWT untuk semesta alam, terkhusus manusia. Tujuan utama rahmat yang begitu besar ini diturunkan, untuk menjadikan manusia sebagai Khalifah yang sebenar-benarnya.

Segala sesuatu telah diatur dalam Alquran terkait kita, manusia. Tak dapat dibayangkan begitu mulianya kita para manusia di mata sang Maha Kuasa. Kemuliaan itu terbukti daam kitab suci umat Islam, dan begitu banyak ayat-ayat yang memuat tentang manusia serta yang berhubungn dengannya.

Manusia tidak semerta-merta ada di bumi ini, melainkan melalui proses pembentukan. Proses penciptaan itu tertuang dalam Alquran dan tersebar dalam surah-surahnya. Dalam hal ini Alquran bertujuan untuk mengingatkan dan menyadarkan manusia terkait ibrah-nya. Yaitu tentang tahap-tahap yang telah dilewati.

Maka adanya Alquran memuat peristiwa ini agar manusia ingat dan sadar serta membuat manusia memahami adanya ayat ini tertuju kepadanya. Fase-fase itu jelas disebutkan dalam surat Al-Mu’minun ayat 14, yang artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu dari segumpal darah Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah mencipta yang paling baik.”

Maha Benar Allah dengan segala firmannya. Surat di atas menjelaskan tentang tahap-tahap penciptaan, dari suatu keadaan ke keadaan lain. Allah SWT menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan perempuan yang keduanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tanah, seperti tumbuhan dan hewan juga memperoleh makanan dari tanah. Maka makanan itu menjadi saripati dan berubah menjadi sperma dan sel telur.

Sperma dan sel telur bertemu terjadilah pembuahan disebut sebagai nuthfah. Hasil pembuahan itu kemudian menjadi segumpal darah atau disebut alaqah. Selanjutnya segumpal darah itu berangsur membeku, terbentuklah segumpal daging. Lalu segumpal daging itu berubah sifat hingga menjadi tulang belulang terbungkus daging.

Pada saat tulang belulang berbalut daging itu menjadi bentuk yang lain, maka saat itulah ‘ruh’ ditiupkan ke dalam jasad manusia. Jasad yang terisi ruh yang masih berada dalam rahim seorang ibu disebut janin, kelak janin itu akan keluar dari tubuh ibu dan akan menjadi makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, meraba.

Begitu pula penciptaan Nabi Adam A.S yang berasal dari saripati tanah berwarna hitam dan diberi bentuk. Tanah tersebut diambil dari seluruh bagiannya, sebagaimana dikabarkan Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagiannya. Maka datanglah Adam (memenuhi penjuru bumi dengan beragam warna kulit dan tabiat). Di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam dan di antara yang demikian. Di antara mereka juga ada yang bertabiat lembut dan ada pula yang keras, ada yang berperangai buruk (kafir) dan ada yang baik (mukmin).” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Trimidzi)

Demikianlah Allah SWT dengan segala kebesarannya membuat sesuatu di luar akal manusia. Memang pada dasarnya manusia mempunyai keterbatasan dalam berpikir. Penelitian melakukan percobaan dalam proses itu dan menyamakan langkah-langkah yang tertera dalam Alquran. Terbukti kebenarannya dan ilmu pengetahuan pun mengakui kebenaran Alquran dalam fase-fase pembentukan manusia.

Masihkah Anda memungkiri kebenaran Alquran? Maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Masa Kampus: Sebuah Rangkaian Fase

Figure
Organization