Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Karena Memang Allah Satu-Satunya yang Memahami

Karena Memang Allah Satu-Satunya yang Memahami

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Pernah menghitung berapa kali menghembuskan dan menghirup nafas setiap harinya? Maka itu sudah lebih dari cukup untuk mengetahui betapa Allah memahami hamba-Nya. Tanpa diminta, perhatian didapat. Tanpa menangis, maka ia selalu memeluk hamba-Nya setiap jumpa dalam sujud. Bahkan ketika yang tersembunyi di balik hati-hati hamba-Nya pun, Dia sangat Mengetahui dan memberikan yang terbaik untuk hamba yang begitu dicintai-Nya.

Dalam fajar, petang, senja, malam maka perhatiannya tak terhabiskan. Fakta saja, ia menggantikan lelah bersusah payah di pagi hari, dengan menggulung peran mentari dan mengajak rembulan untuk menggantikan, sebagai tanda waktu beristirahat diberikan. Sedangkan Dia? Tak ada sedikit pun istirahat untuk memperhatikan, memperdulikan hamba-Nya pada setiap detik, menit, jam, hari, bahkan tahun yang diarungi pada setiap jiwa yang bernyawa. Kemana sajakah umatnya melangkah? Dihabiskan untuk apakah waktu oleh setiap masing-masing individu. Hanya saja kita tak sadar, dan angkuh. Berpura sibuk, hanya sekadar tepat waktu memenuhi panggilannya. Banyak sekali alasan yang dicari-cari. Di manakah letak kesyukurannya? Ketika panggilan dari Sang Pencipta ditunda, lantas mengapa ketika panggilan dari ketua, dosen, atau siapapun yang berpredikat manusia, yang sama-sama dicipta oleh-Nya lebih diutamakan?

Maafkan kami Ya Rabb, yang terkadang lupa hakikatnya hidup di dunia, yang seharusnya dipergunakan untuk mempersiapkan amalan yang akan kami bawa kepada-Mu kelak. Ingatkan kami Ya Rabb, ketika kami mulai tersirat untuk berhenti menyiarkan agama yang penuh cinta ini, Islam. Kuatkan kami Ya Rabb, ketika ujian dan penolakan terhadap apa yang kami niatkan semata-mata untuk-Mu diacuhkan. Buatlah kami selalu tegar dalam setiap perbedaan tafsiran terhadap apa yang kami suguhkan Ya Rabb.

Karena selayaknya manusia, terkadang mengalami fluktuasi keimanan di setiap mengarungi dunia nyata adanya. Jangan biarkan kami berlarut-larut ketika kami sedang berada di koordinat keimanan yang tidak seperti biasanya. Pun, jangan pula Engkau meninggalkan kami ketika kami berada di kestabilan keimanan. Kami takut Ya Rabb, kami takut jikalau tidak menjadi generasi umat yang senantiasa memberikan segenap jiwa dan raganya untuk menegakkan dan mempersatukan umat dalam cangkupan agama-Mu yang begitu sempurna, Islam.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 6.33 out of 5)
Loading...
Mahasiswi Fakultas Syari'ah jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum angkatan 2012 di UIN Raden Fatah Palembang.

Lihat Juga

Bersyukurlah, Maka Hidupmu Akan Bahagia

Figure
Organization