Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Jika Jodohmu, Bukan Cerminan Dirimu

Jika Jodohmu, Bukan Cerminan Dirimu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (blog.svconline.com)
Ilustrasi (blog.svconline.com)

dakwatuna.com – Merdu, itu yang kutangkap saat menatap langit sore ini. Pias-pias awan menambah cantik langit jingga. Pagi kadang terasa sangat cepat melangkah. Dan akupun tak kuasa menahannya hingga saat sore menjelma. Kulihat burung-burung di senja ini menari di balik bukit dengan sumringah. Tersenyum menatap pasangannya yang sedari tadi tak beranjak dari sisi.

Kutatap lagi sisi lain di sudut pepohonan. Kupu-kupu tak ingin ketinggalan. Melirik kiri dan kanan mencari sesuatu yang bisa menentramkan. Saat siang menanti malam, mentaripun menanti rembulan. Tak ada yang sendiri di sini. Selalu berdampingan. Karena hidup selalu berpasangan, jangan risau jika masih sendirian. Bumi saja punya langit yang menaungi meski mereka jauh berjarak. Malam punya bintang gemintang, meski tak terang benderang seperti siang, namun cahayanya memperindah langit yang gelap. Seperti itu pula manusia. Tak ada pasangan yang sempurna. Jika Fatimah hidup bersama seorang Ali yang gagah, ada Asiah sosok shalihah yang hidup bersama Fir’aun yang zalim. Itulah kehidupan, tak ada yang diciptakan sia- sia. Jika jodohmu adalah cerminan dirimu. Itu bisa saja terjadi. Toh sudah Allah jelaskan di dalam Alquran bahwa laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, dan laki-laki tidak baik untuk perempuan yang tidak baik. Lantas ketika ada yang baik mendapatkan jodoh yang tidak baik, apakah kita perlu bertanya tentang keadilan? Sekali lagi, bahwa tidak ada satupun yang Allah tunjukkan kepada makhluknya melainkan ada hikmah di dalamnya.

Seperti kisah seorang nabi Nuh, ia adalah sosok yang sangat shalih. Seorang nabi yang taat kepada Rabbnya, namun ia didampingi oleh istri yang sombong. Tidak ingin mengakui bahwa Rabbnya hanyalah Allah. Seperti Asiah, didampingi oleh seorang Fir’aun yang kejam dan zalim. Fir’aun menganggap bahwa dirinyalah yang pantas disembah. Sejarah merupakan kisah yang sangat berharga untuk kita ambil hikmah darinya. Jika ada yang menggerutu dengan kehidupan, jika ada yang merasa berat dengan ujian. Jauh hari sebelum kita terlahir, sudah Allah lihatkan kepada kita tentang arti kehidupan. Karena segala sesuatu tidak akan terjadi melainkan atas kehendak-Nya.

Mungkin jodohmu bukanlah cerminan dirimu. Jangan bersedih kawan. Seseorang pernah mengatakan “jika kamu tidak mendapatkan yang terbaik, mungkin Allah memberikan kesempatan kepadamu untuk berbuat baik”. Sederhana, namun penuh makna. Belum tentu seseorang yang kita anggap baik, adalah yang terbaik untuk kita. Allah lebih mengetahui dari apa yang kita ketahui. Benar saja, saat Allah menjodohkan Asiah dengan seorang Fir’aun, mungkin saja itu bentuk dari ujian kesabaran seorang makhluk terhadap suami yang zalim. Banyak ibrah yang kita dapatkan, dan tentunya banyak pahala yang akan didapatkan seorang yang sabar dan ikhlas atas ujian yang diberikan. Jangan bersedih kawan. Karena segala sesuatu adalah ibadah, belajar menikmati dan berusaha ikhlas, mungkin lebih baik daripada mengumpat berterusan. Takkan ada yang berubah dengan umpatan kita, hanya lelah dan lelah saja yang kita dapatkan. Saat balasan kebaikan tidak tampak didunia, yakin saja akan ada tabungan kebaikan untuk kita di akhirat sana.

Wallahu’alam.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir di Bengkalis Provinsi Riau pada tahun 1990.

Lihat Juga

Pemimpin adalah Cerminan Rakyat

Figure
Organization