Topic
Home / Narasi Islam / Humaniora / Mereka Melakukan Perubahan

Mereka Melakukan Perubahan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Sekolah Master (Masjid Terminal), Depok. (Gita Hardiyanti)
Sekolah Master (Masjid Terminal), Depok. (Gita Hardiyanti)

dakwatuna.com – Sebagian orang berpikir perubahan hanya bisa terjadi oleh para pemuda dan pemudi. Namun adakah yang berpikir bahwa perubahan itu dapat dipupuk sejak anak-anak? Ya, anak-anak. Seorang anak memiliki rasa keingintahuan yang amat tinggi, sehingga diperlukannya pendidikan sejak dini. Namun tidak semua anak dapat mengenyam pendidikan dengan keterbatasan ekonomi yang dialami. Sebagai contoh mereka yang di jalanan, menerpa teriknya matahari mengharuskan mereka bekerja untuk mendapatkan sesuap nasi. Lalu bagaimana mereka bersekolah jika untuk makan pun sulit.

Rasa miris menyelimuti ketika kupandangi sebuah terminal di mana banyak anak jalanan yang mengais rupiah demi rupiah. Aku terpikir oleh diriku sendiri, saat seusia mereka aku duduk di bangku sekolah dengan nyaman mengais ilmu. Melihatnya sungguh sebuah pengorbanan dan kehidupan yang luar biasa. Kemudian kususuri lebih dalam terminal yang ramai dengan hiruk pikuk para kenek angkutan umum itu. Kulihat berdiri sebuah bangunan bertuliskan rumah baca. Ya, rumah baca di tengah terminal. Lega rasanya mengingat masih ada seseorang yang peduli dengan keadaan sosial di sekitarnya.

Saat berjalan ke belakang terminal, mataku tertuju pada sebuah bangunan yang sangat unik. Bangunan tersebut terbuat dari sejenis seng warna-warni yang ternyata disulap menjadi sebuah ruang kelas belajar. Bangunan itu dikenal dengan nama Sekolah Master (Masjid Terminal), lokasinya berada di Terminal Depok. Langkah kaki ini pun seakan bagaikan magnet yang memintaku segera menyusuri tempat itu. Terlihat banyak anak kecil yang sedang bermain bola di lapangan dengan tawa mereka.

Lalu siapakah orang-orang di balik ini semua? Sungguh ketulusan hatinya telah menciptakan sebuah perubahan bagi mereka yang membutuhkan. Aku ketuk sebuah pintu di mana para pengajar sedang berkumpul. Mengagumkan, mereka semua ialah para relawan yang rela memberikan waktunya untuk mengajar anak-anak yang tidak mampu. Apa yang mereka lakukan merupakan salah satu pergerakan kemajuan bangsa yang patut dihargai dalam menciptakan insan-insan yang berilmu dan berakhlak baik.

Keikhlasan untuk saling membantu dalam hal positif menjadi hal yang sangat penting. Sesuai dengan firman Allah SWT; “Hendaklah kamu tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan , dan janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras dalam hukuman-Nya.” (QS. Al Maidah: 2).

Setelah itu aku pun mencoba bergabung bersama anak-anak yang sedang berlarian dengan lincahnya. “Namaku Ilham, kalau sudah besar aku ingin menjadi polisi.” Ujar salah seorang anak kecil yang menghampiriku dengan membawa tembakan mainan layaknya seorang polisi. Tak hanya Ilham, aku juga bertemu dengan seorang gadis kecil bernama Bunga yang kelak ingin mejadi seorang chef. Mereka semua sungguh bersahabat. Bersyukur mereka dapat merasakan pendidikan untuk meraih cita-cita. Sungguh Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang terhadap umat-Nya.

Ilham dan Bunga sebagai contoh bahwa anak-anak ialah masa di mana mereka tumbuh dan berkembang dengan berbagai imajinasinya. Lingkungan dan orang terdekat pun akan membentuk pola pikir dan perilaku. Oleh karena itu dikatakan betapa pentingnya pendidikan di usia dini dan bagaimana seorang anak dapat menciptakan perubahan. Baik dari sisi ilmu pengetahuan maupun akhlak sangatlah penting dipupuk sejak usia dini. Saat kecil perilaku seorang anak masih dapat dibentuk, salah satunya melalui keluarga dan lingkungan.

Sehingga begitu mulianya mereka yang membantu proses berkembang seorang anak. Apalagi mereka yang dengan tulus dan ikhlas membantu anak-anak yang kurang mampu dalam mengembangkan diri. Salah satunya dengan menawarkan diri, sebagai seorang pengajar demi perubahan yang baik dan positif. Seperti mereka yang telah melakukan sebuah perubahan.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta dan Editor pada lembaga pers kampus bernama Redaksi GEMA (@redaksigemapnj). Memiliki hobi membaca dan salah satu penggemar novel fantasi.

Lihat Juga

Seminar Nasional Kemasjidan, Masjid di Era Milenial

Figure
Organization