Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Mualaf Karena Cinta

Mualaf Karena Cinta

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cinta (orangemood.files.wordpress.com)
Cinta (orangemood.files.wordpress.com)

dakwatuna.com – Mualaf adalah seseorang yang baru memeluk Islam. Namun apalah gunanya masuk Islam jika semua itu hanya untuk tujuan tertentu.

Zaman sekarang banyak orang yang menjadi mualaf semata-mata hanya untuk alasan cinta. Cinta yang saya maksud bukan cinta karena Allah SWT dan Rasulullah SAW, tetapi karena mencintai makhluk-Nya.

Banyak yang menjadi mualaf hanya karena ingin menikah dengan orang yang dicintai dan ingin memiliki seutuhnya. Tidak didasari dengan lillahi ta’ala tetapi dipaksa oleh keadaan. Karena takut kehilangan pasangannya, seseorang rela melakukan segala cara terutama mengorbankan agama yang dianutnya dengan masuk Islam secara terpaksa.

Indonesia, negara dengan jumlah penduduk Islam terbanyak di dunia juga sering mengalami hal itu. Orang-orang non-muslim yang identik dengan kaum minoritas juga banyak yang bermualaf karena cinta. Ya, cinta buta. Tak jarang pula wisatawan asing non-muslim yang tertarik dan ingin menikah dengan orang Indonesia pun melakukan hal itu atas dasar cinta.

Banyak dari mereka yang masuk Islam tetapi tidak menjalankan perintah-Nya seperti shalat lima waktu, sedekah, puasa di bulan ramadhan, dan sebagainya. Atau jika sudah berpisah dengan pasangan muslimnya, berpisahlah juga dengan keislamannya. Begitu cintanya luntur, luntur pula cintanya terhadap Allah SWT.

Allah SWT berfirman: “Laa Ikhraaha Fiddiin” (tidak dipaksakan untuk beragama Islam). Menjadi seorang mualaf itu haruslah didasari dengan keyakinan yang teguh bahwa Islamlah agama yang paling baik.

Allah SWT memang menurunkan hidayahnya melalui perantara seseorang. Namun apa artinya jika menjadi mualaf karena orang yang dicintai tetapi tidak menjadikannya lebih baik. Untuk apa Islam hanya status di KTP tetapi tidak melekat di hati. Boleh saja jika menjadikan orang lain sebagai motivasi untuk masuk Islam tetapi juga harus diseimbangkan dengan niat yang tulus dari dalam hati karena Allah SWT.

Insya Allah semua yang diawali dengan niat yang baik akan berakhir dengan baik pula. Maka dari itu, terimalah Islam karena Allah, bukan karena makhluk-Nya.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Biasa dipanggil Ambar. Lahir di Depok, Agustus 1995 dan merupakan anak tunggal. Saat ini berkuliah di Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Teknik Grafika Penerbitan, Program Studi Penerbitan (Jurnalistik). Hobi browsing dan mendengarkan musik.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization