Bukittinggi. Ditemukan fakta baru dalam kasus kekerasan terhadap siswi oleh teman-teman sekelasnya di SD Perwari, Bukittingi, Sumatera Barat. Ternyata, penganiayaan terhadap siswi berinisial DNA sudah berlangsung sejak setahun lalu dan terjadi setiap hari.
Fakta itu hasil temuan Tim Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Tim ini merupakan bentukan Pemerintah Kota Bukittinggi yang bertugas menguak kejadian sebenarnya di SD Perwari Bukittingi.
“Kekerasan yang dialami korban diduga sudah berlangsung hampir satu tahun dan itu terjadi setiap hari,” ujar anggota Tim Psikologi P2TP2A, Yosi Maulina, kepada wartawan di Bukittinggi, Selasa (14/10/2014).
Timnya memperoleh informasi tersebut dari seorang siswa berinisial ‘O’, yang sosoknya ada dalam video berisi kekerasan terhadap DNA. Keterangan ‘O’ juga menguatkan kecurigaan orangtua DNA jika selama ini putrinya menjadi korban kekerasan teman-temannya di sekolah.
Pengakuan’O’ ke tim, kekerasan dalam video tersebut berlangsung pada Kamis 2 Oktober. Meski wajahnya ada dalam rekaman, ia mengaku tidak ikut memukul DNA. Sementara pelaku pemukulan adalah siswa berinisial ‘Ang’.
Terungkap pula kekerasan ternyata tidak hanya dialami DNA, tetapi juga siswa lain di sekolah. Pelakunya tetap sama, ‘Ang’. Bahkan, ‘O’ pernah menjadi korban ‘Ang’.
“’O’ ini bahkan sampai menangis ketakutan saat kami mintai keterangan. Ia mengaku tidak takut kepada polisi atau dipenjara, tapi takut dipukul lagi oleh ‘Ang’,” ungkap Yosi. (ris/okezone/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: