Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Cahaya Konseptual

Cahaya Konseptual

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cahaya Islam (ilustrasi) - (Foto: baltyra.com)
Cahaya Islam (ilustrasi) – (Foto: baltyra.com)

dakwatuna.com – Memahami diri sendiri merupakan keharusan bagi setiap muslim. Karena ini menyangkut penentuan ke mana arah hidup seseorang. Ya, semenjak revolusi industri terjadi di Eropa, manusia semakin menghargai konsep waktu. Karena konsep diri berarti penyesuaian antara ‘sumber daya’, dan kapasitas perjuangan. Di satu sisi idealis itu baik, karena membangun semangat daya juang. Di sisi lain realistis juga dibutuhkan. Agar kepercayaan diri yang tumbuh merupakan hasil dari pergulatan diri yang panjang, sehingga output-nya ialah mengenal hakikat diri sendiri secara tepat.

Berbicara konsep diri, berarti seseorang semakin mengetahui kekurangan dan kelebihan di dalam diri. Mematangkan konsep diri juga merupakan proses yang membutuhkan waktu. Hal apa yang bisa diberikan kepada orang lain, dan hal apa yang tidak bisa diberikan kepada orang lain. Karena menjadi seorang muslim, berarti siap menjadi sumber kebermanfaatan di tengah masyarakat. Jangan sampai diri ini tidak memahami apa yang diberikan. Jangan sampai diri ini tidak mengerti hal apa yang harus diperjuangkan. Yang lebih parah, jangan sampai diri ini mengambil peran di masyarakat, pada bidang yang tidak dikuasai.

Kita bisa melihat kekuatan cahaya konseptual pada falsafah perjuangan Ikhwanul Muslimin. Allahu ghayatuna, Ar-rasul qudwatuna, Al-Quran dusturuna, Al-jihadu sabiluna, Al-mautu fi sabilillah asma amanina. Allah tujuanku, Rasulullah teladan kami, Al-Quran pedoman hidup kami, jihad jalan hidup kami, mati di jalan Allah ialah cita-cita tertinggi kami. Falsafah perjuangan Ikhwanul Muslimin, merupakan falsafah perjuangan yang menyeluruh. Karena menyangkut; tujuan hidup, keteladanan, pedoman hidup, jalan perjuangan, dan cita-cita tertinggi.

Pengamalan ke-6 falsafah perjuangan tersebut, merupakan salah satu contoh cahaya konseptual yang melekat pada sebuah pergerakan, yang menjadi bahan bakar utama mesin organisasi. Tapi dampaknya bagus. Karena falsafah tersebut membentuk konsep diri individu jamaahnya. Apalagi jika diakumulasikan, dikelola dengan baik, dan bisa menginspirasi pergerakan Islam yang lain; Maka akan terciptalah kampung peradaban Islam kecil, yang agung nan kokoh. Seperti yang sudah terjadi di Mesir, dan Turki.

Islam hadir di muka bumi, bukan untuk keshalihan pribadi, melainkan untuk keshalihan berjamaah. Dan itulah makna dakwah yang sebenarnya. Dakwah, berarti mengajak. Mengajak tanpa paksaan. Dan ajakan akan lebih terasa auranya, jika konsep diri tiap muslim sudah terbangun terlebih dahulu di dalam hati dan pikirannya. Sehingga cahaya yang nampak tidak hanya dapat dinikmati oleh diri sendiri, tapi juga bisa dirasakan oleh orang lain. Tanpa perlu dibuat-buat. Tanpa perlu memaksakan diri.

Fakta di lapangan mengatakan bahwa, ideologi Islam yang dibawa Ikhwanul Muslimin benar-benar menginspirasi banyak negara Islam yang berada di berbagai belahan negara lain. Walaupun titik awalnya berada di Mesir, toh pada akhirnya Ikhwanul Muslimin berhasil membangun jaringan berskala internasional. Dan itu tidak terlepas dari cahaya konseptual yang berhasil dibangun oleh para pendirinya. Itulah cahaya konseptual yang harus dari jauh-jauh hari dibangun, sebelum diri ini memimpin. Karena para pemimpin surgawi-lah yang paling jelas mendefinisikan falsafah perjuangannya. Dan cahaya konseptual juga-lah, yang akhirnya menuntun tiap individu untuk mengetahui kapan harus percaya diri, dan kapan harus tau diri.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Hijrah, Dari Gelap Menuju Cahaya

Figure
Organization