Topic
Home / Berita / Daerah / Sebar Kurban ke Wilayah Konflik, Tim Kurban Berdayakan Masyarakat Setempat

Sebar Kurban ke Wilayah Konflik, Tim Kurban Berdayakan Masyarakat Setempat

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Proses pemotongan daging kurban di wilayah Meikhtilla, Myanmar.  (Wildan/Deni/pkpu)
Proses pemotongan daging kurban di wilayah Meikhtilla, Myanmar. (Wildan/Deni/pkpu)

dakwatuna.com – Myanmar.   Pemerintah Myanmar secara resmi mengumumkan kepada masyarakat muslim untuk melaksanakan ibadah kurban beserta seluruh rangkaian penyembelihan hewan hanya satu hari, yaitu pada Senin (6/10/14). Ketentuan ini berlaku untuk seluruh wilayah negara bagian Myanmar.

Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan tersebut, Tim Kurban Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU sudah bersiap-siap untuk menunaikan amanah pekurban dari kaum muslim di tanah air, Indonesia dan beberapa mitra luar negeri di wilayah Meikhtilla. Wilayah ini termasuk lokasi ‘hot spot’ karena termasuk titik terjadinya konflik etnis yang menyebabkan ribuan orang minoritas muslim Rohingya menjadi korban. Berdasarkan informasi yang tim kurban dapatkan, salah satu imbas dari konflik adalah hancurnya 14 masjid, hanya tersisa 3 saja yang masih dapat dipergunakan.

Berangkat dari Ibu Kota Myamnmar, Yanggon dan setelah menempuh tujuh jam perjalanan darat, tibalah tim kurban di Yindaw Village, lokasi dimana penyembelihan kurban akan dilaksanakan.

“Yindaw Village merupakan kampung muslim yang juga dihuni oleh ribuan pengungsi dari berbagai wilayah di sekitar Meikhtilla. Kondisi masyarakat sebagian besar cukup memprihatinkan, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, sarana air bersih, dan rumah-rumah yang umumnya terbuat dari bilik dan lebih mirip rumah sementara,” ujar Deni Kurniawan, salah satu tim kurban PKPU.

Shalat Idul Adha dilakukan di sebuah areal terbuka, di tengah perkampungan pada pukul 07.30 waktu setempat. Ternyata seusai shalat, tim kurban PKPU tidak bisa langsung melaksanakan ritual penyembelihan. Atas informasi dari masyarakat tim kurban diminta menunda pelaksanaan karena pihak otoritas keamanan sedang melakukan patroli di wilayah tersebut.

“Kami pun diungsikan di rumah salah satu tokoh masyarakat yang juga merupakan salah seorang saudagar yang cukup sukses untuk ukuran wilayah ini. Demi keamanan dan keselamatan, Tim kurban menunggu masukan dari masyarakat selama berjam-jam sampai suasana memungkinkan. Penuh ketidakpastian. Atas masukan dari kantor PKPU Pusat, kami sempat berpikir untuk merubah rencana dengan mengalihkan lokasi kurban dari wilayah tersebut ke wilayah lain,” ujarnya.

Namun selepas waktu Zhuhur, kabar baik pun tiba. Masyarakat setempat menginformasikan bahwa saat itu pelaksanaan kurban sudah dapat dilaksanakan, karena patrol yang dilakukan oleh aparat keamanan telah usai. Tim kurban PKPU dibantu masyarakat setempat kemudian bergegas melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Prosesi kurban harus dilakukan dengan cepat.

Akhirnya 33 ekor sapi dari 231 pekurban yang telah menitipkan amanahnya melalui PKPU, telah dapat ditunaikan. Penyembelihan, pengulitan, dan pencacahan dilakukan di lokasi tersebut.

“Tapi, situasinya tidak memungkinkan untuk menghadirkan para penerima manfaat ke lokasi penyembelihan karena khawatir ada patroli lagi. Jadi daging yang sudah dipotong-potong langsung diangkut oleh mobil-mobil terbuka untuk diantarkan kepada masyarakat di lokasi-lokasi perkampungan pengungsi di beberapa wilayah,” tutupnya. (Wildan/Deni/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Berusaha Menjadi Berarti dan Memberi Arti

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization