Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Kurban Indonesia Bahagiakan Afrika

Kurban Indonesia Bahagiakan Afrika

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Penyaluran Kurban PKPU kepada muslim Kenya, Afrika, Sabtu (4/10/14
Penyaluran Kurban PKPU kepada muslim Kenya, Afrika, Sabtu (4/10/14).  (anisa/pkpu)

dakwatuna.com – Kenya.  Tidak berbeda jauh dengan Indonesia, perayaan Idul Adha 1435 H/2014 di Kenya juga terdapat perbedaan hari. Namun mayoritas penduduk Kenya, Afrika melaksanakan Hari Raya Idul Adha pada Sabtu (4/10/14).

Walau begitu, karena populasi umat Islam di Kenya hanya 10 persen dari total penduduk yang berjumlah sekitar 34 juta jiwa, suasana Idul Adha 1435 H terasa masih sepi. Namun begitu, suasana yang cukup ramai nampak di kota-kota utama seperti Nairobi dan Mumbasa yang merupakan kantong-kantong muslim yang ada di Kenya.

Salah satu Masjid yang menyelenggarakan shalat Idul Adha adalah Masjid Madina Center. Penduduk Kenya nampak antusias menyambut Hari Raya ini, hal ini nampak dari membludaknya jamaah shalat hingga ke halaman masjid. Sekitar 500 lebih jamaah yang mengikuti shalat idul adha kali ini.

Usai shalat Idul Adha, tepatnya pukul 10 pagi waktu Kenya, Tim Kurban PKPU untuk Afrika dibantu relawan lokal mulai memotong hewan kurban di halaman Masjid Madina Center. Kurban ini rencananya akan didistribusikan ke daerah Kibera yang merupakan daerah padat penduduk, kumuh dan miskin di Kota Nairobi.

“Kurban yang dilakukan di sini merupakan kerjasama PKPU dengan KBRI Nairobi dengan bantuan relawan pelaksana Madina Center Nairobi,” ujar Nana Sudiana tim kurban PKPU.

Kibera adalah kawasan kumuh Nairobi, Kenya. Rata-rata mata pencaharian penduduknya adalah buruh dan pekerja kasar lainnya. Mereka tinggal di bedeng-bedeng non permanen yang kondisinya padat dan kurang teratur. Saking miskinnya mereka, bukan hanya daging yang mereka perebutkan, bahkan usus dan jeroan lainnya saling berebut untuk mereka bersihkan dan bawa ke rumah masing-masing.

“Dari sejumlah informasi yang kami dapatkan ternyata Kibera merupakan permukiman kumuh terbesar di Afrika, dengan jumlah penduduk sekitar satu juta jiwa, tetapi diyakini sebenarnya jumlahnya lebih besar lagi. Sebagian besar penduduk menempati tanah secara illegal. Luas rumah rata-rata 16 meter persegi dan dihuni sampai 8 orang. Tingkat pengangguran juga cukup tinggi mencapai 50 persen. Kibera sering dijadikan model dampak lingkungan dari permukiman liar. Penduduk menggunakan ‘toilet terbang’, yaitu tinja manusia yang ditampung dalam plastik dan dibuang ke jalan,” katanya lagi.

Orang-orang Kibera hidup di gunungan Sampah. Sebagian besar penduduk di sini adalah penyewa rumah, jadi tidak ada yang mempunyai rumah hanya menyewa. Sebagian besar dari populasi adalah Muslim Afrika, yang di satu rumah ada delapan orang dan yang paling mengenaskan, hampir semua orang tidur di lantai.

Hanya 20% dari orang-orang di Kibera mendapatkan pasokan listrik dan air bersih secara teratur. Air bendungan yang digunakan orang adalah penyebab kolera dan tipus, diperburuk oleh kondisi limbah yang buruk. Ada ancaman luas AIDS dan ketiadaan total fasilitas medis pemerintah. dan yang paling memperburuk kehidupan umum Kibera adalah ketersediaan minuman beralkohol murah yang disebut ‘Changaa’. Masalahnya diperparah oleh ketersediaan obat murah dan kecenderungan menghirup lem (kayaknya seperti lem aibon). Hasilnya adalah meningkatnya laju kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan perempuan dari segala usia yang selalu berubah untuk aborsi.

Hadirnya tim kurban PKPU seolah membawa angin segar bagi penduduk setempat, mengingat berbagai kesulitan hidup yang mereka hadapi. Hewan kurban yang disembelih di Kibera, Nairobi, Kenya Afrika merupakan kurban dari Indonesia yang memang dialokasikan untuk Negara luar yang mengalami krisis pangan. Dengan adanya program Sebar Qurban PKPU, membuat alokasi daging kurban jadi lebih tepat sasaran dan tidak menumpuk di perkotaan. (anisa/pkpu/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Berusaha Menjadi Berarti dan Memberi Arti

Lihat Juga

‘Pinjaman Cina Jebak Afrika dalam Kubangan Utang’

Figure
Organization