Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Seni Menyentuh Hati

Seni Menyentuh Hati

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, apabila daging itu rusak, maka rusaklah seluruh organ tubuhnya, begitu sebaliknya. Segumpal daging itu adalah hati” (HR. Bukhari, Muslim)

Hadist di atas menggambarkan bagaimana pentingnya menjaga hati, hati yang mudah terbolak-balik oleh sebuah keadaan. Sayid Qutb mengatakan, mengikat hati itu lebih penting untuk didahulukan sebelum memberi nasihat. Karena dengan hati yang terikat akan mudah untuk menerima nasihat, akan tetapi sebaliknya sehebat apapun dalam memberi nasehat kalau hati tidak menyatu maka akan sulit menerima. Sehingga ilmu yang diberikan akan sulit untuk dipahami.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Quran surah Al-jumu’ah ayat 2 yang artinya :

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”

Ayat di atas memberitahukan kita bahwa dalam berdakwah atau memberikan pelajaran kepada orang lain mencakup 3 tahapan, yaitu : Membacakan ayat-ayatNya (tilawah), mensucikan mereka (tazqiyatun nafs), dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah (ta’lim).

Yang pertama adalah tilawah, seorang dai dalam menyeru kepada kebaikan baik dalam kajian ataupun halaqoh-halaqoh sangat dianjurkan untuk mengawalinya dengan membaca Al-Quran, karena dengan membaca atau dibacakan Al-Quran akan membuat suasana menjadi lebih tenteram untuk melanjutkan proses berikutnya. Sebagaimana Umar bin khattab yang begitu membeci Rasulullah di masa jahiliyahnya yang masuk Islam dikarenakan mendengarkan bacaan Al-Quran, begitupun juga seorang pemimpin dari suku Daus di yaman yang bernama Thufail bin amr juga masuk Islam dikarenakan ketidaksengajaannya mendengarkan Rasulullah membaca Al-Quran dan masih banyak lagi sahabat yang lainnya. Bercermin dari kisah-kisah sahabat Rasulullah yang masuk Islam dikarenakan mendengarkan bacaan Al-Quran, maka hendaknya juga menjadi pedoman kita dalam menyampaikan sebuah kebenaran.

Yang kedua, ini merupakan hal yang sangat penting yaitu tazqiyatun nafs (membersihkan hati), dengan membersihkan hati dari segala kotoran yang ada, maka ilmu yang kita berikan akan mudah diterima. Para ulama mengatakan salah satu cara membersihkan hati yang paling efektif adalah dengan membaca Al-Quran. Jadi sebenarnya Al-Quran inilah yang menjadi dasar kita dalam menyampaikan sebuah kebenaran. Dengan Al-Quran kita akan dapat mudah untuk menyentuh hati obyek dakwah kita, ini menjadi point penting dalam seni menyentuh hati.

Berikutnya yang terakhir adalah ta’lim, ta’lim menjadi sebuah keniscayaan dalam proses berdakwah, setelah hati bisa tersentuh dan bersih dari segala macam penyakit-penyakit hati, maka nasehat apapun yang masuk ke dalam hati akan mudah diterima dengan baik. Proses ta’lim tidak hanya sekedar transfer materi, tapi bagaimana ruh dari materi-materi yang disampaikan itu bisa mengubah pemikiran dan hidup seseorang menjadi lebih baik.

Jadi sahabatku fillah, menyentuh hati lebih diutamakan sebelum memberi nasehat, membersihkan hati dari segala kotoran penyakit hati lebih diprioriaskan sebelum memberikan saran kepada obyek dakwah kita. Wallahu ‘alam bi showab.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa Pendidikan Matematika di IKIP PGRI Madiun yang lahir pada tgl 14 April 1989. yang sekarang masih aktif dalam organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Madiun sebagai Ketua bidang Kaderisasi serta sebagai Kedua Dewan Penasehat Pengurus (DPP) LDK UKKI At-Tarbiyah IKIP PGRI Madiun. Selalu semangat dalam mencari ilmu...

Lihat Juga

Amal Spesial, Manajemen Hati

Figure
Organization