Topic
Home / Konsultasi / Konsultasi Keluarga / Bagaimana Cara Mengomunikasikan yang Tepat Kepada Anak Agar Tidak Nonton Video Porno?

Bagaimana Cara Mengomunikasikan yang Tepat Kepada Anak Agar Tidak Nonton Video Porno?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

Pertanyaan:

Assalamualaikum Wr Wb

Perkenalkan saya seorang ibu yang bekerja dari dua orang putra. Putra pertama saya berusia 9 tahun dan putra kedua 4 tahun. Kedua putra saya sangat gemar menggunakan gadget. Ditambah lagi fasilitas akses internet di rumah menjadikan mereka sangat gemar bermain game online. Karena kesibukan saya bekerja saya tidak begitu mengawasi aktivitas anak-anak saya dalam menggunakan internet.  Melalui asisten rumah tangga saya diberi tahu bahwa anak saya mengonsumsi video porno lewat internet di rumah.  Sejauh ini anak saya tidak tahu, bahwa asisten rumah tangga telah melaporkan aktivitasnya tersebut.  Saya sangat khawatir akan hal ini, dan belum menegur ataupun mengomunikasikan hal ini kepada anak. Yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana cara mengomunikasi yang tepat kepada anak agar ia tidak lagi menonton video pornografi? Terima kasih atas jawaban yang diberikan.

Ibu Noni  30 Tahun, Bekasi

Jawaban:

dakwatuna.com – Ibu Noni yang dirahmati Allah SWT. Semoga ibu dan keluarga selalu dalam lindungan Allah dan dijauhkan dari berbagi musibah. Di zaman sekarang ini, begitu besar tantangan yang harus dihadapi para orang tua dalam mendidik dan membesarkan putra-putrinya. Salah satu tantangan tersebut adalah bersumber dari fasilitas yang kita berikan seperti gadget dan akses internet. Internet seperti pisau bermata dua, yaitu satu sisi para orang tua berpendapat melalui internet anak-anak dapat belajar banyak hal secara mandiri, mendapatkan permainan edukatif. Namun di sisi lain ada banyak informasi yang tidak layak untuk dikonsumsi anak-anak seperti berbagai unsur pornografi yang begitu mudah diakses anak. Pada fase perkembangan kanak-kanak, mereka belum mampu mengontrol dengan baik berbagai dorongan (keinginan) dalam diri mereka.

Sementara itu, anak selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap banyak hal. Inilah yang harus disikapi dengan bijak oleh para orang tua. Karena putra ibu sudah terlanjur mengonsumsi pornografi segeralah mulai komunikasi secara terbuka pada anak. Sebaiknya ibu tidak langsung memarahi atau menghukum anak. Karena hal ini dapat membuat anak menjadi tertutup dalam memberikan informasi tentang dirinya dan justru secara sembunyi-sembunyi  semakin sering mengonsumsi pornografi. Bangun komunikasi terbuka dan penuh kehangatan agar anak merasa nyaman saat berkomunikasi dengan ibu. Coba buka tema pembicaraan tentang media pornografi. Tanyakan kepada anak pendapatnya tentang pornografi, dan apa saja yang ia ketahui tentang hal tersebut. Tidak menghakimi anak, atas informasi atau pendapat apapun yang ia miliki. Hal ini bertujuan untuk menggali sejauh mana putra ibu dalam mengonsumsi pornografi.

Berikan anak kesempatan yang banyak untuk berkomentar dan mengutarakan pendapatnya, lalu berikan edukasi kepada anak terhadap pemahamannya yang keliru dan tidak tepat. Anak memiliki rasa penasaran yang besar terhadap pornografi maka dari itu mereka selalu ingin mengulangi untuk menyaksikannya. Informasi yang tepat yang ibu berikan  dapat menjawab rasa penasarannya tersebut.  Komunikasi terbuka akan membuat anak percaya pada orang tua, dan justru banyak menceritakan pengalaman mereka sehingga ibu lebih mudah mengontrol aktivitasnya. Sementara itu sebaliknya, komunikasi tertutup akan berisiko menjadikan anak mengonsumsi internet secara diam-diam. Setelah ibu mampu mengomunikasi langsung dengan anak, buatlah kesepakatan dengan anak dalam menggunakan internet di rumah. Sebaiknya saat anak mengonsumsi internet selalu dalam pengawasan orang tua atau orang dewasa yang dipercaya. Berikan password pada komputer atau gadget agar anak tidak secara diam-diam menggunakan fasilitas tersebut. Berikanlah media atau aktivitas lainnya untuk mengisi waktu anak selain menggunakan fasilitas internet seperti permainan edukatif balok, lego, melukis, bermain pasir, bermain sepeda, berolahraga, dll.  Aktivitas permainan yang berinteraksi dengan alam akan lebih baik dalam mengembangkan kematangan emosional anak.  Tanamkan pula nilai-nilai moral dan agama pada anak agar anak mulai mengembangkan diri  mengontrol perilakunya. Wallahu’alam.

Untuk pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat kirimkan langsung melalui email: [email protected]

banner-konten-bersponsor-rumah-konseling

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Wenny adalah Sarjana Psikologi dari UIN Jakarta dan mendapatkan gelar psikolognya dari Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Saat ini dia adalah dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta dan Praktik Psikologi di Rumah Konseling. Praktik konseling tersedia dari hari Senin � Sabtu berdasarkan temu janji dengan psikolog terlebih dahulu melalui no telephon 021-7491577/081283352311. Untuk pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat kirimkan langsung melalui email: [email protected] atau [email protected] .pagefacebook: www.facebook.com/rumahkonseling twitter: @WennyHikmah

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization