Topic
Home / Pemuda / Pengetahuan / Integrasi Al-Quran dan Sains Dalam Pendidikan Modern

Integrasi Al-Quran dan Sains Dalam Pendidikan Modern

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: inet)
Ilustrasi. (Foto: inet)

dakwatuna.com – Pernyataan Al-Quran sebagai sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan tampaknya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan hampir semua ilmu pengetahuan yang muncul di permukaan saat ini telah termuat di dalam kitab suci Al-Quran, walaupun tidak dijelaskan secara rinci. Sebagai salah satu contoh, dalam Surat Ar-rahman ayat 33 yang saat ini ditafsirkan sebagai ayat tentang ilmu pengetahuan teknologi, yakni penemuan pesawat terbang. Semakin maju dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin menguak ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al-Quran. Dan hal ini menjadi bukti akan kebenaran firman Allah yang termuat dalam Al-Quran, sebagai landasan hidup manusia guna mewujudkan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.

Dengan ilmu kita mengetahui segalanya. Seorang bijak pernah berkata, “Ilmu tanpa amal adalah cacat, dan amal tanpa ilmu adalah buta”. Kalimat tersebut dapat dibenarkan, karena definisi cacat adalah sesuatu yang tidak sempurna atau masih banyak memiliki kekurangan. Cacatnya suatu ilmu terletak pada amalanya, yang mana jika ilmu tersebut tidak diamalkan, bahkan disalahgunakan untuk perbuatan yang buruk, maka hal tersebut akan menjadikan ilmu itu menjadi cacat. Berbeda dengan ilmu yang diamalkan dengan baik dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat, akan menjadikan ilmu tersebut menjadi sempurna karena amalanya.

Begitu pula dengan kalimat selanjutnya, yakni amal tanpa ilmu adalah buta. Dalam Al-Quran surat Al-israa’ ayat 36, Allah menjelaskan bahwa manusia dilarang untuk mengikuti segala sesuatu kecuali dengan ilmu, dengan kata lain segala yang dikerjakan dan diyakini manusia harus berlandaskan ilmu. Hal ini diperkuat oleh hadits nabi yang diriwayatkan Imam Muslim, “Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. Maka sudah jelas kedudukan ilmu sangatlah utama bagi manusia, karena segala sesuatu yang dilakukan manusia akan menjadi sia-sia apabila tidak dilandasi dengan ilmu.

Dalam kaitanya dengan keilmuan, eksistensi pendidikan sangatlah penting guna melahirkan bibit-bibit baru intelektual yang akan menjadi tonggak generasi yang akan datang. Namun dalam kenyataanya masih banyak dijumpai kegagalan-kegagalan dalam dunia pendidikan, sehingga kemajuan intelektual generasi baru hanya menjadi angan-angan belaka. Padahal semakin berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini, seharusnya menjadi indikator kesuksesan dalam melahirkan kaum pemikir yang hebat. Berbanding terbalik dengan itu, kemajuan ilmu pengetahuan justru membuat kebanyakan manusia saat ini menjadi matrealistik dan individualis, dengan hasrat yang berlebihan hanya mencari kenikmatan yang bersifat semu. Banyak orang pintar namun miskin nilai-nilai spiritualitas dan moralitas. Oleh karena itu, saat ini perlu adanya sistem pendidikan yang dapat menyatukan nilai-nilai keagamaan dan ilmu pengetahuan, sehingga diharapkan akan menghasilkan individu yang tidak hanya memiliki skill di bidang sains dan teknologi, akan tetapi juga memiliki kesadaran spiritual sehingga tidak terjerumus dalam globalisasi yang bisa menjadikan manusia hancur kapan saja.

Sehubungan dengan hal itu, mengabaikan nilai-nilai keagamaan dalam perkembangan sains akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Kecenderungan meninggalkan nilai-nilai keagamaan dapat dilihat secara empiris dampaknya seperti korupsi, sabotase dan sebagainya. Hal ini sangat disayangkan, karena sudah pasti menguntungkan pihak satu namun merugikan pihak lainya, dan hal tersebut sangat mudah dilakukan dengan menggunakan sains dan teknologi.

Merujuk kepada sejarah Islam, teknologi bukanlah sesuatu yang baru. Teknologi akan terus berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat untuk memudahkan urusan kehidupannya dari waktu ke waktu . Islam tidak pernah membentengi atau bahkan mengharamkan teknologi bagi manusia, terutama dimanfaatkan untuk pendidikan. Tidak ada hukum sesuatu itu haram kecuali terdapat nas dan dalil terang menyatakan sesuatu itu haram. Bahkan dalam kaidah ushul fiqh, suatu hal yang wajib dan hanya bisa diselesaikan dengan sesuatu hal yang lain, maka sesuatu tersebut hukumnya menjadi wajib. Sebagai salah satu contoh, belajar atau menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap umat Islam, namun untuk mewujudkan kondisi belajar yang efektif dan efisien diperlukanya sebuah laptop sebagai pendukungnya, maka laptop disini bisa dihukumi wajib.

Urgensi integrasi Al-Quran dan sains dalam pendidikan modern memiliki dua misi penting, yakni pembinaan moral spiritual dan daya intelektual. Mensinergikan antara Al-Quran sebagai pedoman umat Islam dengan sains merupakan suatu keharusan, karena Al-Quran sendiri merupakan sumber pengetahuan yang mencakup seluruh aspek kehidupan, dengan ditambah ilmu pengetahuan teknologi yang saat ini berkembang pesat, bukan suatu hal yang mustahil jika nantinya dunia pendidikan akan mencetak generasi pemikir yang memiliki spiritualitas tinggi dibanding dengan masa lalu.

Peserta didik saat ini dapat dikatakan berbeda dengan peserta didik masa lampau, saat ini mereka sangat kritis dan tidak begitu saja menerima pelajaran yang disampai oleh guru. Ketika disampaikan tentang haramnya perbuatan, maka mereka tidak serta merta menerima, namun mereka mempertanyakan apa yang membuat perbuatan itu menjadi haram. Dalam kasus seperti inilah peran Al-Quran dan sains diharapkan mampu memberikan jawaban dan penjelasan secara konkret. Sehingga perpaduan antara Al-Quran, sains dan dunia pendidikan dapat saling mendukung dalam memberikan pemahaman yang utuh kepada peserta didik.

Dengan integrasi Al-Quran dengan sains dan teknologi diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami. Sehingga tujuan pendidikan dalam mengarahkan peserta didik agar menjadi pribadi yang berintelektual serta ketakwaan yang tinggi dapat terwujud. Adapun bentuk formulasi integrasi Al-Quran dan sains dapat diwujudkan dengan menjadikan kitab suci sebagai basis atau sumber utama ilmu pengetahuan, memperluas batas materi kajian Islam dan menghindari dikotomi ilmu. Dan yang tak kalah penting dapat menumbuhkan pribadi yang berkarakter ulul albab, menelusuri ayat-ayat dalam alquran yang berbicara tentang sains, mengembangkan dunia pendidikan yang sekarang dan masa yang akan datang.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Pendidikan Agama Islam. Ketua Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah dan Staff Tabligh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization