Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Secangkir Cinta Gadis Piano

Secangkir Cinta Gadis Piano

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (arinarizkia.wordpress.com)
Ilustrasi. (arinarizkia.wordpress.com)

dakwatuna.com – Kecintaan kepada musik kadang menghasilkan banyak kejutan dalam kehidupan. Musik yang dipahami sebagai sebuah seni menikmati hidup adalah sebentuk syukur kepada Allah. Sebab setiap keindahan nada mampu membangkitkan semangat, optimisme, menghadirkan kesedihan dan menjawab keraguan. Bahkan sebagian musik bercita rasa Islami seperti nasyid, qasidah dan marawis dapat menaikkan semangat kaum muslimin untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Dalam muslik pula, seorang lelaki itu menemukan cintanya. Hidup sebagai seorang anak keluarga yang cukup berada, cita-citanya adalah menjadi pemain musik seperti Jimi Hendrix. Alur hidup pun membawanya selalu menyisihkan waktu untuk bermain musik. Dalam buku “Sebuah Perjalanan” sang lelaki bercerita “Saya akan bermain musik jika ada waktu luang dan kesempatan di manapun juga. Jadi kalau ada piano menganggur, dan saya juga kebetulan sedang senggang, saya akan bermain musik”

Dan siapa sangka dari bermusik, dia mendapatkan beasiswa musik di Amerika Serikat. Tapi alih-alih menjadi pemusik handal, impian itu harus dikubur setelah sang ibu marah besar dan mendesaknya untuk lebih memilih kuliah akuntansi di Amerika Serikat.. Jadilah sang lelaki, menuruti kehendak ibunya dan meninggalkan tanah air untuk menjemput mimpi meraih kehidupan lebih baik dengan menjalani kuliah di AS, Setelah lulus, kehidupannya semakin menanjak usai diberikan kepercayaan mengelola perusahaan asing, kemudian mendirikan bisnis sehingga sang lelaki dikenal publik sebagai pengusaha.

Tapi, jiwa bermusik agaknya tak pernah hilang dalam kehidupannya. Sebab sekali lagi, dia mencintai musik sebagai suatu seni yang terlanjur merasuk dalam kesehariannya. Pada akhirnya, dia pun menemukan sosok wanita idamannya dari musik. Kisahnya bermula ketika liburan musim panas, dia pulang ke Indonesia, membuka kelas piano di mana salah satu muridnya seorang gadis SMA. Selesai liburan, dia kembali ke Amerika untuk melanjutkan proses kuliahnya. Setelah beberapa tahun, sang lelaki kemudian memutuskan pulang kembali ke Indonesia. Singkat cerita, dia bertemu dengan mantan muridnya dan menjalin ikatan cinta yang diresmikan pada 17 April 1993 melalui sebuah prosesi agung ikatan suci pernikahan.

Dari pernikahan itu, pasangan ini memiliki anak-anak yang mencintai musik khususnya piano meniru dirinya yang menikahi sang gadis piano. Sejak itu pula, sahabatnya mengenalnya tak hanya dalam kapasitas sebagai menteri dalam kabinet SBY, melainkan seorang yang mencintai vernaub gitar, biola, saksofon, piano dan alat petik India. Dia pun minat kepada musik jazz dan rock.

Jadi bagi anda, seorang muslim yang mencintai musik kembangkan bakat tersebut, jadikan sebagai alat dakwah. Jika Sunan Kalijaga mengembangkan kesenian wayang untuk memikat hati dan membuat masyarakat kecanduan kepada dakwahnya. Tak ada salahnya Islam menghadirkan pesonanya dengan kelahiran grup marawis dan qasidah yang memuji Rasulullah, mengingatkan manusia untuk ibadah dan memuji keagungan Rabb-Nya. Seperti pula kita mengharapkan semakin banyak grup nasyid bermunculan, bukan tuk sekadar menghibur melainkan membawa pesona kata-kata yang membuat manusia mendapatkan kecintaan mendalam kepada Allah. Dan semoga pula semakin banyak lahir band berkualitas, bukan hanya jualan lirik cadas, liar, mendayu-dayu/romantis dan vulgar, melainkan band religius yang membawa pendengarnya ingat selalu kepada Allah. Sebelum ditutup anda tentu bertanya, siapa sosok lelaki dalam cerita ini. Dialah Gita Wiryawan, mantan Menteri Perdagangan RI yang mencintai musik sebagai pilihan hidup, pencarian sang gadis piano dan bukan tak mungkin jalan dakwah kepada masyarakat untuk mendekat kepada Rabb-Nya.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan peneliti Insure. Tinggal di Jakarta.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization