dakwatuna.com – Ankara. Mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin (IM) Suriah, Ali Sadreddine Al-Bayanouni, mengatakan bahwa Suriah adalah simbol penderitaan abad ini. Tidak mungkin bisa menjelaskan bagaimana penderitaan mereka yang menjadi korban pembantaian massal dari rezim berkuasa dan konspirasi dari masyarakat yang sampai saat ini masih mendiamkan kejahatan terhadap kemanusiaan tersebut.
Hal itu disampaikannya di sela-sela pertemuan tahunan IUMS di Istambul yang diadakan Rabu-Jumat (20-22/8/2014). Al-Bayanouni menyebutkan bahwa selain pembantaian rakyat Suriah saat ini juga menghadapi bahaya gerakan ekstremisme dari jamaah-jamaah takfiriyah (mengkafirkan sesama Muslim) yang bukan menjadi sifat rakyat Suriah. Menurut beliau, orang yang membunuh seorang Muslim atas nama Islam telah membuat buruk citra Islam yang terkenal toleran. Ini jelas mengindikasikan adanya perang besar melawan dakwah Islam moderat.
Rakyat Suriah, menurut Al-Bayanouni, juga sebenarnya tidak mengenal pertikaian rasial. Tapi karena adanya politik kejam rezim berkuasa, intervensi Hizbullah, intervensi Iran, dan milisi-milisi Syiah Irak, maka terjadilah perang antar kelompok di Suriah saat ini. (msa/dakwatuna/IUMS)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: