Topic
Home / Pemuda / Essay / Sempurnanya Cinta

Sempurnanya Cinta

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (mujahidahsyda.blogspot.com)
Ilustrasi. (mujahidahsyda.blogspot.com)

dakwatuna.com – Bismillahirrahmanirrahim.. Segala puji bagi Allah yang menitipkan rasa pada seluruh hamba-Nya, rasa yang dengannya ia bergelora berdetak memenuhi kalbu dalam sudut ruang harap.

Ia adalah cinta.
Tulisan kali ini akan membahas tentang C I N T A, sekali lagi ce i en te a. Duh, ini bukan karena saya sedang jatuh cinta, malu sih kalau belum nikah sudah jatuh cinta.

Oke fokus..
Merasakan cinta adalah salah satu fase perkembangan yang pasti dilewati oleh semua orang, jangan minta saya untuk mencantumkan sumber, karena ini bukan skripsi. Aku, kamu, dan kita semua pernah merasakan ini, kan?

Kalau sudah terlanjur “jatuh” pada cinta yang membuat kita lemah, gimana ya menyikapinya?

Ini sering terjadi pada siswa maupun siswi saya, yang rerata adalah usia remaja. Mengeluh, sulit move on, kepikiran terus, gak semangat kalau gak ada dia, sakit rasanya kalau melihat dia dekat dengan yang lain, jadi tidak fokus belajar, dan segala hal melemahkan lainnya.

Bahkan, yang membuat saya sedih bahwa ada remaja yang merelakan kesuciannya demi yang katanya “cinta dan yang mencintainya”? Ah, mengapa hal hina ini yang kau sebut sebagai cinta? Bukankah cinta adalah kesucian? Semestinya, cinta membuat kita menjaga kesucian.
Bagaimana cara melupakan cinta yang sering melemahkan atau bahkan menghinakan kita?

Cinta tidak bisa dilupakan dengan benci, kita tidak bisa bahkan tidak boleh menggantikan rasa cinta menjadi rasa benci. Satu-satunya cara melupakan cinta yang sering membuat lemah adalah dengan mencintai yang bisa menguatkan. Saya tidak meminta kau untuk mencari orang baru untuk kau cintai, karena belajarlah dari pengalamanmu, bahwa manusia adalah membuat kita lemah, apalagi mencintai lawan jenis sebelum waktunya. Lalu apa? Cinta yang bagaimana yang menguatkan? Sandarkan cintamu pada Yang Maha Menguatkan, pada Yang menciptakan Cinta, pada yang segalanya bermuara pada-Nya?

Maksudnya?
Ya, ketika cinta terasa melemahkan, saat itu kau harus merevisi seseorang yang kau cinta, cukuplah kau ganti dengan mambangun cinta yang lebih besar untuk Sang Maha Cinta. Teoretis? Tidak, ini bukan hanya sekedar teori, tapi ini adalah hal yang bisa kita praktekkan.

Praktekkan saja, caranya:
1. Berceritalah pada Allah tentang rasa yang membuatmu lemah, menangislah, tumpahkan segalanya pada Allah.
2. Selanjutnya, baca Al-Quran dan terjemahannya, kau kan temukan banyak kata cinta dari-Nya.
3. Berkumpul dengan orang-orang shalih, ikut mentoring atau kajian.
Praktekkan tiga hal ini secara terus menerus, hingga kau menemukan semangat baru dalam membangun cinta, cinta pada Allah.

Maka ketika kau mengubah cintamu menjadi mencinta-Nya, kau kan temukan kekuatan, kekuatan untuk hidup manfaat. Kau kan temukan ketenangan, ketenangan dalam taat. Kau kan temukan bahagia, bahagia untuk membahagiakan. Kau kan temukan baik sangka, baik sangka bahwa Ia mempersembahkan yang terbaik bagi kita.

Maka ketika kau mengubah cintamu menjadi mencinta-Nya, tak kan kau temukan putus asa, karena bersama-Nya akan selalu kau temukan jalan keluar, tak kan kau temukan keresahan, karena pada-Nya yang membuat hati kita tentram.

Kembalilah pada-Nya, agar cinta terasa semakin penuh cinta. Percayalah. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra`d : 28).

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. ‘Āli `Imrān : 31).

Kau begitu sempurna, dimataku Kau begitu indah..
Kau membuat hidupku akan selalu memuja-Mu..
(Sempurna)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Muslimah lulusan BK UNJ yang kini sedang mengisi hari untuk dunia pendidikan. Mengajar adalah kehidupan. Hidup adalah untuk menyampaikan kebenaran, yaitu dengan mengajar

Lihat Juga

Kesempurnaan Seorang Ibu

Figure
Organization