Topic
Home / Berita / Daerah / Gubernur Sumbar Buka Musabaqah Qira’atil Kutub

Gubernur Sumbar Buka Musabaqah Qira’atil Kutub

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno membuka kegiatan  Musabaqoh Qira'atil Kutub tingkat Provinsi Sumatera Barat.  (Erwin FS)
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno membuka kegiatan Musabaqoh Qira’atil Kutub tingkat Provinsi Sumatera Barat. (Erwin FS)

dakwatuna.com – Padang. Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno membuka kegiatan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Provinsi Sumatera Barat. Dalam kegiatan bertema Musabaqah Qiro’atil Kutub Meningkatkan Semangat Santri Pondok Pesantren Menjadi Kader Ulama Masa Depan ini, Gubernur menyatakan bahwa kegiatan ini bisa memotivasi anak-anak pesantren untuk terus meningkatkan pemahaman dan pengamalan terhadap nilai Islam yang diperolehnya.

“Dampaknya, semakin meningkat keagamaan di masyarakat Sumbar. Masyarakat menjadi lebih baik, aman, tertib, dan damai. Sehingga berkah Allah mengalir kepada rakyat Sumbar, dan kita terlepas dari bencana, penyakit sosial, dan permasalahan yang ada,” kata Gubernur ketika membuka MQK di asrama Haji Tabing Padang, selasa (5/8).

Lebih lanjut disampaikan Gubernur, kehadiran kanwil agama sangat di apresiasi sekali dan ini tak perlu di debat lagi, ini member motivasi dan dapat belajar memperdalam ajaran Islam sehingga dapat  di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari.

Dalam keseharian di pondok pesantren kita telah punya sarana dan prasarana, menyediakan pelajaran dengan baik dan cukup, namun perlu juga tokoh sentral, ia sebagai ulama dan seorang guru yang seharian dapat menjadi panutan para santri itu sendiri.

Musabaqoh ini sendiri diikuti oleh 18 kabupaten/kota yang ada di Sumbar (kecuali Kabupaten Mentawai), dengan peserta sebanyak 410 orang santri.

Di tempat bersamaan, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Sumatera Baratjuga menekankan agar perlombaan dengan sembilan cabang kegiatan yang diperlombakan ini menjadi wadah pendidikan kepada para santri peserta, yang mendukung fungsi pesantren, salah satunya untuk pembinaan kaderisasi calon ulama.
Ditegaskan juga oleh Kakanwil bahwa pondok pesantren sejatinya menjalankan kegiatan pengkajian Kitab Kuning.

“Melalui pondok pesantren, kajian kitab-kitab klasik didalami. Ciri khas Pondok Pesantren harus ada kajian Kitab-Kitab Kuning. Kalau ada Pondok pesantren yang tidak ada kajian Kitab Kuning, itu pembohongan,” tandasnya.  (sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Manisnya Iman Semanis Kurma Ketika Berbuka

Figure
Organization