Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Mayoritas Negara Kutuk Israel, Hanya Amerika dan Jerman yang Bela Israel

Mayoritas Negara Kutuk Israel, Hanya Amerika dan Jerman yang Bela Israel

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Salah satu serangan udara yang dilancarkan Israel di Gaza (Islamion)
Salah satu serangan udara yang dilancarkan Israel di Gaza (Islamion)

dakwatuna.com – Kemenlu Amerika Serikat pada hari Rabu (9/7/2014) mengatakan bahwa Amerika Serikat membela Israel di mana perbuatan Israel itu adalah hak untuk membela diri. Jerman juga mengambil sikap yang sama yaitu mendukung agresi militer Israel di Gaza, di sisi lain Rusia bersikap netral. Adapun negara-negara lainnya termasuk negara-negara Islam mengutuk serangan Israel tersebut.

Jubir Kemenlu Amerika Serikat Jen Psaki mengatakan Amerika mendukung hak Israel untuk membela dirinya sendiri. Saat ditanya “Bukankah Palestina juga punya hak yang sama untuk membela dirinya?”, dia menjawab “Ada perbedaan besar antara serangan roket kelompok teroris yang menjadikan Gaza sebagai sarangnya dengan Israel yang membela dirinya sendiri.”

Psaki berpandangan kedua belah pihak melakukan kesalahan saat dihadapkan pilihan-pilihan yang sulit untuk melanjutkan proses perdamaian yang akhir-akhir ini telah gagal. Dia menegaskan para pejabat Amerika juga mendorong kedua pihak untuk menjaga ketenangan situasi dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga rakyat sipil.

Psaki menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebelumnya telah berkomunikasi dengan PM Israel Benyamin Netanyahu dan berniat akan menghubungi Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Presiden AS Barack Obama menghimbau pihak Israel dan Palestina untuk sama-sama menahan diri dan mengatakan bahwa kedua belah pihak harus bersedia untuk menerima risiko perdamaian.

Agresi Israel di Gaza menimbulkan banyak sikap dari dunia internasional. Sekjen PBB Ban Ki Moon mengutuk serangan roket dari Gaza ke Israel, serta menghimbau agar Israel dan Hamas untuk menahan diri. Ban juga menghubungi pimpinan kedua belah pihak sebagai usaha mencapai gencatan senjata, dia juga mengatakan ini merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi kawasan selama beberapa tahun terakhir. Angela Merkel, Kanselir Jerman juga mengutuk serangan roket Al Qassam, dalam percakapan via telepon antara dirinya dengan PM Israel Benyamin Netanyahu pada hari Rabu (9/7/2014) Merkel menyatakan tak ada alasan yang dapat membenarkan serangan semacam itu.

Adapun Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan, “Yang terpenting adalah menghentikan serangan ke Israel dan menghentikan serangan balasan ke Gaza.” Dia menganggap hal itu dapat menjadi awal terwujudnya gencatan senjata yang sudah pernah berkali-kali diadakan di wilayah itu.

Sebaliknya, PM Turki Reccep Tayyep Erdogan mengambil sikap mendukung pihak Palestina. Erdogan berkata rakyat Turki tidak mungkin membelakangi rakyat Gaza yang setiap hari diserang oleh Israel. Dalam pidatonya di depan lautan massa kampanye pemilu presiden Turki, dia juga mengatakan “Tidak mungkin bersikap netral dalam masalah Palestina di mana orang-orang yang tak bersalah dibunuh,” sebagai jawaban atas pernyataan pesaing dari kubu capres lainnya, Ekmeleddin Ihsan Oglu yang mengatakan agar Turki sebaiknya bersikap netral dalam masalah Palestina.

Dari Malaysia, PM Malaysia Najib Abdul Razak mengutuk serangan Israel, di akun Facebooknya dia menulis bahwa Malaysia menyesali hilangnya nyawa yang tidak bersalah, serta menyerukan kedua pihak agar sama-sama menahan diri.

Dari dunia Arab, Kemenlu Uni Emirat Arab dalam pernyataannya mengatakan Emirat kembali mengutuk secara total kebrutalan yang menyebabkan melayangnya nyawa rakyat sipil dan meminta masyarakat internasional agar beraksi secara cepat untuk menghentikan agresi Israel terhadap Palestina. Pemerintah Yordania melalui Jubir Muhammad Al Momeni menuntut Israel menghentikan operasi militernya secepat mungkin dan menentang dengan keras tindakan Israel tersebut. Presiden Sudan Omar Al Bashir menegaskan sikap Sudan yang mendukung pihak Palestina juga mendukung kemerdekaan Palestina, pernyataan tersebut disampaikan saat rapat bersama Khaled Misyal di kantor Hamas di Qatar. Kemenlu Tunisia mengatakan dalam pernyataannya mengutuk dengan keras eskalasi operasi militer Israel yang berbahaya dan meminta masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk ikut campur segera untuk menghentikan Israel dari kejahatannya yang tak dapat dibenarkan itu.

Dalam percakapan via telepon, Presiden Mesir Abdul Fatah Al Sisi dan Sekjen PBB Ban Ki Moon sepakat untuk bekerja keras dengan pihak Palestina dan Israel demi mewujudkan ketenangan dengan mengambil segala kebijakan yang diperlukan untuk membantu rakyat sipil di Gaza.

Disebutkan bahwa para Menlu anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) hari Kamis akan mengadakan pertemuan luar biasa Komite Eksekutif yang membahas langkah gerak cepat untuk menghadapi agresi Israel dengan melibatkan forum internasional. Di sisi lain, Dewan Keamanan PBB juga mengadakan rapat darurat untuk membahas perkembangan di Gaza. (dakwatuna/msh/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa Univ. of Holy Quran Sudan. Alumni SDIT Ummul Quro Kab Bogor. Alumni MTs Husnul Khotimah Kuningan. Alumni MA Husnul Khotimah Kuningan.

Lihat Juga

Palestina Tolak Rekonsiliasi Tanpa Kemerdekaan

Figure
Organization